BIM Berbagi

BIM Berbagi

Rabu, 10 Maret 2021

Peristiwa Subuh


Waktu menunjukkan pukul 03.30 Bagian Barat Indonesia, aku terbangun dari lelapnya tidur malam yg dingin menusuk tulang. Masih enggan rasanya membuka mata ini, sayup terdengar suara rintik hujan yang makin cepat mengguyur bumi memecah kesunyian sepertiga malam ini.

Alarm berbunyi bersahutan dari dua HP yang berbeda, HP istriku ikut meramaikan suasana pagi ini. HPku di setting alarm bunyi dari jam 02.45, 03.05, 03.15 dan baru terdengar sayup-sayup antara sadar dan tidak pukul 03.30 berbarengan dengan turunnya hujan yang menambah keinginan untuk melanjutkan mimpi yang tertunda. 

"Huh, dasar syetan ....enyah kau dari telingaku !, Alhamdulillahilladzi ahyana ba'dama amatana wailaihinnusur"  sekuat tenaga kukumpulan energi untuk melawan kejamnya syetan membujukku untuk tidur kembali.

"Ya Allah beri hamba kekuatan untuk bangkit dan segera menghadap-Mu" dalam suasana batin yang hampir setiap hari aku rasakan setengah sadar antara bangun dan bersegera berwudhu atau tidur lagi memanjakan diri dan membuat bersorak para syetan.

Sering mendengar ceramah para Ustadz bahwa di sepertiga terakhir malam ini Allah selalu turun ke langit dunia, mendengarkan do'a dan rintihan hamba-hamba-Nya, mengabulkan siapapun yang meminta kepada-Nya. Dan bahkan mengangkat derajatnya para ahli Tahajud.

Namun peristiwa di Subuh hari sungguh benar-benar suatu pembuktian seberapa besarnya iman kita kepada Allah, seberapa seriusnya kita berupaya menggapai keutamaan ibadah di sepertiga malam berlanjut sampai subuh dan bahkan setelah Subuh.

Semoga Allah mengampuni dosa dan kesalahanku dan kita semua para pejuang subuh. Setiap bangun di pagi hari atau dini hari, harus selalu meluruskan niat, semoga bangunku pagi ini bukan hanya karena sekedar akan menyiapkan dagangan yang harus ku jajakan usai subuh nanti atau hanya untuk sekedar mengejar waktu masuk kerja dan menghindari macet jalanan kota.

Berharap bangunku pagi ini dan setiap pagi atau dini hari karena janji Allah yang pasti di tepati bahwa :
1. Setiap Muslim laki-laki atau perempuan yang mendawamkan sholat Tahajud maka akan di naikkan derajatnya beberapa tingkat dan kelak ada pintu special di surga untuknya. “Pada sebagian malam, laksanakanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat terpuji”. QS. Al-Isra’ : 79.

2. Dua rakaat sholat sunah Fajar lebih baik dari dunia dan seluruh isinya,” kata Nabi. Pahala sholat sunah Fajar sangat fenomenal. Nabi SAW memberi informasi, "Dua rakaat sholat sunah Fajar lebih baik dari dunia dan seluruh isinya.” (HR. Muslim)

3. Barang siapa yang salat isya berjamaah maka seolah-olah dia telah salat malam selama separuh malam. Dan barang siapa yang salat subuh berjamaah maka seolah-olah dia telah salat seluruh malamnya," HR. Muslim no. 656).

4. Dari Anas bin Malik RA dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang sholat Subuh berjamaah, kemudian dia duduk, dalam riwayat lain: dia menetap di masjid, untuk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit, kemudian dia sholat dua rakaat, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah, sempurna sempurna sempurna.” (HR Tirmidzi).  Point ini yang cukup berat karena terbentur dengan aktifitas persiapan berangkat kerja atau berdagang, kecuali hari libur atau pas libur berdagang.


Allah Azza Wa Jalla memberikan begitu banyak bonus jika beribadah di sepertiga akhir malam sampai subuh dan terbit matahari, sayangnya kita belum bisa istiqomah melakukannya. 

Semua ini karena memang perjuangan untuk itu sungguh sangat berat di waktu yang krusial, kecuali bagi orang-orang Beriman yang Mukhlis. Maka berbahagialah bagi yang sudah mendawamkannya. 

Semoga kita menjadi hamba-hamba Allah yang bisa memperoleh kemenangan di waktu Subuh dan dini hari, sehingga pantas dan berhak mendapatkan janji Allah yang sungguh sangat luar biasa ini.

Salam Literasi

Kang Mul Jozz
(Dari Berbagai Sumber)





Menjual Diri


MENJUAL DIRI

“Pada dasarnya semua Manusia adalah seorang Penjual, apapun Profesinya”

Sepintas judul di atas berasumsi negatif. Mengingat selama ini di masyarakat kita, ketika berbicara menjual diri berarti melacur. Tetapi coba kita cermati lebih dalam dengan kalimat ini, bahwa menjual diri artinya menjual kemampuan diri kita untuk kemudian di bayar dengan nilai rupiah tertentu atau mendapat penghargaan tertentu.

Sebelum dipilihnya Uang sebagai alat tukar, jaman dahulu untuk mendapatkan barang atau produk harus melakukan tukar menukar barang atau lebih dikenal dengan istilah “Barter” dengan kesepakatan sesuai kebutuhan kedua belah pihak, contoh si A mempunyai beras dan butuh sarung untuk selimut, sementara si B mempunyai sarung dan butuh beras untuk makan, maka kedua belah pihak bisa melakukan barter dengan kesepakatan beras ditukar  dengan sarung.

Seiring perkembangan zaman, ilmu dan technologi, maka di cetaklah uang sebagai alat untuk pembayaran, baik untuk membeli barang atau sebagai alat pembayaran upah atau gaji. 

Zaman semakin berkembang, industri mulai bermunculan dimana-mana. Tenaga kerja mulai di butuhkan dan dihargai oleh pemilik perusahaan. Profesipun mulai mendapat pengakuan. Mulai dari Guru, Pengacara, Jaksa, Hakim, Pilot, Dokter, Artis, Atlet, dll. Bukan sekedar pengakuan tetapi tingkat penghargaan dan kesejahteraannya pun mulai di perhatikan dan diperhitungkan.

Dari sekian Profesi yang penulis sampaikan di atas seolah tak satupun yang melakukan transaksi penjualan. Benarkah ? Apakah hanya pedagang saja yang melakukan penjualan ?

Dan, kata menjual seolah-olah hanya di dominasi oleh para pedagang, Sales, Marketing, agen dan  calo. Sebagai contoh Pedagang bakso menjual bakso semangkuk Rp. 10.000,-, Penjual Sepatu menjual sepasang sepatu Rp. 150.000,-  dan seterusnya. Apakah benar menjual hanya dilakukan oleh para pedagang, sales dan marketing ? tentu saja tidak. 

Profesi yang lain seperti Pekerja/Karyawan, Guru, Pengacara, Jaksa, Dokter, dll sebenarnya secara tidak langsung melakukan transaksi penjualan. 

Mereka menjual kemampuan dan keahliannya kepada pihak lain untuk di bayar dengan sejumlah uang juga. 

Contoh Karyawan menjual tenaga dan keahliannya kepada perusahaan untuk di bayar/digaji sesuai dengan peraturan perusahaan atau kesepakatan kedua belah pihak, Guru menjual kemampuannya untuk mengajar kepada para siswa untuk di bayar dengan Gaji bulanan oleh pemerintah atau yayasan, Dokter menjual sistem pengobatan dan sekaligus obatnya kepada para pasien, Pengacara menjual pembelaannya kepada kliennya, dan seterusnya. 

Jadi pada dasarnya kita menjual kemampuan dan keahlian kita untuk mendapatkan bayaran tertentu. 

Nah, mengingat bahwa setiap kita adalah penjual, maka sudah semestinya kita menggali kemampuan, keahlian, kegemaran, hobby, dan semua yang berkaitan dengan potensi kita untuk digali dan dijual untuk mendapatkan penghasilan, baik penghasilan utama atau penghasilan kedua, ketiga atau keempat. 

Seharusnya setiap kita tidak membatasi diri dengan hanya menjual kemampuan tenaga kita untuk di bayar dengan sejumlah uang tertentu di perusahaan atau instansi tempat bekerja saja. Sangat di sayangkan ketika keahlian kita yang lain dibiarkan terkubur dalam-dalam begitu saja,  sementara Alloh SWT memberikan keahlian itu untuk dipergunakan semaksimal mungkin untuk kemaslahatan diri kita, keluarga dan masyarakat.

Jika di cermati dan bahkan disurvey, sebagian dari kita saat ini mempunyai pekerjaan atau profesi yang tidak sesuai dengan cita-cita, latar belakang pendidikan dan bahkan potensi atau keahlian yang dimiliki sebelumnya. 

Sebagian mungkin terpaksa menjadi dan menjalani pekerjaannya karena perjalanan hidup yang terus mengalir dan akhirnya harus memilih kondisi ini karena sebuah kebutuhan yang harus di penuhi meskipun terkadang tidak sesuai dengan keinginan, kenyamanan kerja atau bahkan tidak sesuai dengan hati nurani.

Saat ini mulai marak entrepreneur-enterpreneur muda yang sukses. Mereka mengawali usahanya saat mereka masih menjabat sebagai seorang karyawan, PNS atau pegawai lainnya. Biasanya usahanya dirintis karena gajinya atau honornya tidak mencukupi untuk kebutuhan hidupnya. 

Pada awalnya hanya sebagai penghasilan tambahan saja, seiring dengan kemajuan usahanya bahkan akhirnya mereka harus memilih untuk tetap bekerja dengan melakukan usaha sampingan atau memutuskan untuk resign dari pekerjaan dan full time di usahanya. 

Situasi inilah hal tersulit untuk menentukan pilihan, mengingat jika sebagai karyawan atau pegawai mempunyai gaji tetap dan jelas penghasilan perbulannya, sementara jika memilih full time usaha meski kadang mendapat penghasilan yang besar dan tak terduga, suatu saat harus bersiap dengan berkurangnya penghasilan karena menurunnya omset dan faktor –faktor lainnya.

Berani saja tidak cukup, karena berani juga butuh perhitungan. Tetapi terlalu banyak pertimbangan juga membuat kita tidak berani melangkah kemana-mana. 

Sementara mereka yang siap dan berani nyemplung di samudera rejeki dengan perhitungan tentunya, maka  Alloh SWT sudah siapkan rejeki itu  ada dimana-mana. Tinggal bagaimana kita menggali dan mengeluarkan seluruh kemampuan, keahlian dan potensi kita untuk menjemput rejeki itu.

Masih ingatkah anda dengan testimony seorang remaja yang terbawa arus banjir karena menolong menyebrangkan sepeda motor dan akhirnya harus terbawa arus banjir beberapa waktu lalu ? (saat itu sering di tayangkan disalah satu Stasiun Televisi Nasional).b

Bahkan saat di wawancara dengan pertanyaan, 

“ Apakah Anda bisa berenang ?” …….

Spontan dia menjawab : “Tidak bisa!” 

Wartawan kembali bertanya, ” Lalu apa yang bisa membuat Anda bisa selamat ?"

Dengan lugu dia menjawab : “ Saat saya tenggelam, yang terpikir di benak saya hanya terus bergerak dan muncul ke permukaan air agar tetap hidup, dan akhirnya ada teman saya yang melemparkan kayu untuk pegangan saya” 

(#Kejadian Nyata saat terjadi banjir bandang di Bekasi#)

Sekelumit kisah nyata diatas mungkin bisa kita jadikan renungan, bahwa selama kita terus bergerak, berusaha maksimal dengan kemampuan, keahlian dan potensi yang kita miliki serta senjata Do’a tentunya, Insya Alloh kita tidak akan tenggelam dalam arus samudera kehidupan ini. 

Karena  dengan pergerakan kita, Alloh SWT dan orang-orang di sekitar kita akan melihat pergerakan itu dan kayu penolong itupun akan datang menghampiri kita, karena sehebat apapun diri kita, Pasti kita memerlukan orang lain dalam setiap aktifitas dan usaha kita.

Penulis tidak bermaksud untuk memberikan arahan agar Anda keluar dari pekerjaan dan memulai usaha baru, tidak sama sekali, itu namanya bunuh diri. 

Tetapi penulis mengajak untuk sama-sama kita menggali potensi apa yang ada dalam diri kita dan bisa kita jual untuk mendapatkan penghasilan meskipun Anda masih bekerja. Contoh sederhana, teman saya seorang Guru dan kebetulan istrinya juga seorang guru, di rumahnya membuka bimbel dan les privat waktunya sore sampai malam sepulang beliau mengajar di sekolah. 

Awalnya hanya di rumahnya saja, kemudian sewa rumah di sebelahnya khusus untuk kegiatan bimbel dan privat, Alhamdulillah saat ini rumah tersebut sudah di belinya dan bimbelnya semakin maju.

Belajar berenang tidak bisa hanya dilakukan di dalam kelas, meskipun yang mengajar seorang pelatih nasional sekalipun, kalau tidak praktek ke kolam atau ke sungai, sampai kapanpun tidak akan bisa berenang. 

Cara paling efektif dan cepat adalah datang ke kolam renang ajak pembimbing atau pemandu yang bisa mengarahkan cara berenang, nyemplung ke kolam dan bergerak untuk tidak tenggelam. 

Begitu juga bisnis, tidak bisa hanya dengan teori dan perhitungan-perhitungan matematika, tetapi harus terjun langsung memulai usaha tersebut, tentunya dengan bimbingan orang yang sudah lebih dulu terjun ke dunia usaha tersebut dan berhasil. 

Jangan mudah tergiur dengan janji-jani investasi yang untung besar cepat dan mudah, karena semua orang sukses dan orang besar di dunia ini sebelumnya telah melalui berbagai macam cobaan, ujian, kesakitan, kemiskinan, kebangkrutan dan kesulitan lainnya yang membuat mereka bangkit bergerak dengan seluruh daya upaya dan potensi dalam diri mereka untuk keluar dari kesulitan tersebut dan akhirnya berhasil dan sukses, semua melalui proses yang panjang.

Selamat menjual diri untuk menjemput rejeki ! 

Kang Mul Jozz

#Day2ChallengeReliKabTang






Sudah Siap Nak ?

   Dokumentasi Latansa DPW PKS Banten Beberapa waktu lalu di Group WA kader dishare pengumuman tentang akan dilaksanakannya Latansa (pelatih...