BIM Berbagi

BIM Berbagi

Jumat, 30 Oktober 2020

MENULIS MERUBAHKU


Bersyukur, itu ungkapan pertama yang harus saya utarakan saat perubahan itu datang. Perubahan yang benar-benar telah membuat kebiasaan saya yang tidak produktif, berubah 180° menjadi lebih produktif.

Semua itu berawal dari saran Pak Ridwan Nurhadi di WAG BIM Berbagi. Kami di sarankan untuk ikut pelatihan menulis yang di adakan oleh Om Jay (Bpk. Wijaya Kusumah, seorang Trainer dan Blogger Nasional). Saya mencoba untuk gabung meskipun awalnya masih setengah hati, "iseng-iseng berhadiah lah" Pikir saya.

Saya tidak intens mengikuti pelatihan itu karena beberapa kesibukan, semua materi sudah masuk ke WAG group pelatihan, saya masih membiarkan begitu saja, baca-baca hanya sepintas.

Momentum itu muncul saat mengikuti Webinar Prof. Eko dan kemudian bergabung dengan komunitas AISEI, yang di haruskan menulis setiap hari 100 kata sampai 30 hari.

Tak terasa, saya terbius oleh challenge itu, setiap hari saya sempatkan untuk menulis sesuai challenge tersebut sesibuk apapun, menarik atau tidak tulisan saya itu nggak begitu penting, intinya saya menulis untuk menyelesaikan challenge itu dan konsisten sampai selesai.

Ternyata challenge itu telah merubah kebiasaan saya yang tidak produktif sebelumnya seperti :
- Bikin status nggak penting di FB
- Berselancar di FB dan mengomentari hal-hal yang tidak penting
- Bersenda gurau yang berlebihan di WAG
- Dan hal-hal lain yang saya rasa membuang waktu

Tetapi selama ini, saya tidak bisa merubah kebiasaan-kebiasaan itu, padahal saya sadar kalau hal itu kontra produktif.

Setelah mulai belajar menulis dengan bimbingan para senior dan pakar-pakar di bidang penulisan, Alhamdulillah saya berubah 180 ° menjadi lebih produktif, dan saya sangat bersyukur dengan perubahan ini.


Salam Literasi - salam perubahan

#Day25AISEIWritingChallenge







MEMBANGUN KEDEKATAN DENGAN ANAK



Mungkin banyak ilmu dan teori Psikologi bagaimana cara membangun kedekatan dengan anak-anak kita. Tapi saya awam soal ilmu itu.

Buat saya sederhana, kebersamaan dengan mereka adalah sesuatu yang harus di nikmati bersama, senang, susah, marah, berantem, rewel, terkadang nurut, terkadang susah di mintain tolong, terkadang nyebelin . Tapi lebih banyak bahagianya bersama dengan mereka.

Kegiatan-kegiatan bersama mesti kita biasakan sejak mereka masih bayi, memandikan sampai makein baju, nyiapin makan, dan lain-lain, harus di nikmati bersama. 

Saat remaja harus di kawal dengan pendekatan dunia remaja jaman now (sekarang), bukan remaja jaman kita dulu, nggak nyambung, karena sekarang jamannya internet,  sementara jaman kita dulu jaman film Flash Gordon, Jaman film Barry Prima , dan sekarang jamannya K-Pop Korea ....hehehe.

Jika kedekatan itu di biasakan sejak kecil dengan kegiatan-kegiatan yang sederhana, maka saat mereka remaja dan bahkan dewasa dg sendirinya mereka akan dekat dengan kita.

Semoga belum terlambat.

#Day23AISEIWritingChallenge

Rabu, 28 Oktober 2020

SEPERTIGA AKHIR MALAM


Saat Allah Tuhan semesta alam turun ke langit dunia di sepertiga terakhir malam, aku sedang dimana ?

Apakah aku sedang tidur mendengkur tanpa do'a sebelum tidur ?

Ataukah sedang begadang menyaksikan final piala Champions ?

Ataukah sedang berbuat maksiat yang terselubung dan tanpa malu di hadapan-NYA ?

Ataukah sedang sibuk dengan urusan dunia di pasar, di warung atau di angkringan yang buka 24 jam (nonstop) ?

Atau sedang duduk bersimpuh membawa semua salah dan dosa untuk di mintakan ampun kepada-Nya, 
Memohon dengan penuh iba dan rasa cinta yang mendalam kepada-Nya, 
Memohon untuk di jauhkan dari segala wabah dan mara bahaya,
Memohon agar seluruh keluarga hidup bahagia dunia dan akherat,

Karena Dia telah berjanji :"Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan" (Firman-Nya).

#Day23AISEIWritingChallenge



AFIRMASI



Afirmasi, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti Penetapan yang positif, penegasan, peneguhan.

Sedangkan  Afirmasi di dunia training motivasi adalah suatu cara untuk memberikan instruksi yang bersifat kontinyu untuk pikiran bawah sadar untuk dapat memancing atau menciptakan sebuah keyakinan.

Pertengahan tahun 2006 saya sudah bercita-cita menulis buku tentang wirausaha, meskipun waktu itu saya masih sebagai pekerja pabrik. Keinginan saya ini begitu kuat, sehingga komputer yang ada di rumah saya manfaatkan dengan semaksimal mungkin untuk mulai menulis buku.

Tidak punya pengalaman sama sekali bagaimana menulis buku, tidak punya guru atau pembimbing bagaimana cara menulis buku, apa saja syarat-syaratnya jika di kirim ke penerbit, biayanya berapa dan semua hal yang terkait tentang penulisan buku benar-benar tidak tau sama sekali.

Tapi, keinginan saya begitu kuat, akhirnya saya tetap memulai menulis buku mini, di ketik sendiri, di print sendiri, di jilid sendiri dan di baca sendiri.

Kemudian buku itu saya simpan, dengan harapan suatu saat bisa diterbitkan, jika ada waktu dan kesempatan.

14 tahun  sudah buku itu saya simpan dengan rapi, bahkan istri sayapun nggak tau kalau saya menyimpan buku kecil itu, seperti menyimpan sebuah rahasia besar dalam hidup saya. 

Suatu hari Pak Ridwan Nurhadi nge-share info tentang pelatihan menulis, tanpa pikir panjang saya mencoba menghubungi penyelenggaranya dan ternyata Bpk. Wijaya Kusumah yg akrab di panggil Om Jay, yang ternyata seorang Guru dan Blogger Nasional yang secara serius memberikan pelatihan-pelatihan menulis baik offline maupun online.

Tidak berhenti sampai di sini, saya di ajak juga sama pak Ridwan ikut Webinar dengan pembicara Prof. Richardus Eko Indrajit, rektor Universitas Pradita yang memberikan paparan tentang Bagaimana suka dukanya menjadi seorang penulis.

Di situ juga saya jadi tau Bu Aam, yang begitu bersemangat, Bunda Kanjeng yang inspiratif, Mbak Dea sang moderator, Pak D Susanto yang sanguin, Pak Indra, Pak Toad Isbani, Bu Diah, Bu Handayani, Bu Kade, Pak Bryan, Bapak dan ibu Guru dan juga yang bukan Guru seperti Pak Ilham, pak Fathur dan semua yang tergabung dalam komunitas AISEI, yang sampai saat tulisan ini Anda baca, saya belum tau siapa nama admin WAG AISEI ....hehehe ..... (kenalan dong).

Afirmasi itu makin kuat saat pasca webinar, semua peserta diberikan challenge, Menulis setiap hari minimal 100 kata selama 30 hari, dengan bantuan foto yang ada di handphone masing-masing dan menulis apa saja tentang foto itu.

Tulisan ini adalah challenge hari ke 22, dan Alhamdulillah saya bisa ikuti setiap hari, dan saya akan selesaikan sampai hari ke 30 nanti, insya Allah.

Selain itu ada ajakan untuk mencetak buku antologi yang di prakarsai oleh Bunda Kanjeng dan pak Bryan, tanpa pikir panjang saya ikut serta ajakan itu, meskipun dengan rasa ragu, 
"naskah saya diterima nggak ya ?"
"Tulisan saya menarik di baca nggak ya?"
Segudang pertanyaan dalam hati yang tak perlu di jawab, tapi cukup action saja. Toh para pakar dan senior yang saya sebutkan di atas memberikan semangat terus buat saya. Jadi semangat terus sampai buku terbit.

Eits, sudah berapa kata nich ?
Udahan dulu buat besok lagi nulisnya, masih 8 hari lagi challenge nya......hehehe ....

Afirmasi 14 tahun yang lalu (2006), ada jalan sekarang (2020), atas ijin Allah Azza wa Jalla semoga segera pecah telur buku pertama saya dan teman-teman yang belum pecah telur bukunya.

Amazing kekuatan afirmasi

#Day22AISEIWritingChallenge





Senin, 26 Oktober 2020

PADASAN MENCEGAH PENULARAN VIRUS CORONA


Padasan adalah sejenis gentong air yang biasa di letakkan di depan rumah, atau sudut rumah bagian luar yang diisi air dan fungsinya untuk mencuci kaki dan tangan sebelum masuk rumah.

Di tradisi Jawa diyakini bahwa setelah bepergian, orang pulang membawa sesuatu yang negatif dan tak terlihat yang biasa di sebut sawan,  untuk itu, sebelum masuk rumah harus mencuci kaki dan tangan untuk menghilangkan sawan tersebut, dan tradisi ini sudah turun-temurun dari nenek moyang sampai saat ini, namun tidak semua orang Jawa mengikuti tradisi ini.  

Di kalangan kyai dan santri padasan yang sebelumnya disiapkan gayung untuk mengambil air dari dalam padasan tersebut, dirubah sedikit dan diberikan lubang dibagian bawah untuk mempermudah keluarnya air untuk berwudhu.

Belakangan sejak ada wabah cobid 19, di seluruh Indonesia di himbau untuk memakai masker, menjaga jarak dan sering-sering mencuci tangan, khususnya sebelum masuk rumah atau bertamu.

Semua ramai-ramai menyiapkan air kran di luar rumah berikut sabun cuci tangan untuk mencegah penularan virus Corona.

Ternyata tradisi yang sudah berjalan ratusan tahun silam itu tetap relevan di pakai saat ini, apalagi saat terjadinya wabah virus covid 19 seperti sekarang ini.

Ternyata sawan yang dimaksud waktu itu adalah virus. Jadi jangan lupa meskipun nanti wabah Corona ini berlalu, tetap lakukan cuci tangan dan cuci kaki sebelum masuk rumah setelah bepergian. Karena sawan atau virus yang lain tetap ada berkeliaran di sekitar kita.

Salam Literasi

Day21AISEIWritingChallenge

Minggu, 25 Oktober 2020

YANG JAUH TERASA DEKAT, YANG DEKAT JADI MENJAUH



Fenomena sosial yang terjadi 15 tahun terakhir ini, dengan maraknya penggunaan Gadget dari semua kalangan baik Balita, Anak usia SD, SMP, SMA, Mahasiswa dan Dewasa (termasuk orangtua), telah menggeser budaya, gaya bergaul dan kebiasaan yang sudah terjadi Puluhan tahun selama ini.

Dulu, sebelum ada gadget, saat ada acara keluarga, arisan, undangan, reunian dan acara-acara bersama lainnya, semua yang hadir larut dalam perbincangan dan obrolan-obrolan asyik temu kangen, mengulang cerita-cerita lucu dan gokil masa lalu. 

Orang tua ngobrol sama orang tua, remaja sama remaja dan anak-anak bermain bersama, ada yang main tanah, main mobil-mobilan, tembak-tembakan dan permainan seru lainnya, dan ini berlangsung sepanjang pertemuan, Jika di rekam dan di buat video kegiatan tanpa di edit, maka keseruan dan kebersamaan itu benar-benar terasa indah dan natural. 

Namun, saat mulai marak Gadget di semua kalangan, maka budaya berkumpul seperti itu sudah jarang di temukan lagi. Kalaupun ada cerita, permainan atau acara lainnya, hanya berlangsung di awal saja, berikutnya semua sibuk dengan Gadget masing-masing.

Ada yang buka WA, sembari jemarinya berselancar membalas WA itu sambil senyum-senyum sendiri, padahal depan mata ada orang yang juga sedang baca WA group di Gadgetnya dengan mata terbelalak, sambil berucap "Inna lillahi wa Ina ilaihi raaji'uun".......Daan, tiba-tiba seluruh hadirin terfokus padanya serentak pada bertanya :"Siapa yang meninggal ?"

"Itu tetangga saya, burung kesangannya mati gara-gara di jemur seharian lupa nggak di angkat" katanya ......

Yang lain langsung bilang "Oooooo" dan kembali melanjutkan berselancar dengan gadgetnya masing-masing.

Kalau pedagang, untuk memanggil calon pembeli dengan berteriak "ayooo ayooo ayoooo, yang jauh mendekat, yang dekat merapat"

Tapi kalau sekarang, saat acara-acara berkumpul seperti di atas yang jauh terasa dekat, yang dekat jadi menjauh, semua gara-gara gadget.

Gadget ini katanya seperti pisau, tergantung bagaimana menggunakannya, kalau di pakai pebisnis bisa menghasilkan omset jutaan rupiah dengan bisnis onlinenya, kalau di pakai seorang Guru bisa membuat pembelajaran online kreatif dengan konten-konten masa kini, kalau di pakai penulis dan calon penulis, maka bisa menghasilkan tulisan-tulisan menggugah semangat, inspiratif dan kreatif. Jadi tergantung siapa pemakainya.

Semoga kita bisa lebih bijak memanfaatkan teknologi masa kini ini, khususnya saat berkumpul bersama keluarga, teman dan saudara, agar yang dekat semakin dekat dan yang jauh tetap terasa dekat.

Salam literasi

#Day20AISEIWritingChallenge

Jumat, 23 Oktober 2020

Romantisme Keluarga, Kejutan-kejutan yang indah


Kejadian lucu nan romantis diawal tahun 2018, tepatnya 7 Januari 2018 pas usiaku 41 tahun. Saat itu aku pulang kerja sekitar pukul 21.30 WIB atau pukul 09.30 malam. 

Setelah memarkir motor perjuangan, aku langsung menuju ke depan pintu, tapi ada yang aneh sepertinya, koq lampu di dalam rumah semuanya mati alias gelap gulita, "Kenapa ya ?" pikirku dalam hati.
.
"Sepertinya nggak mungkin jam segini sudah pada tidur" gumamku dalam hati. Jadi curiga, jangan-jangan orang rumah (istri dan ketiga anakku) lagi mau bikin kejutan di Miladku yang ke-41 ini, karena aku selalu teringat tanggal lahir ku, istriku dan anak-anakku, jadi jarang berhasil ngerjain aku saat milad.

Dan ternyata benar, dari dalam terdengar suara bisik-bisik sepertinya sedang menyiapkan sesuatu.

Sambil mengendap-endap, aku coba intip dari jendela samping rumah yang kebetulan masih terbuka, di dalam sudah tersedia nasi kuning lengkap dengan lauk pauk dan sebatang lilin di sebelahnya untuk penerangan (karena lampu dimatikan).

Karena jendela tidak terkunci, aku masuk ke rumah lewat jendela, dengan hati-hati dan masuk tanpa suara agar tidak terdengar istri dan anak-anakku yang mau kasih kejutan ke Abinya.

Mereka ber empat terlihat masih berbisik-bisikan untuk merencanakan kejutan itu.

Dalam keheningan dan kegelapan ruang tamu itu, ku kagetkan mereka semua dengan menggebrak pintu kamar sambil teriak "BAAAAA .....". Duarrrrr (terdengar pintu yg tergebrak)...

Seketika itu pula istri dan anak-anak kaget bukan kepalang, setengah meloncat mereka teriak "astaghfirullah"

Dan suasana berubah menjadi seru dan bahagia, niatnya mau kasih kejutan, malah di kejutkan. akhirnya kamipun menikmati hidangan nasi kuning malam itu sembari merajut asa dan harapan untukku di miladku itu, semoga menjadi lebih baik memimpin keluarga kecil ini.

Romantis yang halal itu milik suami istri dan keluarganya, dan hal ini harus selalu di pupuk selamanya, bukan hanya saat penganten baru saja, tapi selamanya sampai tua bahkan harus di program sampai ke Surga nanti berkumpul bersama.

Tradisi dalam keluarga kecil kami yaitu memberikan kejutan bagi anggota keluarga yang bertepatan dengan hari-hari spesial, seperti Milad lahir, milad pernikahan dan moment pencapaian Prestasi.

Nah, moment seperti ini biar menjadi sesuatu yang special, syarat utamanya harus hafal tanggalnya. Karena salah satu ciri orang yang romantis itu adalah Hafal tanggal lahir seluruh anggota keluarganya dan inget tanggal Milad pernikahannya. Jadi bagi yang tidak ingat tanggal-tanggal di atas berarti mempunyai ciri-ciri orang yang tidak romantis. Anda termasuk yang mana ? 

#Day19AISEIWritingChallenge

ISTRI PUSING


Cercu = Cerita Lucu

Kang Parmin : "Mas, beberapa hari ini istri  
                            Mengeluh pusing, kenapa
                            ya mas ?"
Saya.              : "Sudah minum obat ?"
Kang Parmin : "Sudah mas, tapi belum
                            Sembuh juga, gimana ya"
Saya.              : "Kang Parmin punya 
                            Utang ?"
Kang Parmin : " Punya mas, lumayan
                             Banyak, mana listrik juga
                             Nunggak, SPP anak2
                             Belum di bayar, PAM 2 bulan
                             Belum di bayar, jualan lagi
                             Sepi"
Saya.              : " Oooo pantes istrimu 
                            Pusing terus, obatnya ya
                            Harus di beresin semua yg
                            Kang Parmin sebutin tadi"
Kang Parmin : " Masa sich mas ?" Sambil
                             Bengong setengah tak
                             Percaya
Saya.             : " Lho, emang Kang Parmin
                            nggak pusing punya
                            Tunggakan segitu
                             banyak ?"
Kang Parmin : "£=¢°€^€°€÷×`{`°`°=`==`=¢{
                            ¢¶¶¢€×÷€÷€=|{
                            €=€=€=€==€=€=€=€=€=
                             €=€==¢{`{£=£=¢°^€°€
                             ¥{{¥{¥{€{`{{`=`"

KESIMPULAN :
Saya.            : " Hahaha ...........Ternyata kang
                          Parmin lebih pusing dari istrinya"

HIKMAH :
1. Seorang istri tak mampu menyembunyikan kegalauan hatinya saat masa-masa kritis ekonomi keluarga.
2. Seorang suami sangat pandai menyembunyikan kegalauan hatinya meski sebenernya dia lebih galau dari istrinya.
3. Seorang suami di tuntut harus Super Kreatif, Super Inovatif, Super ulet dan gigih untuk memenuhi kebutuhan Keluarganya agar suasana galau dalam keluarga bisa di hindari.
4. Hanya dengan Iman dan Akhlaq kita menjadi kuat tanpa iman dan akhlaq kita menjadi lemah.

😀😄😀😀😀😀😀😀

#Day18AISEIWritingChallenge

Kamis, 22 Oktober 2020

SUAMI-SUAMI KONTROVERSI

                Gambar hanya ilustrasi pemanis Cerita

Tadinya saya mau kasih judul Suami-suami yang di nafkahi istri, tapi koq vulgar banget judulnya, akhirnya saya putuskan memberi judul Suami-suami yang kontroversi.

Biasakan baca sampai selesai ya, biar nggak gagal paham, sama dengan himbauan nonton YouTube biasakan sampai selesai.

Akhir-akhir ini ada fenomena yang cukup mengkhawatirkan dengan maraknya PHK di beberapa perusahaan dan program pensiun dini yang membuat makin banyaknya pengangguran.

Selain pengangguran yang baru cari kerja (lulusan SMA dan Sarjana baru), di tambah lagi yang baru ter PHK atau pensiun dini. Sehingga jumlah pengangguran makin membengkak dan mengkhawatirkan.

Waktu saya mengundurkan diri dari Perusahaan sekitar tahun 2007, seorang teman menasehati saya : "Mas Mul  hati-hati, jangan kelamaan nganggur nanti masuk zona nyaman"

Nasehat itu masih terngiang sampai sekarang, sehingga dengan segala daya upaya saya berusaha untuk tetap bekerja dengan  bergabung dengan perusahaan MLM, asuransi,  instansi sekolah atau usaha sendiri. Yang paling utama tetap mempunyai penghasilan untuk menafkahi keluarga.

Nah, saat ini mulai ada beberapa suami yang saat berhenti kerja dari perusahaan, kemudian bingung mau ngapain, ngelamar kerja lagi, umur sudah tidak memenuhi syarat, mau usaha masih linglung usaha apa.....akhirnya waktunya habis untuk berpikir bukan untuk action.

Saat kondisi seperti itu dan istrinya masih kerja atau punya usaha, terkadang sang suami merasa nyaman, masih ada penghasilan istri, malah suaminya jadi asisten istri, dunia jadi terbalik. Suami di nafkahi istri. Kecuali jika usaha itu mau di kembangkan bersama dan suami ikut berperan penting dalam usaha itu, atau ambil alih peran sang istri menjadi motor penggerak usahanya, sehingga posisi jadi kembali sesuai kodratnya, bahwa Suamilah yang harus mencari nafkah.

Ada juga yang saat menganggur, dengan alasan bagi tugas, istrinya yang kerja, suaminya momong anak di rumah, dari pada bayar orang katanya. Dunia mulai terbalik. Suami terjebak dalam rutinitas antar jemput istri kerja dan momong anak.

Hai para suami yang saat ini sedang menganggur dan istrimu yang kerja : "keluarlah dari zona nyamanmu menganggur, bergeraklah, hubungi relasi, cari info sebanyak-banyaknya tentang dunia usaha dan mulailah dengan usahamu sendiri" kalaupun mesti bekerja kembali, bekerjalah, karena itu lebih baik dan lebih menentramkan hatimu dan hati istrimu.

Zona nyaman bukan hanya kerja enak, gaji gede. Tapi menganggur dan mengandalkan penghasilan dari hasil kerja istri juga jadi zona nyaman yang mematikan. Waspadalah !!!



#Day17AISEIWritingChallenge






KEPADA GURU DI SELURUH DUNIA, BERBAHAGIALAH !


Pahlawan tanpa tanda jasa, itu sebutan yang sering kita dengar saat menyebut kata Guru. Padahal Guru jasanya banyak, kenapa di sebut tanpa tanda jasa ?

Karena memang Guru tidak pernah diberikan tanda jasa berupa bintang jasa misalnya, atau penghargaan seperti pangkat-pangkat dalam militer atau kepolisian, padahal semua profesi di dunia ini semua atas jasa dari para Guru.

Coba sebutkan profesi apa ?
Presiden, Pengusaha, Pilot, Dokter, Masinis, sampai ke profesi Guru sendiri sekalipun itu juga atas jasa dari para Guru. Jika profesi lain bisa punya penghasilan atau gaji yang cukup besar, mestinya gaji Guru juga setara dengan murid-muridnya yang sudah sukses berprofesi tersebut di atas.

Tapi, menjadi Guru bukan soal gaji, ini soal panggilan jiwa, soal bagaimana merubah warna dunia menjadi cerah ceria dan bermakna.

Jika Rasul kita pernah mengatakan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain, maka Guru adalah salah satu dari sebaik-baik manusia tersebut, karena semua profesi yang ada di dunia ini atas jasa para guru, sehingga kalau di runut asal-muasal profesi itu siapa yang mengajari, maka guru yang berperan penting dalam hal ini.

Guru adalah salah satu manusia yang terbaik yang disebutkan oleh Rasulullah, jadi untuk teman-teman yang berprofesi sebagai guru jalanilah profesi ini dengan sepenuh hati. Mungkin ada yang merasa bahwa penghasilannya kecil dibanding profesi yang lain, tetapi bisa dirasakan bahwa ada keberkahan yang luar biasa ketika menjadi Guru, keberkahan yang bisa dirasakan oleh Guru itu sendiri, bukan oleh orang lain.

Ada tiga amalan yang tidak akan pernah terputus ketika nanti kita meninggalkan dunia. Ketiga hal tersebut adalah :
1. Ilmu yang bermanfaat 
2. Amal jariyah 
4. Anak yang sholeh 

Nah, sebagai seorang guru setidaknya ada dua hal bisa didapatkan sekaligus ketika mengajar atau ketika mendidik anak-anak atau murid-muridnya.

Yang pertama ilmu yang bermanfaat, sudah jelas bahwa ilmu yang diajarkan oleh Guru pasti ilmu yang bermanfaat,  dan itu akan menolongnya nanti ketika di alam kubur,

Yang kedua anak yang sholeh. Menjadi anak yang sholeh atau Solehah, tentu bukan hanya hasil kerja dari orang tua saja, tetapi juga salah satunya adalah didikan dari para Guru, karena guru harus mencontohkan hal-hal yang baik, dan itu akan sangat membekas kepada anak didiknya, sehingga ketika anak didiknya menjadi orang-orang yang soleh/Solehah ada andil Guru disana.

Jadi sekali lagi, Guru adalah profesi yang menduduki peringkat tinggi di dunia ini sebagai profesi yang terhormat, profesi yang membutuhkan jiwa-jiwa yang yang ikhlas, profesi yang membutuhkan hati yang lapang, dan guru sampai kapanpun akan tetap dikenal oleh para muridnya apapun profesi dari para muridnya tersebut.

Selamat kepada seluruh Guru yang ada di dunia ini, Selamat berjuang, jasamu akan selalu di kenang sepanjang zaman.

#Day16AISEIWritingChallenge

Selasa, 20 Oktober 2020

GAGAL MENULIS


Hari ini saya sudah merencanakan menulis dengan tema A, tapi setelah di pikir-pikir koq agak sensitif kalau harus di utarakan, akhirnya gagal dengan judul itu.

Saya mencoba tema yang lain yang lebih santai, tapi koq rasanya kurang greget. Sambil mereka-reka apa kira-kira yang cocok untuk tema hari ini ya ?

Dalam hati saya berpikir, hari ini nggak boleh gagal, saya sudah komitmen untuk menulis setiap hari minimal 100 kata, yang penting menulis, syukur-syukur bermanfaat untuk orang lain, minimal bermanfaat untuk diri saya sendiri.

Dengan membiasakan menulis ini paling tidak ada beberapa hal yang bisa saya dapatkan :
1. Membiasakan komitmen dengan kesepakatan atau challenge yang sudah di buat.
2. Mengasah otak, karena menulis sudah pasti otak kita juga terpacu untuk berpikir, saya harus nulis apa ya ? Kalau menulis begini kira-kira cocok nggak, dan seterusnya.
3. Menumbuhkan kreatifitas, karena setiap hari harus ganti tema, ibarat seorang ibu, dia harus kreatif untuk membuat masakan setiap hari agar anak-anak dan Bapaknya berselera saat makan.
4. Agar terbiasa menyelesaikan agenda bersama yang sudah di rencanakan, apalagi tulisan kita ada yang kasih komentar ...."Duuuh seneng banget dech" ......hehehe .....iya kan ?
5. Memilih group WA yang bermanfaat dan produktif, coba cek group WA kita di Handphone, ada puluhan kan ? Mana yang paling produktif ? Salah satunya group Komunitas menulis. Coba saja bandingkan dengan group alumni SMP atau SMA, yang ada hanya cekikak cekikik nggak jelas juntrungannya.
6. Ternyata adrenalin kita juga terpacu untuk menyelesaikan challenge-challenge menulis yang terkadang kita rada kewalahan menyelesaikan di tengah kesibukan aktifitas kita.

Wah, rasanya sayang kalau sampai hari ini saya gagal menulis. Tapi ya sudahlah tulisan saya di atas sudah cukup banyak sebagai bahan renungan. Meski gagal cari tema, tapi setidaknya hari ini saya sudah menulis.

#Day15AISEIWritingChallenge

Senin, 19 Oktober 2020

PECAH TELUR


Istilah Pecah telur itu sudah familier di telinga kita, ada yang bilang ini ungkapan orang Betawi yang artinya Penjualan pertama atau hal yang pertama kali di lakukan dalam hidup.

Misalnya orang yang baru pertama buka usaha dengan segala daya upaya menyiapkan dagangannya, setelah warung di buka ada orang yang pertama kali belanja, nah .....itu namanya pecah telur.

Meski ini istilah orang Betawi, tapi saat ini sudah mulai di pake dalam percakapan sehari-hari di manapun di seluruh Indonesia. Dan bukan hanya jualan saja, semua hal yang di lakukan pertama kali maka orang sering menyebutnya Pecah Telur.

Saya punya beberapa pengalaman dan kenangan yg lucu dan sedikit mendebarkan mengenai istilah pecah telur ini. Pada tulisan kali ini sedikit saya akan bagikan kenangan yang boleh di bilang lucu, mendebarkan dan Ndeso banget.

Pengalaman pertama kali naik pesawat .....silahkan kalau mau tersenyum yang adil, ke kanan 1/2 cm ke Kiri 1/2 cm. Kalau hanya ke kanan atau ke kiri itu tidak imbang, dan tidak tidak adil dan berpeluang menjadi senyuman yang meledek kalau istilah sekarang nyinyir .....hehehe .....jadi berbuat adillah dalam tersenyum, karena Adil itu lebih dekat dengan Taqwa.

Okey, di lanjut ceritanya ya 
Akhir tahun 2013 saya berkesempatan ikut Seminar 3 hari di Bali, waktu itu saya aktif menjadi agen Asuransi, dan Manager saya mengajak untuk ikut Seminar disana....Wow Bali ?

Rasanya seperti mimpi, yang selama ini hanya lihat lewat layar kaca, tiba-tiba bisa lihat langsung seperti apa tuh Bali .....Ndeso kan ? Ya saya memang wong Ndeso ....jujur aja kenapa.....hehehe....dan saya yakin pembaca juga suka orang yang jujur seperti saya ....silahkan tersenyum.

Nah, hari H yang di tunggu-tunggu pun datang, rasanya nano-nano ....seneng, malu, takut mau naik pesawat tapi pengen .....saya dan rombongan langsung menuju ke Bandara Soekarno Hatta, berangkat sekitar jam 05.00 pagi.

Saat mulai Lepas landas (Take off) pesawat dalam kecepatan tinggi dan akhirnya ....Wish .....terbang ke Udara....... Saya perhatikan yang lain santai saja, ada yang ngobrol, ada yang sambil ngopi, ada yang sambil ngemil dan nggak ada tanda-tanda ketakutan di raut wajah mereka (penumpang yang lain).

Sambil melihat ke bawah dari jendela kaca, saya berdzikir, istighfar dan menyebut nama Alloh mohon keselamatan dalam perjalanan. Jantung berdetak makin kencang, apalagi pas posisi miring ke atas, pesawat bunyi .....krem krek krek ..... Seperti keberatan beban.......ya Alloh selamatkan lah kami, lancarkan perjalanan kami.....tak henti saya berdo'a dalam hati.

Setelah pesawat stabil, hati mulai tenang, tapi bibir dan hati saya nggak berhenti berdzikir sepanjang perjalanan. 

Sesekali Manager saya ngeledek saya :"piye mas, rasane nompak montor mabur?" (gimana mas rasanya naik Pesawat terbang) ....sambil tersenyum sedikit ngeledek kecemasan saya yang baru pertama kali naik pesawat.

"Rodo ndredek Mas" (agak takut mas) .....jawab saya sambil tersenyum malu.

"Mengko nek wis biasa ilang ndredekke" (nanti kalau sudah biasa hilang rasa takutnya) ...Mas Manager memberikan semangat buat saya.

Begitulah pengalaman pertama kali saya naik pesawat ke Bali waktu itu, Ndeso kan ?

Nggak apa-apa Ndeso, tapi sudah pecah telur naik pesawat, ke Bali lagi terbangnya .....hehehe ... Kata orang kalau sudah pecah telur, biasanya akan terulang lagi naik pesawat yang ke 2, ke 3, ke 4 dan seterusnya.

Namun sampai tulisan ini terbit, saya belum naik pesawat lagi .....ada yang mau ngajak ?

Dulu pernah hampir berangkat juga jalan-jalan ke luar negri, bisa di bilang 95% berangkat, ke Jepang dan ke Malaysia, tapi kalau Alloh belum berkehendak, 99,9% pun bisa batal. Santai saja, kalau memang ada takdir jalan-jalan ke Luar Negri seperti Bu Kanjeng atau Pak Ridwan atau yang lain, Pasti ada aja jalan menuju ke sana. Yang jelas yang Sangat di rindukan ya Ibadah ke tanah suci, Umroh atau haji. Insya Alloh.

Yang penting sudah pecah telur, selanjutnya usaha dan do'a dan biarkan takdir yang berbicara. Berlaku untuk apapun. Termasuk para penulis, Kapan Tulisan kita pecah telur jadi sebuah karya Buku yang bermanfaat untuk orang banyak.

Semoga.

Salam literasi

#Day14AISEIWritingChallenge

"





WISATA RELIGI


"Alternatif santai religius bersama keluarga"

Mungkin sebagian orang dan kebanyakan keluarga yang mapan secara ekonomi, akan menjadwalkan wisata keluarganya ke tempat-tempat wisata yang indah di negri ini, dan tentunya butuh biaya yg cukup lumayan buat biaya Transportasi, makan, Oleh-oleh dan lain lain.

Bagi  keluarga kecil kami itu sangat memberatkan dan melelahkan meskipun tak di pungkiri moment seperti itu sangat di perlukan sekali-sekali untuk refreshing keluarga.

Nah, demi moment suasana santai bersama keluarga tetap kita adakan, maka kami mengadakan Program  Wisata Religi minimal 1 bulan 1 kali, dan wisata religi ini meski tetap ada anggarannya, tapi tidak terlalu besar.

Kemana gerangan kami berwisata religi ?
"Ke Pesantren tempat anak kami menimba ilmu"

Suasana Religius itu sangat terasa saat kami memasuki area Pesantren, di setiap sudut para santri dan santriwati sedang asyik melakukan aktifitas yg membuat hati ini tenang, ada yang sedang duduk di ayunan sambil Muroja'ah Al-Qur'an, mengulang hafalan, ada yang di depan kolam pemancingan tetap dengan mushaf Al-Qur'an dan mengulang-ulang hafalan mereka dan suasana makin membuat kami merinding saat memasuki Masjid, kami saksikan seorang santri yang sepertinya agak kesulitan berbicara sedang setoran hafalan beserta arti perkata dari setiap ayat Al-Qur'an yang ia baca, santri tersebut begitu antusias dan gigih menyetorkan hafalannya. Sesekali sang Ustadz yang ada di depannya membenahi bacaan dan arti yang kurang tepat. 

Sempat kami berbincang dengan beberapa santri yang sedang Muroja'ah di tempat ayunan :
"Sudah lama di sini Dik ?"  Kata saya
"Baru pak, paling sekitar sebulan" jawabnya
"Asalnya darimana ?" Timpal saya
"Saya dari Bandung pak, kalau temen saya ini dari Maluku, ada juga dari Aceh, Lampung sama Papua" jawabnya penuh semangat
"Masya Alloh, luar biasa ya, kalian masih muda-muda penuh semangat menghafal Qur'an" saya mengakhiri pembicaraan, sambil dalam hati merasa bangga dengan mereka.

Jauh-jauh dari orangtua mereka, mengorbankan masa remaja mereka dengan mengkarantina diri di Pesantren untuk menghafal Al-Qur'an, salah satu impian mereka ingin memberikan mahkota untuk kedua orantua mereka nanti di Surga.

Kebetulan 2 putri kami saat ini berada di Pesantren yg berbeda, jadi jadwal wisata religi kami jadi bertambah, bisa-bisa sebulan 2 kali (karena jarak ke pesantren Deket, jarak tempuh hanya 1-2 jam perjalanan), dengan suasana yang berbeda juga, tapi sama-sama Pesantren Tahfidz Qur'an. Hanya saja yang satu masih dalam perjuangan menghafal dan mengkhatamkan 30 juz Al-Qur'an, yg satu lagi Alhamdulillah sudah mulai menyimak Setoran hafalan para santriwati.

Alternatif wisata murah meriah, menjadi moment yang di nanti-nanti oleh keluarga kami.

#Day13AISEIWritingChallenge

Jumat, 16 Oktober 2020

Kurikulum K14

14 Hari Jadwal Bersama Anak-anak

Sebagian ortu bingung, liburan sekolah 14 hari di rumah ngapain ya ?

Berikut Contoh Program 14 hari Bersama anak2 di rumah tanpa kemana-mana, kita sebut PROGRAM 14 di singkat P14 :
1. Ayah dan Ibu buat program harian tertulis bersama anak-anak dan di cek tiap hari.
2. Selain mengerjakan Tugas dari Sekolah atau Pesantren yg di kirim via WA oleh pihak Sekolah/Pesantren, buat Program Homeschooling kilat selama liburan ini.
3. Mengadopsi Program Pesantren, buat jadwal tertulis mulai dari bangun tidur, Sholat Tahajud Berjama'ah, Dzikir bersama, Sholat Subuh ke Masjid buat Ayah dan anak Laki2, Al-Ma'tsurat, sampai dengan Tilawah Qur'an atau Muroja'ah (setoran hafalan), semua di Pimpin oleh ayah dan di cek oleh ibu.
4. Membatasi penggunaan HP, karena anak2 pas liburan pasti yg di rindukan HP, dan ini hrs di batasi.
5. Buat laporan secara tertulis kegiatan2 tersebut di atas dan di Cek setiap hari di malam hari menjelang tidur.
6. Bagi ayah yg kerja seharian, tentu ibu jadi Penanggung jawab program, kecuali Program dari bangun tidur sampai ba'da Subuh tetap ayah yg jadi PJ nya.
7. Jika kedua ortu kerja di luar dan di rumah hanya ada Asisten Rumah tangga, maka dengan terpaksa harus buat Program Bimbel singkat dengan menghadirkan Guru atau mentor ke rumah, karena jika tanpa kontrol, biasanya anak2 sekarang asyik main HP seharian, apalagi jika di rumah ada fasilitas WiFi, ya wassalam sudah.
8. inilah saatnya membuktikan apakah kita sebagai Ortu mampu menjadi Guru buat anak2 kita ?

SELAMAT MEMBUAT  kurikulum " P14"
 Lanjutan dari Kurikulum "K13"

#Day13AISEIWritingChallenge

Mental Wirausaha



Berwirausaha tak semudah yang di bayangkan, jualan dapet untung !

Apalagi jika berwirausaha pada masa peralihan dari karyawan ke dunia usaha, Ujiannya luar biasa, karena biasa dapet gaji rutin tiba-tiba hilang sama sekali dan di ganti dengan usaha sendiri, mencari rejeki sendiri bukan di bayar oleh bosnya.

Banyak orang berkata modal utama memulai usaha adalah uang, benarkah ?

Bagi yang sudah lama menapaki dunia usaha "full time", maka istilah modal adalah uang itu salah besar, karena modal utama adalah Mental. Dan selebihnya kreatifitas, ulet, sabar dan yg terpenting Do'a.

Mentalitas tahan banting tidak bisa terjadi bimsalabim, tapi harus melalui proses panjang bisa bertahun-tahun, jadi jangan mimpi mental itu tiba-tiba muncul begitu saja.

Bagi Anda yang akan menapaki dunia usaha full time, Bersabarlah dalam proses, nanti suatu saat akan merasakan ternyata dunia usaha itu mengasyikkan.

Tapi, bagi yang masih bekerja, jika tempat kerjanya masih nyaman, tidak ada masalah yang berarti, tetaplah bekerja dan di sela-sela kerja Anda, saat libur atau ada kesempatan, mulailah membuka usaha, bisa di mulai  dari mana saja, bisa offline atau online yang justru saat ini menjadi bisnis yang di gandrungi oleh kawula muda.

Bagi seorang Pendidik atau Guru, kelihatannya santai bekerjanya mengajar waktunya pun tidak full seharian, berbeda dengan yang bekerja di Perusahaan kerja full 8 jam perhari. Tapi jangan salah, seorang Guru meskipun mungkin kerjanya (ngajar) hanya dari jam 07.30 sampai dengan jam 14.00 siang dan itupun tidak full biasanya, tapi Pekerjaan seorang Guru justru lebih panjang, karena terkadang pekerjaan harus di bawa pulang pada saat-saat tertentu misal UTS, UAS, isi Raport, ngerjain RPP dll. Jadi justru untuk membuka usaha waktunya sudah banyak tersita di sekolah dan lanjut di rumah.

Waktu kosong mungkin hari libur. Tapi usaha yang paling cocok bagi seorang guru tentu yang berhubungan dengan profesi dan keahliannya, dan itu adalah Les atau Bimbel, bisa juga jadi seorang Trainer atau Motivator. Untuk menuju ke arah itu harus punya karya dulu dan itu adalah Buku. Maka Menulis dan menjadi seorang Penulis bagi seorang guru itu hukumnya wajib 'ain, jika ingin maju dan berkembang.

Dan menjadi seorang penulis atau bercita-cita menjadi penulis ternama, juga butuh mental yang tak beda jauh dengan wirausahawan, harus Disiplin, ulet, sabar, gigih dan kontinyu. Jadi bersiaplah untuk menjadi Guru yang hebat dengan banyak karya nyata, bukan sekedar guru yang menggugurkan kewajiban mengajarnya saja.


#Day12AISEIWritingChallenge

UANG LAKI-LAKI


istilah uang Laki2 mungkin sdh familiar di antara para suami, mungkin juga ada yg belum tau ?

Nah, kalau belum tau sy coba perkenalkan khusus ke para suami. Trik ini cukup efektif untuk "menggombali istri" atau bahasa cintanya membuat hubungan suami istri makin romantis tis tis .....

Tentu ada yg bertanya-tanya, buat apa ada uang laki-laki ?

Begini-begini ......
Uang laki-laki itu adalah Uang Halal seorang suami dari hasil kerja, usaha atau bisnis suami tanpa sepengetahuan istri.

Fungsinya apa ?
Untuk beberapa hal positif yg diluar perkiraan atau diluar pengeluaran rutin keluarga tapi sangat diperlukan dlm kondisi-kondisi tertentu, misalnya untuk :
1. Sedekah dadakan
2. Membayar tagihan tak terduga
3. Memberi kejutan buat istri & anak2
4. Atau hal lain diluar kebiasaan pengeluaran bulanan

Uang Laki2 bisa membuat suasana keluarga makin romantis, tapi jika penggunaannya justru untuk hal yg aneh2, yg illegal, yg membuat istri jd curiga, maka bisa di pastikan uang Laki2 itu salah sasaran atau tidak tepat sasaran.

Okey, sisipkan uang laki-lakimu untuk membuat kejutan buat keluargamu, selamat mencoba !

Salam Literasi

#Day11AISEIWritingChallenge

KENALI KARAKTER ANAK KITA



Rasa-rasanya baru kemarin menggendong mereka, nyuapin mereka, ke empat anak kami, sekarang mereka sudah mulai besar, sudah mulai mengenal dunia remaja dan dunia Maya yang penuh fatamorgana. 

Agar bisa mengarahkan mereka dalam menghadapi dan menjalani kondisi seperti saat ini, sehingga tetap terjaga nilai-nilai akhlak dan spiritual di tengah bebasnya arus globalisasi khususnya dunia Maya yang sangat bebas sekarang ini, kita sebagai orang tua harus tau secara detail seperti apa sifat dan karakter anak-anak kita agar tetap terjalin hubungan yang harmonis antara orangtua dan anak.

Sebagai rujukan untuk mengenal Karakter mereka, kami membaca dan berusaha memahami buku berjudul PERSONALITY PLUS  karya Florence Litauer tahun 1996 seorang Psikolog ternama waktu itu. Dari buku ini, kami bisa mengenal karakter anak-anak kami satu persatu dan asyiknya bisa berdiskusi dengan mereka sesuai karakter mereka masing-masing dan pendekatannya pun berbeda sesuai dengan karakternya.

Anak sulung yg KOLERIS sudah mulai dewasa, sudah punya rencana dan program pendidikannya senang dg diskusi, 

Si Kakak kedua meski minim prestasi, tapi karena anaknya PLEGMATIS, dan lebih cenderung mudah di mintain tolong dan ringan tangan untuk memberi bantuan, 

Si Mas yg paling ganteng  (karena cowok sendiri) dan juga seorang MELANKOLIS kuat , jadi terkesan pelit dan perhitungan, padahal memang orang melankolis kuat memang seperti itu, tapi bersyukurnya sudah mulai tau kalau laki-laki itu Sholat wajibnya mesti di Masjid, jadi saat main sama teman-temannya, pas waktu Sholat si Mas pulang ganti baju dan langsung nyepeda ke Masjid, 

Dan di bontot yg SANGUIN habis, membuat suasana keluarga kami makin ceria, saat ada sedikit ketegangan, anak Sanguin inilah yg memecahkan suasa menjadi lebih cair dan seru. Kami semua selalu gemes sama si bontot yg nggak mau diem dan cenderung aktif kelewatan, ....

Mengenal kepribadian mereka akan lebih muda dekat dengan mereka, karena pendekatannya di sesuaikan dg kepribadian mereka.

Maka, kenali anak kita, insya Alloh kita (ortunya) akan sangat dekat dg mereka.

Salam literasi

Saya jadi punya impian bisa menulis satu buku dengan istri dan anak-anak saya, mirip-mirip sama buku antologi lah ...... Semangat.

#Day10AISEIWritingChallenge

Rabu, 14 Oktober 2020

ASAH GERGAJI

 


Yang pernah baca buku The Seven Habits karangan Stephen Covey pasti ingat istilah Mengasah gergaji. Ya .... ini adalah kebiasaan ke-7 setelah 6 kebiasaan sebelumnya yaitu jadilah pribadi yang proaktif, tetapkan target di awal, kerjakan yang prioritas, Selalu memikirkan cara yang saling menguntungkan, Berusaha memahami dulu baru dimengerti, wujudkan sinergi.

Tentu, sudah banyak yang menulis dan mengupas mengenai hal ini, khususnya point mengasah gergaji. Namun tak ada salahnya saya mencoba mengingatkan kembali teman-teman pembaca yang Budiman, barangkali kita lupa untuk mengasah gergaji kita, bukan gergaji beneran lho, tapi istilahnya mengasah potensi yang ada dalam diri kita.

Istilah mengasah gergaji yang sesungguhnya tentu untuk para penebang pohon atau tukang kayu. Jika dia bekerja terus menerus tanpa mengasah gergajinya, maka dia akan sangat kelelahan, karena makin di pakai gergaji akan makin tumpul, makin tumpul kerja makin capek, meskipun dia menambah jam kerjanya, gantian sama yang lain saat menggergaji, tapi produktifitasnya akan jauh di bawah tukang kayu yang secara rutin mengasah gergajinya.

Mengasah gergaji (menggali potensi) setiap profesi tentu berbeda-beda, begitupun jika terkait dengan kegiatan, agenda, tujuan, hobby dan lain-lain. 

Nah khusus untuk kita para penulis pemula saya singkat KOPRAL (KOmunitas Penulis Rada ALay)
hehehe ..... Soalnya di awal nulisnya boleh bebas apa aja, yang penting nulis, jadi rada alay nulisnya .....

Kembali ke laptop atau HP Anda, .....istilah mengasah gergaji untuk penulis pemula seperti saya, mau tidak mau, suka tidak suka harus menjalani hal-hal seperti di bawah ini :
1. Rajin baca buku, baca berita (update info), atau paling praktis buka mbah Google, semua tersedia di situ.
2. Menulis setiap saat bukan setiap hari, karena mood kita kadang ganti-ganti, jadi jadwal menulis nggak bisa di patok, mesti pagi, mesti siang atau mesti malam. Tapi kita sesuaikan dengan kondisi kita, jadwal harian kita seperti apa, di sela-sela kesibukan itu, ada kesempatan nulis langsung nulis. lihat anak tidur di foto di bikin tulisan, lihat mobil lewat di foto di bikin tulisan, lihat Abang somay lewat beli terus di foto di bikin tulisan sambil di makan somaynya.....hehehe. Kalau semua obyek bisa kita bikin tulisan, maka setiap saat kita akan bisa menulis, di manapun, kapanpun dalam kondisi bagaimanapun (Terpaksa atau di dipaksa kata pak Ilham Pambudi). Untuk pemula seperti saya yang penting nulis dulu, soal kwalitas jangan di bikin pusing dulu, berjalannya waktu nanti kwalitas akan mengikuti. Insya Alloh.
3. Ikut seminar, pelatihan-pelatihan menulis baik offline maupun online, (termasuk yang di adakan Om Jay dan Kak Dea).
4. Gabung di komunitas para penulis seperti AISEI atau yang lainnya dan aktif di group, berkunjung ke blog temen dan kasih jejak komentar, jangan maunya Blog kita di kunjungi orang lain dan di komentari, tapi kitanya nggak pernah berkunjung apalagi komentar di blog orang lain.....hehehe .... (nyindir diri sendiri).
5. Jangan malu bertanya. Namanya juga pemula pasti ada Trail and errornya. Seperti saya selalu tanya-tanya ke Pak Ridwan Nurhadi selaku mentor dekat saya.

Okey, selamat mengasah gergaji, semoga makin memudahkan kerja dan karya-karya kita.

Salam literasi

#Day9AISEIWritingChallenge

SATMERBAK

 

SATMERBAK, sebagian pembaca saya yakin banyak yang belum tau, apa itu SATMERBAK ? saya pun mengenal istilah ini atau lebih tepatnya singkatan ini baru beberapa bulan terakhir ini setelah membaca sebuah brosurternyata SATMERBAK itu singkatan dari Sekolah Alam Tangerang MEkaR BAKti, lokasinya terletak di Kampung Jawa Ringan, Kelurahan Mekarbakti, Kecamatan Panongan, kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Bersebelahan dengan Perumahan Graha Gardenia 1 Citra Raya Tangerang, Sekitar 5 kilometer dari Gerbang Citra Raya Tangerang.

Ooo.... Ternyata Sekolah Alam yang lagi Viral beberapa tahun terakhir ini. Rasa penasaran saya tentang sekolah ini dan konsepnya seperti apa membuat saya mencoba datang langsung ke Sekolah Alam Tangerang Mekarbakti (selanjutnya saya sebut SATMERBAK).

Seperti tampak pada Foto di atas, itu hanya satu sudut kecil dari sekolah alam ini, karena luas area sekolah ini kurang lebih 1 hektar, cukup luas untuk area sekolah yang lebih mengutamakan pembelajaran di luar ruangan. 

Memasuki gerbang SATMERBAK, tak seperti sekolah-sekolah pada umumnya, ada gapura atau ornamen yang lain. Justru begitu masuk ke area sekolah ini, mendadak suasana hati berubah, seolah-olah sedang masuk ke area Taman bermain atau mirip-mirip dengan tempat wisata keluarga, Benar-benar terasa ada sensasi tersendiri, suasana hati menjadi lebih tenang, damai, nyaman, santai dan lebih fresh.

Ini bukan hiperbola, tapi benar-benar nyata sesuai dengan apa yang saya rasakan saat memasuki area SATMERBAK. Memandang area Sekolah yang asri terasa begitu damai, beberapa bangunan kelas berbentuk rumah-rumah adat dan saung-saung yang terpisah antara rumah satu dan rumah lainnya, membayangkan anak-anak begitu cerianya jika belajar di tempat ini.

Saya mencoba menemui pihak Pendiri dan pengelola sekolah untuk bertanya lebih detail tentang visi dan misi sekolah Alam ini. Alhamdulillah, akhirnya rasa penasaran saya terjawab sudah setelah berbincang-bincang dengan Bapak Haji Ika Junika, salah satu Pendiri SATMERBAK.

Beliau (Pak Haji Ika) menjelaskan panjang lebar tentang Visi dan misi sekolah Alam ini, bahwa visi dari sekolah ini adalah "Mencetak Generasi Unggul Yang Berkarakter dan Berbudaya".  Jenjang pendidikan di SATMERBAK terdiri dari PG, TK, SD, SMP dan SMA yang berfokus pada pembangunan mental dan karakter dengan sifat taqwa, mandiri dan kreatif (berbasiskan pada pengembangan minat-bakat secara alami dan berproses).

Panjang lebar pak Haji Ika menjelaskan tentang konsep sekolah alam ini, dan saya mendengarkan dengan penuh antusias waktu itu, apalagi ngobrolnya di temani kopi pahit dan ubi cileumbu yang manisnya khas bikin ketagihan. 

Obrolan kami di tutup dengan pesan beliau bahwa pendidikan karakter itu bukan hanya tugas dan tanggung jawab pihak sekolah saja, tetapi harus ada kerja sama antar pihak sekolah dengan orangtua siswa dan ini menjadi perhatian khusus di Sekolah alam ini.

Konsep pendidikan yang unik dan menarik karena 40% proses belajar mengajar di ruang kelas (rumah adat), 60% nya di luar ruangan, di lapangan, di kebun sambil melakukan observasi, seragam sekolahpun tidak wajib ada di sekolah ini, kelas 1 sampai kelas 3 masih dengan konsep Belajar sambil bermain karena itu dunia mereka, kelas 4 SD ke atas baru karakter mandiri itu benar-benar muncul dengan alami.

Buat saya hanya satu kata untuk Bapak-ibu yang sedang bingung cari sekolah "RECOMENDED".

Kang Mul Jozz

Selasa, 13 Oktober 2020

JEMUR TEPUNG


Ini sebuah cerita fiksi yang menggambarkan  tentang seseorang jika mau beralasan, maka apapun bisa jadi alasan, bahkan sesuatu yang tidak mungkin pun bisa dijadikan alasan.

Seperti kisah berikut ini :

Seorang guru bersama dengan muridnya sedang sibuk memperbaiki beberapa hanger kawat yang mulai berkarat. Pak Guru mengamplas hanger kawat tersebut kemudian mengecatnya kembali agar terlihat kinclong. Setelah di cat, hanger tersebut kemudian di jemur. Murid pak Guru terlihat telaten membantu gurunya menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Siang itu matahari sangat terik, sehingga hanger kawat yang di jemur tadi cepat kering dan sudah bisa di gunakan kembali. Pak Guru dan muridnya mengangkat hanger-hanger yang sudah kering tersebut, tiba-tiba seorang tetangga tergopoh-gopoh menghampiri pak Guru, 
"Assalamu'alaikum pak Guru, ma'af saya sedang jemur pakaian cukup banyak nich, saya kehabisan hanger, boleh saya pinjem dulu hangernya pak ?" kata orang itu.

"Wa'alaikum salam, ooo ma'af pak, hangernya mau saya pake buat Jemur tepung" jawab pak Guru.

"Ooo ya sudah kalau begitu pak, saya pinjem ke tempat lain aja, assalamu'alaikum" sambil pamit meninggalkan pak Guru dan muridnya.

"Wa'alaikum salam" Pak Guru dan muridnya menjawab serempak salam pamit dari tetangganya tersebut.

Sang murid bingung, koq hanger buat jemur tepung ya ?, Masih dengan kebingungannya, sang murid memberanikan diri bertanya kepada gurunya : "Pak Guru, koq hanger buat jemur tepung ya, emang bisa pak ?"

Dengan nada santai pak Guru menjawab : "Kalau saya nggak mau minjemin hanger ini ke orang tadi, alasannya ya terserah saya kan, bisa apa aja, jemur tepung, jemur air atau apa saja yang penting hanger nggak jadi dipinjem".

Sang murid tambah bingung, apa sebenarnya maksud dari pak Guru ini. Melihat gelagat muridnya bingung, pak Guru dengan penuh perhatian menjelaskan maksud dari tindakannya tadi : "Begini nak, hari ini pak Guru sedang memberikan pelajaran hidup untuk kamu agar bisa kamu ingat sepanjang hidupmu"
 
Sambil menghela nafas panjang pak Guru melanjutkan penjelasannya,
"Jika kamu ingin melakukan sesuatu hal yang positif, maka kamu bisa membuat seribu alasan untuk menunda atau mengurungkan niatmu itu, contohnya : jika kamu ingin menjadi seorang penulis, maka kamu harus melatihnya setiap hari, kamu tuliskan apa saja yang ada di benakmu, lihat gambar, coba kamu imajinasikan gambar itu kemudian kamu tuangkan dalam bentuk tulisan". 

"Selain itu kamu harus ikut pelatihan-pelatihan menulis seperti yang diadakan oleh komunitas menulis, ikut Webinar, serta ikuti tantangannya, menulis setiap hari minimal 100 kata.  Jika kamu menundanya karena alasan malas, sibuk, capek, nanti aja, kamu merasa minder, kamu merasa nggak cocok dan lain-lain, itu sama saja kamu JEMUR TEPUNG !" Kata sang Guru.

Panjang lebar pak Guru menjelaskan agar muridnya itu paham dan nggak punya alasan lagi untuk menunda-nunda agendanya.

Sang murid terbengong-bengong mendengar penjelasan pak Gurunya itu sambil dalam hati bergumam "Bener juga ya".

Itu contoh jika ingin menjadi penulis, maka begitu jugalah ketika kita ingin menjadi Pebisnis sukses, Anggota Dewan sukses, Guru Sukses, dan profesi apapun yang menjadi impian, maka Jangan pernah jemur tepung jika ingin tercapai impiannya.


Kang Mul Jozz

Minggu, 11 Oktober 2020

5 MENIT 100 KATA

Sejak ikut tantangan dari AISEI untuk menuliskan kata dalam 1 hari minimal 100 kata, saya mencoba mengingat-ingat beberapa kali sebenarnya saya sudah mencoba belajar menulis, di antaranya di Media Insani ( Sebuah media lokal milik BIM Berbagi ) sebagai sarana promosi dan laporan kegiatan dari Yayasan tersebut untuk para Donatur dan masyarakat.

5 menit 100 kata, kira-kira bisa nggak ya ?
Saya coba pas tulisan ini saya ketik pas 5 menit sejak mulai (11.15 - 11.20 WIB), coba saya hitung dulu ada berapa kata !

Setelah saya hitung selam 5 menit di atas, saya baru mampu menuliskan 77 kata, artinya jika fokus maka 100 kata itu bisa kita tuliskan dalam waktu 5 menit. Semua hanya butuh latihan dan kebiasaan.

Sejujurnya memang saya suka menulis, apa yang ada di benak ini rasanya ingin selalu di tuliskan, entah di Facebook atau di status WA, namun sejak kenal komunitas AISEI yang anggotanya keren-keren dan penuh semangat, hobby menulis saya tersalurkan di tempat yang tepat dan benar.

Sampai di kata ini saya sudah menulis selama 10 menit, dan belum di hitung berapa kata yang sudah saya tuliskan. Artinya dalam diri kita masing-masing mempunyai potensi yang terpendam, hanya saja terkadang tidak ada tempat yang tepat untuk menyalurkan dan memberdaya gunakan.

Mungkin tulisan ini kurang begitu bermutu, tetapi buat penulis pemula seperti saya, bisa menulis lancar selama 10 menit itu sudah sesuatu yang luar biasa, tinggal bagaimana mengembangkan bakat dan potensi ini ke arah yang lebih baik dengan bimbingan dan arahan dari para pakar di Komunitas AISEI.

Saya tutup tulisan saya ini dengan menghitung ulang berapa menit saya menulis dan berapa kata yang sudah saya tuliskan, baiklah mulai 11. 15 dan selesai 11.30 WIB jumlah kata, lebih dari 225 kata dalam waktu 15 menit. Ambyar .......

Selamat melanjutkan tantangan ini.

#Day6AISEIWritingChallenge

Sabtu, 10 Oktober 2020

INTUISI


Judul artikel dan Foto sepertinya nggak nyambung ya ! Tapi sepertinya Bapak/ibu penasaran kan, apa sebenarnya intuisi dan apa hubungannya dengan foto saya berlatar belakang mobil Jeep khas kawasan Gunung Bromo.

Baiklah, saya akan sedikit bercerita tentang Foto ini dan apa hubungannya dengan intuisi !

Intuisi, menurut Wikipedia, intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari dunia lain dan di luar kesadaran. Misalnya saja, seseorang tiba-tiba saja terdorong untuk membaca sebuah buku.

Nah, ...... Pasti setiap orang pernah merasakan hal seperti ini, termasuk Bapak/Ibu yang sedang membaca tulisan ini. Misalnya : saat Anda nonton TV kemudian melihat suatu tempat yang indah, dalam hati Anda berkata : "Kayaknya saya koq nggak asing ya dengan tempat ini". Entah bagaimana caranya suatu ketika Anda bisa berkunjung ke tempat ini.

Foto saya ini di ambil sekitar pertengahan tahun 2019 lalu di Kawasan Bromo. Saya sendiri juga tidak pernah merencanakan traveling ke sana secara khusus atau membuat agenda untuk sengaja ke Gunung Bromo, tidak pernah sama sekali.

Tetapi entah kenapa, setiap melihat pemandangan dan situasi di kawasan Bromo baik di Televisi atau di YouTube, perasaan saya koq saya dekat sekali dengan tempat itu. 

Waktu itu saya tidak begitu menghiraukan apa yang saya rasakan karena rasa-rasanya nggak mungkin saya ke tempat itu kalau hanya sekedar jalan-jalan menghabiskan uang. Tapi perasaan dekat dengan kawasan Bromo begitu saja muncul saat saya melihat tayangan yang memberitakan tentang kawasan Bromo.

Sampai suatu ketika seorang teman yang mempunyai bisnis Travel menelpon saya, "Mas Mul, bulan Agustus besok bisa ikut saya ya 3 hari mengawal rombongan ke Bromo dan Malang ?" 

Makdek .....jantung saya berdetak kencang menerima telpon itu, bahkan sebelum saya jawab iya atau tidak, hati saya sudah bersorak kegirangan "YES". Dan akhirnya intuisi itupun bekerja secara alami. 

Saya yang tidak pernah merencanakan untuk jalan-jalan ke kawasan Bromo yang mungkin juga merogoh kocek cukup dalam, tapi atas ijin Allah Azza wa Jalla akhirnya bisa berkunjung ke kawasan itu tanpa mengeluarkan uang sepeserpun bahkan malah dapat bayaran hampir mendekati UMR (untuk jalan-jalan 4 hari 3 malam) dari tugas mengawal rombongan pada saat itu.

So, jika pembaca pernah merasakan hal yang sama dan menjadi kenyataan, apapun itu maka itulah intuisi. 

#Day5AISEIWritingChallenge


TERIMA KASIH ANAKKU

Dalam kehidupan ini, adakalanya kita mengalami kondisi yang lemah entah karena banyak hutang, ada masalah di kantor, masalah dg atasan atau masalah-masalah yang lain yang terkadang membuat kita galau tingkat dewa. Sehingga seolah-olah kita dalam titik nadzir, maju kena mundur nggak mungkin.

Di saat seperti itulah kita butuh penguat mental kita, pembangkit semangat kita untuk tetap berjuang menyelesaikan masalah sebesar apapun masalah yang kita hadapi, karena Alloh Subhanahu wata'ala memberikan beban sesuai kemampuan hamba-Nya, sudah di ukur secara akurat dan cermat oleh-Nya.

Do'a dan harapan tentu itu senjata kita yang utama, namun ada penunjang lain yang bisa membuat kita kembali bersemangat dan bangkit dari kegalauan, apa itu ?

Saat malam tiba, sepulang dari aktifitas apapun di luar rumah, setelah mandi, makan dan istirahat, tengoklah anak-anak yang sudah pulas tertidur. Tatap wajah-wajah polos mereka dengan penuh kasih sayang dan rasakan dalam hati, dengarkan kata hati mereka dengan penuh perasaan.

Anak-anak yang belum tau apa-apa itu menaruh harapan besar pada ayah/ibunya, seolah-olah mereka berkata :"Ayah/ibu, tetaplah bersemangat, setiap persoalan ada jalan keluarnya, jangan menyerah teruslah berusaha, ayah/ibu pasti bisa".

Tatap lebih dalam dan penuh perasaan harapan-harapan mereka, tetap jaga senyum mereka tetap merekah penuh kebahagiaan walaupun dalam kesederhanaan. Mereka taunya ayah dan ibunya adalah seorang yang kuat, sabar dan tak pernah kenal kata menyerah. Never give up !

#Day4AISEIWritingChallenge



Sudah Siap Nak ?

   Dokumentasi Latansa DPW PKS Banten Beberapa waktu lalu di Group WA kader dishare pengumuman tentang akan dilaksanakannya Latansa (pelatih...