Freedom atau teriakan Merdeka ! dulu jadi penyemangat bagi para pejuang Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Teriakan itu begitu bergelora dalam jiwa sehingga saat berteriak “merdeka” dengan kepalan tangan benar-benar terasa ruhnya, terasa auranya, sehingga membuat bergetar dan ketakutan para tentara penjajah meskipun mereka bersenjata lengkap. Apalagi saat bung Tomo berorasi, selain teriakan merdeka, juga di iringi dengan pekikan “ALLOHU AKBAR” berkali-kali hingga musuhpun mampu di kalahkan dan akhirnya menyerah.
“MERDEKA”
Dan
apakah Negri kita saat ini benar-benar telah merdeka ? entahlah ? secara
kedaulatan “ya”, tapi secara ekonomi rasanya belum, dimana hampir semua sektor
di kuasai oleh Asing dan Aseng beserta kroni-kroninya. Sudahlah, Lupakan soal
itu , karena sudah ada yang memikirkan. Mari kita berpikir dari yang terkecil
saja dulu yaitu “Ekonomi Keluarga Kita” ! benarkah Ekonomi keluarga kita sudah
merdeka ? test aja dengan pertanyaan sederhana !
1.
Jika
tempat kerja Anda bangkrut atau tutup secara mendadak kira-kira apa yang akan
Anda lakukan ?
2.
Jika ada
yang mau kasih pinjaman uang Rp. 30.000.000,- untuk modal usaha dan
pengembaliannya tanpa bunga, kira-kira
Anda mau usaha apa ?
3.
Apa
rencana Anda 2-3 tahun kedepan ?
a.
jika
bekerja, progres apa di tempat kerja ? naik jabatan ? jadi apa ? gaji berapa ?
b.
Jika
bisnis, berapa target omset Anda dalam satu hari ? Satu Bulan ? dan total dalam
setahun ? apakah akan membuka cabang bisnis baru ?
4.
Apakah
Anda dominan atau Anda yang selalu mengambil keputusan di tempat kerja Anda
saat ini atau tergantung atasan Anda ?
5.
Siapa yang
menentukan arah bisnis Anda ? pemodal/investor atau Anda dan pasangan hidup
Anda yang selalu ambil keputusan ?
Pertanyaan-pertanyaan di atas tak perlu di
jawab, cukup direnungkan saja, Siapa yang menentukan arahnya, orang lain atau
Anda ? Jika arahnya masih di tentukan orang lain, berarti Anda belum merdeka,
belum Freedom. Tapi jika arahnya Anda sendiri yang menentukan, kemerdekaan
sudah ada di depan mata.
Dalam artikel ini kita bahas soal “merdeka”,
ma’af jika harus sedikit menyinggung soal pekerjaan, karena saya sendiri juga
pernah bekerja di 3 tempat yang berbeda, jadi tau betul bagaimana rasanya bekerja,
di Pabrik pernah 11 tahun di bagian produksi, jadii Sales pernah meski hanya 4
bulan pernah merasakan tiap hari di jalanan Ibu Kota dan jadi Guru pernah 2
tahun 8 bulan. Tidak ada yang salah dengan pekerjaan yang salah itu orang yang
tidak mau bekerja alias pengangguran, itu salah besar. Namun ada satu tips
untuk Anda yang masih bekerja, jika Anda ingin menjadi Pekerja yang merdeka,
jadilah TENAGA AHLI bukan tenaga biasa, karena tenaga ahli selalu di cari
perusahaan dan bayarannya pun besar, sementara pekerja biasa terlalu banyak dan
di bayar standar-standar saja UMK atau UMP + dikit + leburan kalau ada.
Ma’af sekali lagi ini bukan untuk merendahkan
profesi apapun, karena jika ada pertanyaan siapa yang paling mulia antara
pekerja atau wirausaha di antara keduanya ? maka jawabannya adalah yang paling
bertaqwa ...... hehehe .... dan hanya Alloh yang bisa mengukurnya, bukan
manusia.
Kembali ke bahasan utama Bisnis untuk Freedom !
Freedom dalam hal apa ? yaaa ..... freedom
banyak hal :
a.
Waktu.
b.
Uang.
c.
Tenaga.
d.
Pemikiran.
e.
Kreatifitas
f.
Dll.
Bisnis itu semua yang ngatur si pelaku bisnis
itu sendiri tentu ada hubungannya juga dengan customer dan suplier, nggak bisa
juga di katakan freedom se freedom fredomnya, tetap saja ada
batasan-batasannya. Namun pengaturan waktunya lebih fleksibel, saat ada
keperluan yang mendesak tidak perlu cuti, cukup atur saja gimana caranya bisnis
tetap jalan meskipun kita tidak ada di tempat. Soal keuangan ini yang lebih
riskan, karena seorang pebisnis harus mampu mengatur arus kas nya agar tetap
stabil dan bahkan cenderung meningkat, di sinilah di butuhkan kreatifitas dan
konsistensi dan disiplin yang tinggi dalam penggunaan dana.
Banyak
yang mengatakan :”enak ya sudah punya usaha sendiri”
Hehehe ....... enak kalau sudah jalan dan
menguntungkan, tapi prosesnya ........”setengah mati bro...”
Makanya banyak juga yang menyerah dan kembali
bekerja, kenapa ? karena nggak kuat dengan prosesnya .....
Teman-teman, tulisan ini bukan untuk
mendiskreditkan profesi apapun, karena sekali lagi yang paling mulia dari
setiap profesi adalah yang paling bertaqwa dan yang paling bermanfaat untuk banyak
orang. Jadi jangan memaksakan diri untuk menjadi orang lain, jadilah diri
sendiri yang bisa mengatur kehidupan kita tanpa intervensi orang lain, jadilah
ahli di bidang masing-masing. Tapi ada satu jalan jika Anda ingin merdeka dari
tekanan orang lain yaitu jalan Wirausaha karena saya sendiri telah merasakan
itu. Kalau nggak percaya coba sekali-sekali tanya ke teman yang tadinya bekerja
kemudian resign dan buka usaha sendiri dengan yang penghasilan sama aja dengan
waktu dia kerja, kira-kira mau lagi nggak dia tutup usahanya dan kembali
bekerja, yang penghasilan sama dengan waktu dia kerja aja belumtentu mau dia
tutup usaha dan bekerja kembali, apalagi yang penghasilannya sudah jauh
meninggalkan gajinya dulu saat bekerja.
Ada cerita menarik yang saya ambil di internet,
kisah ini bukan tulisan saya dan saya bukan plagiat seperti Afi, tapi kisah ini
saya Copas dari internet mudah-mudahan jadi inspirasi untuk kita !
Dwifung Wirajaya
Saputra,
Mantan Satpam yg Kini
Menjadi Pengusaha Beromset Rp 5M/ bulan
Semua orang berhak
untuk sukses dalam hidupannya. Tidak perduli apa profesi Anda saat ini, impian
untuk memiliki sebuah usaha yang menguntungkan dan menjadi orang sukses
layak Anda dapatkan. Itulah yang terjadi pada diri seorang Ipung (Dwifung
Wirajaya Saputra), seorang Satpam (Satuan Pengaman) yang beralih profesi
menjadi pengusaha dan sukses dengan omset mencapai miliaran rupiah per bulan. Mungkin
sebagian dari kita tidak percaya kisah tentang Ipung, tapi ini adalah kisah
nyata. Berawal dari seorang security di sebuah gudang, kisah hidupnya berubah
180 derajat menjadi seorang pengusaha kaya. Kisah ini diceritakan oleh Jaya
Setiabudi, seorang pengusaha pemilik bisnis online YukBisnis.com.
Awal Kisah Dwifung si Mantan Satpam !
Kisah inspiratif ini
berawal dari pertemuan Ipung dengan Jaya Setiabudi pada tahun 2000 silam. Jaya
Setiabudi yang akrab dipanggil dengan mas Jay menawarkan sebuah pekerjaan pada
Ipung, yaitu sebagai tenaga sales. Mas Jay merekrut Ipung bukan sembarangan,
tapi ada alasan yang kuat. Menurut mas Jay, Ipung memiliki kemampuan lebih dari
sekedar seorang Satpam. Selain memiliki otak yang pintar, Ipung juga punya
kemampuan komunikasi yang sangat baik dan juga suka membantu orang lain.
Pada saat itu, Ipung
ditawari gaji Rp 1,5 juta untuk menjadi seorang salesman dan dia langsung
menerima ajakan mas Jay untuk bekerja di perusahaannya. Menjadi seorang
salesman adalah hal yang baru bagi Ipung. Kurangnya pengalaman dan pengetahuan
di dunia marketing telah sukses membuat kerugian sekitar $800 atau sekitar Rp
10 juta di hari pertama dia bekerja. Kemauan keras untuk belajar serta
keyakinannya yang kuat dengan profesi barunya membuat Ipung terus bersemangat.
Dia banyak belajar tentang cara berkomunikasi yang efektif dengan klien, cara
bernegosiasi, dan berbagai hal lainnya yang berhubungan dengan dunia bisnis.
Karir Ipung Melompat dengan Cepat !
Kerja kerasnya
berbuah manis. Empat bulan setelah bergabung dengan usaha mas Jay, Ipung sudah
cukup mahir dan bisa meng-handle orderan bernilai ratusan juta. Jaya Setiabudi
mengatakan bahwa Ipung sangat berbakat dalam dunia niaga dan bisa berkembang
lebih baik lagi. Lompatan karir Ipung sangat cepat. Tidak begitu lama menjadi
salesman, Ipung diangkat menjadi sales manager dan membangun tim yang
lebih besar. Tentu saja hal ini bukan hanya karena kesempatan yang dia
dapatkan, tapi juga karena kerja keras, keuletan, dan kecerdasan Ipung. Selama
bekerja menjadi sales manager di perusahaan Mas Jay, Ipung banyak mendapatkan
pelajaran dan pengalaman di dunia bisnis. Hal inilah yang kemudian membuat
Ipung punya rencana untuk membangun usahanya sendiri.
Ipung Membangun Usaha di Bidang Outsourcing Security !
Berbekal pengetahuan
dan pengalaman selama 4 tahun bekerja di perusahaan mas Jay, akhirnya Ipung
memutuskan untuk membangun usahanya sendiri. Ipung resmi mengundurkan diri dari
perusahaan mas Jay dan mendirikan usaha sendiri di bidang jasa pengamanan
(security). Ipung mendirikan bisnis jasa outsourcing security tersebut dari
nol. Sedangkan untuk modal usahanya, Ipung menggunakan dana dari orang lain
yang menjadi investornya.
Saat ini, bisnis
jasa pengamanan yang didirikannya sudah terbilang sukses. Perusahaan Ipung yang
diberinama PT Putra Tidar Perkasa, sudah mempekerjakan lebih dari 600 orang
tenaga security. Bisnisnya tersebut menghasilkan omset sekitar Rp 5 Miliar per
bulan. Luar biasa! Untuk menjadi pengusaha, kita bisa belajar dari sikap dan
sifat Ipung, diantaranya:
§ Berani memulai usaha sendiri
§ Gigih dan konsisten dalam memperjuangkan sesuatu
§ Bisa diandalkan dan dipercaya orang lain
§ Punya fisik yang sehat
§ Keluwesan berkomunikasi dan bernegosiasi
§ Setia kawan
Selain itu, dari kisah Ipung ini kita belajar bahwa
untuk menjadi orang yang berhasil tidak melulu harus punya modal uang. Nyatanya
Ipung mendapatkan modal dari orang lain karena dia dipercaya dan dapat
diandalkan. Ipung membayar semua kepercayaan orang-orang di sekitarnya dengan
etos kerja dan sikap yang baik. Dan semua kerja kerasnya akhirnya berbuah
manis. Semoga kisah Ipung ini bisa menginspirasi kita semua. Salam sukses!
#Day22desAISEIWritingChallenge
Tidak ada komentar:
Posting Komentar