BIM Berbagi

BIM Berbagi

Kamis, 24 Desember 2020

DUITNYA DI DEPAN MATA

 


Tahukah Anda jika pedagang keliling yang kita jumpai setiap hari bahkan setiap sekian jam lewat di depan rumah atau kontrakan kita itu berpenghasilan minimal Rp. 100.000,-s/d Rp. 300.000,- bersih perhari dan bahkan bisa lebih lho !

Dan Jika Anda berminat menjadi pedagang keliling saya sarankan, jangan mau seumur hidup jadi pedagang keliling, TAPI jadilah bosnya para pedagang keliling. Caranya ?

Sekedar share saja dan mudah-mudahan  ada yang terinspirasi dengan beberapa kisah berikut ini :

KISAH PERTAMA :

Saya setiap hari berdagang bakso keliling  pake sepeda motor yang saya namakan TORGASO motor niaGA bakSO di Perumahan Gardenia 1 Citra Raya ( Silahkan Cek kesana jam 15.00 s/d 21.00 ) saya ada di dalam komplek perumahan itu.

Di situ saya ketemu dengan lebih dari 15 pedagang keliling ( Pedagang Gorengan, Siomay, Kue Puthu, Roti Sari roti, Roti Ayu, Roti inti Bakery, Bakso malang Cak Nur, Bakso Malang Mitra, Bakso Malang 3 jaya, Bakso Malang Amanah, Bakso Cuanki Bandung, Tokoyaki, Es krim Monas, Martabak Mini, Seblak Bandung, Tahu Bulat, Jasa penjahit vermak, dll ), termasuk Bakso SOPO NYONO Kang Mul Jozz punya saya dan pedagangnya juga saya sendiri ….hehehe.

Hampir semua pedagang-pedagang tersebut sudah saya kenal baik dan biasa ngobrol-ngobrol santai sambil menunggu pembeli datang. Ternyata hampir semua beromset Rp. 400.000,- s/d Rp. 600.00,- perhari, dengan modal belanja berkisar antara Rp. 200.000,- s/d Rp. 300.000,- setiap harinya. Dan silahkan hitung sendiri berapa untungnya !

KISAH KEDUA :

Ada 3 pedagang yang menarik perhatian saya :

1.       Pedagang Somay Baraya,

2.       Pedagang Bakso Malang Mitra, dan

3.       Pedagang Bakso Malang Cak Nur.

1 pedagang somay Baraya cukup dekat dengan saya karena hampir tiap hari barter  Somay – Bakso, 2 pedagang bakso Malang Mitra dan Cak Nur sering bertegur sapa dengan saya, meski kedua pedagang Bakso Malang tersebut masuk dalam kategori competitor mengingat sama-sama menjual Bakso, tapi hubungan kami cukup baik karena punya pelanggan masing-masing.

Yang menarik buat saya, ketiga pedagang tersebut bukan menjual dagangan mereka sendiri, artinya mereka adalah karyawan atau anak buah bos-bos mereka dengan perhitungan profit sharing yang berbeda-beda :

1.       Somay, 70% buat penjual, 30% buat bos,

2.       Bakso Malang Mitra, 20% dri omset buat Penjual,

3.       Bakso Malang Cak Nur, di hitung perbiji. Misal : dari Bos 800/bakso di jual 1000/bakso, dst

Dan yang menarik buat saya untuk di tiru adalah bos mereka, bukan penjualnya. Bos Somay  punya 5 grobak dan 5 penjual, Bos Bakso Malang Mitra belum tahu punya berapa anak buah, sementara Bos Bakso Malang cak Nur punya 2 kios Bakso malang di Bitung dan Cikupa serta 8 grobak dorong dan 8 penjual tentunya.

Secara hitung-hitungan matematika bisa kita catat sendiri berapa penghasilan si Bos-bos ini, dengan mengacu pada perhitungan omset dan profit sharing mereka masing-masing.

Usaha ini kelihatannya sepele, tetapi jika mau di tekuni bukan tidak mungkin penghasilan pedagang-pedagang keliling yang notabene hanya penjual alias anak buah bisa berpenghasilan mengalahkan UMR saat ini, dan Bos-Bos mereka juga berpenghasilan yang setara dengan para manager dan bahkan direktur di Perusahaan-perusahaan, yang membedakan mungkin cara kerja dan gaya hidupnya.

Anda dan saya yang sudah menggeluti usaha konvensional atau yang mau terjun ke usaha konvensional tinggal pilih, hanya mau jadi penjualnya saja, atau berproses dan menetapkan Visi untuk menjadi Bos bagi para pedagang, Tapi tentunya prosesnya tidak semudah hitung-hitungan di atas. Rasa malu harus di buang jauh-jauh dari perasaan kita saat menjajakan dagangan kita, kodrat sebagai seorang pedagang harus di terima saat proses hariannya seperti :

1.       Omset pasti naik turun, tak mungkin sama perharinya, dan itu harus di sadari sebagai seorang pedagang.

2.       Harus sabar menghadapi para konsumen dan pelanggan yang berbeda-beda karakter dan keinginan.

3.       Siap bekerja dengan waktu yang lebih panjang dibanding dengan karyawan yang rata-rata 8 jam perhari.

4.       Buang jauh-jauh rasa malu saat berjualan dan bertemu dengan rekan-rekan lama, bahkan mungkin merekapun nggak berani jualan karena malu. Anda sudah punya nilai plus dalam hal ini.

Jangan pernah berpikir dan jangan pernah mau hanya jadi pedagang keliling sendirian, tapi lahirkan pedagang-pedagang baru yang menjadi karyawan kita.

“SESEORANG YANG BERPENGALAMAN BERTAHUN-TAHUN

DALAM BIDANG TERTENTU, AKAN BISA DI KALAHKAN OLEH

ORANG YANG PUNYA SEDIKIT PENGALAMAN DI BIDANG TERTENTU TERSEBUT

 TAPI PUNYA KREATIFITAS YANG TINGGI”

 

Tulisan Lama saya saat pernah berdagang bakso keliling komplek yang di publikasikan kembali.

#Day26desAISEIWritingChallenge

6 komentar:

  1. Kang Mul ternyata luar biasa.
    Pengalamannya luar biasa
    Sehat selalu kang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, sehat dan berkah juga buat Bang Indra dan semua rekan2 komunitas Literasi di seluruh Nusantara.

      Hapus
  2. Buang jauh rasa malu maka kesuksesan dapat kita raih,sngat pak yuk kita semua bisa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Leres Bu, jika sudah terbiasa, rasa malu itu akan hilang pada waktunya. Wong ini halal koq kenapa malu

      Hapus
  3. Terima kasih sdh berbagi pengalaman. Kata orang pengalaman adalah guru terbaik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Leres Pak D. Bahkan sangat karena memberikan pelajaran yg sangat berharga dalam perjalanan hidup

      Hapus

Hanya 100 Ribu Harga Suaramu di Pemilu

PEMILU Si Pembuat Pilu Tahun 2024 Indonesia menggelar Pemilu Pilpres dan Pileg. Ada yang menarik untuk dibahas dan dianalisis, yaitu fenomen...