BIM Berbagi

BIM Berbagi

Jumat, 20 November 2020

LALAI KARENA BISNIS

Foto hanya ilustrasi

Mulyadi Sastrawan atau saat kecilnya sering di sebut Simul oleh orang-orang sekampungnya, berubah nama panggilannya saat berada di Tangerang. 

Simul dewasa yang sudah bekerja di salah satu perusahaan spare part otomotif di kawasan manis juga aktif menyalurkan hobinya di sepak bola tingkat perusahaan. Dan biasanya, di permainan bola, ada nama-nama panggilan beken layaknya pemain dunia ......(mimpi di siang hari karena tidurnya nggak berdo'a .....hehehe).

Begitupun dengan Simul, ia sering dipanggil keponakannya dengan panggilan Mamung (mau nyebut Masmul masih cedal, jadinya Mamung), akhirnya nama itu yang ia pakai untuk nama bekennya di dunia sepak bola ala perusahaan.

Mamoeng, nomor punggung 18 karena Simul ....eh Mamoeng ngefans berat sama pemain Jerman Jorgen Klinsmann nomor punggung 18 kala itu.

Sejak saat itu nama Mamoeng mulai di kenal di kalangan pecinta sepak bola tingkat perusahaan.....(lumayan lah buat obat kebisingan dan apeknya bau karet pabrik), tak jarang Mamoeng sering di bon (istilah dalam bola tarkam atau antar kampung, di bon berarti di bayar untuk ikut gabung di team lain), lumayan bisa buat beli sabun buat nyuci kaos sama sepatu .....hehehe.

Selain di kenal sebagai pesepak bola antar perusahaan, Mamoeng julukan baru Simul juga di kenal sebagai seorang yang aktif memperjuangkan hak-hak karyawan dengan memperjuangkannya tanpa pamrih. Ia aktif di organisasi serikat pekerja selama hampir 5 tahun dan jabatan terakhirnya sebagai Ketua PUK (Pimpinan Unit Kerja) Perusahaan.

Lama berkecimpung di dunia pembelaan pekerja/karyawan, Mamoeng merasa ada yang kurang pas dengan perjuangannya tersebut, karena selain menyita cukup banyak waktu, tenaga dan pikiran, terkadang berpikir sehebat apapun perjuangan di serikat pekerja, Upah sudah di tetapkan maksimalnya, artinya ada batasan yang tak bisa di tembus oleh perjuangan negosiasi.

Akhirnya atas saran dan masukan dari seorang teman, Mamoeng mulai terjun ke dunia bisnis dengan tetap bekerja dan aktif di serikat pekerja. Sejak itulah sikap Mamoeng mulai berubah, yang tadinya meledak-ledak emaosinya saat  perundingan dengan pihak perusahaan, kali ini mulai turun tensinya.

Hal ini pengaruh dari beberapa hasil training dan membaca buku yang di sarankan oleh leadernya di bisnis barunya, bisnis Multi Level Marketing atau Network Marketing, bisnis barunya dan juga bisnis perdananya.

Bagaimana tidak berubah sikap kalau buku yang di baca seperti :
1. Berpikir dan berjiwa besar.
2. Mencari Kawan dan mempengaruhi orang lain.
3. Personality Plus.
4. Mengembangkan Kepemimpinan dalam diri Anda.
5. Jangan Mau seumur hidup jadi orang gajian.
6. Berani Gagal.

Dan buku-buku lainnya yang di rekomendasikan oleh Suport system' bisnis tersebut. Mainset berubah, cara berpikir berubah, cara bersikap dan bertindak berubah. Yang ada di benaknya hanya Sukses dan kaya.

Sejak itulah, Mamoeng sibuk dengan bisnis barunya, ia lupa dengan pengajiannya, ia lupa bersosialisasi dengan tetangga, yang ia lakukan setiap hari keluar rumah untuk Presentasi, meeting, training dan seminar demi kesuksesan dirinya,

Meski Sholat 5 waktu tak pernah ia tinggalkan, namun aktifitas dengan tetangga nyaris tak pernah ada, ngaji, kerja bakti dan lain-lain hampir tak pernah ia ikuti, ia larut dalam euforia momentum bisnis barunya itu.

Ia benar-benar lalai karena bisnis itu !

Bersambung .........

#Day17novAISEIWritingChallenge


Sudah Siap Nak ?

   Dokumentasi Latansa DPW PKS Banten Beberapa waktu lalu di Group WA kader dishare pengumuman tentang akan dilaksanakannya Latansa (pelatih...