Tahukah Anda jika pedagang keliling yang kita jumpai setiap hari bahkan setiap sekian jam lewat di depan rumah atau kontrakan kita itu berpenghasilan minimal Rp. 100.000,-s/d Rp. 300.000,- bersih perhari dan bahkan bisa lebih lho !
Dan Jika Anda berminat menjadi pedagang keliling saya sarankan, jangan
mau seumur hidup jadi pedagang keliling, TAPI jadilah bosnya para pedagang
keliling. Caranya ?
Sekedar share saja dan mudah-mudahan ada yang terinspirasi dengan beberapa kisah berikut ini :
KISAH PERTAMA :
Saya setiap hari berdagang bakso keliling pake sepeda motor yang saya namakan TORGASO motor niaGA bakSO di Perumahan Gardenia 1 Citra Raya ( Silahkan Cek kesana jam 15.00 s/d 21.00 ) saya ada di dalam komplek perumahan itu.
Di situ saya ketemu dengan lebih dari 15 pedagang keliling ( Pedagang Gorengan, Siomay, Kue Puthu, Roti Sari roti, Roti Ayu, Roti inti Bakery, Bakso malang Cak Nur, Bakso Malang Mitra, Bakso Malang 3 jaya, Bakso Malang Amanah, Bakso Cuanki Bandung, Tokoyaki, Es krim Monas, Martabak Mini, Seblak Bandung, Tahu Bulat, Jasa penjahit vermak, dll ), termasuk Bakso SOPO NYONO Kang Mul Jozz punya saya dan pedagangnya juga saya sendiri ….hehehe.
Hampir semua pedagang-pedagang tersebut sudah saya kenal baik dan biasa ngobrol-ngobrol santai sambil menunggu pembeli datang. Ternyata hampir semua beromset Rp. 400.000,- s/d Rp. 600.00,- perhari, dengan modal belanja berkisar antara Rp. 200.000,- s/d Rp. 300.000,- setiap harinya. Dan silahkan hitung sendiri berapa untungnya !
KISAH KEDUA :
Ada 3 pedagang yang menarik perhatian saya :
1.
Pedagang
Somay Baraya,
2.
Pedagang
Bakso Malang Mitra, dan
3. Pedagang Bakso Malang Cak Nur.
1 pedagang somay Baraya cukup dekat dengan saya karena hampir tiap hari barter Somay – Bakso, 2 pedagang bakso Malang Mitra dan Cak Nur sering bertegur sapa dengan saya, meski kedua pedagang Bakso Malang tersebut masuk dalam kategori competitor mengingat sama-sama menjual Bakso, tapi hubungan kami cukup baik karena punya pelanggan masing-masing.
Yang menarik buat saya, ketiga pedagang tersebut bukan menjual dagangan
mereka sendiri, artinya mereka adalah karyawan atau anak buah bos-bos mereka
dengan perhitungan profit sharing yang berbeda-beda :
1.
Somay,
70% buat penjual, 30% buat bos,
2.
Bakso
Malang Mitra, 20% dri omset buat Penjual,
3. Bakso Malang Cak Nur, di hitung perbiji. Misal : dari Bos 800/bakso di jual 1000/bakso, dst
Dan yang menarik buat saya untuk di tiru adalah bos mereka, bukan penjualnya. Bos Somay punya 5 grobak dan 5 penjual, Bos Bakso Malang Mitra belum tahu punya berapa anak buah, sementara Bos Bakso Malang cak Nur punya 2 kios Bakso malang di Bitung dan Cikupa serta 8 grobak dorong dan 8 penjual tentunya.
Secara hitung-hitungan matematika bisa kita catat sendiri berapa penghasilan si Bos-bos ini, dengan mengacu pada perhitungan omset dan profit sharing mereka masing-masing.
Usaha ini kelihatannya sepele, tetapi jika mau di tekuni bukan tidak mungkin penghasilan pedagang-pedagang keliling yang notabene hanya penjual alias anak buah bisa berpenghasilan mengalahkan UMR saat ini, dan Bos-Bos mereka juga berpenghasilan yang setara dengan para manager dan bahkan direktur di Perusahaan-perusahaan, yang membedakan mungkin cara kerja dan gaya hidupnya.
Anda dan saya yang sudah menggeluti usaha konvensional atau yang mau
terjun ke usaha konvensional tinggal pilih, hanya mau jadi penjualnya saja,
atau berproses dan menetapkan Visi untuk menjadi Bos bagi para pedagang, Tapi
tentunya prosesnya tidak semudah hitung-hitungan di atas. Rasa malu harus di
buang jauh-jauh dari perasaan kita saat menjajakan dagangan kita, kodrat
sebagai seorang pedagang harus di terima saat proses hariannya seperti :
1.
Omset
pasti naik turun, tak mungkin sama perharinya, dan itu harus di sadari sebagai
seorang pedagang.
2.
Harus
sabar menghadapi para konsumen dan pelanggan yang berbeda-beda karakter dan
keinginan.
3.
Siap
bekerja dengan waktu yang lebih panjang dibanding dengan karyawan yang
rata-rata 8 jam perhari.
4. Buang jauh-jauh rasa malu saat berjualan dan bertemu dengan rekan-rekan lama, bahkan mungkin merekapun nggak berani jualan karena malu. Anda sudah punya nilai plus dalam hal ini.
Jangan pernah berpikir dan jangan pernah mau hanya jadi pedagang keliling sendirian, tapi lahirkan pedagang-pedagang baru yang menjadi karyawan kita.
“SESEORANG YANG BERPENGALAMAN BERTAHUN-TAHUN
DALAM BIDANG TERTENTU, AKAN BISA DI KALAHKAN OLEH
ORANG YANG PUNYA SEDIKIT PENGALAMAN DI BIDANG TERTENTU TERSEBUT
TAPI PUNYA KREATIFITAS
YANG TINGGI”
Kang Mul ternyata luar biasa.
BalasHapusPengalamannya luar biasa
Sehat selalu kang
Aamiin, sehat dan berkah juga buat Bang Indra dan semua rekan2 komunitas Literasi di seluruh Nusantara.
HapusBuang jauh rasa malu maka kesuksesan dapat kita raih,sngat pak yuk kita semua bisa
BalasHapusLeres Bu, jika sudah terbiasa, rasa malu itu akan hilang pada waktunya. Wong ini halal koq kenapa malu
HapusTerima kasih sdh berbagi pengalaman. Kata orang pengalaman adalah guru terbaik.
BalasHapusLeres Pak D. Bahkan sangat karena memberikan pelajaran yg sangat berharga dalam perjalanan hidup
Hapus