BIM Berbagi

BIM Berbagi

Minggu, 10 Maret 2024

Sudah Siap Nak ?

   Dokumentasi Latansa DPW PKS Banten

Beberapa waktu lalu di Group WA kader dishare pengumuman tentang akan dilaksanakannya Latansa (pelatihan perempuan siaga), yang merupakan program tahunan Santika DPW PKS Banten.

Tujuan dari Pelatihan ini adalah menyiapkan kader-kader dan simpatisan Perempuan PKS di Banten untuk ikut serta dalam kesiapsiagaan dalam perhelatan kegiatan dan agenda kerja PKS di tengah masyarakat, baik yang telah terjadwal seperti bakti sosial, pelatihan-pelatihan, santunan, Pilkada, Pileg dan kegiatan yang insidental seperti bantuan untuk korban bencana.

Tentu dalam menjalankan agenda tersebut pasti membutuhkan tenaga dan bantuan dari kader perempuan, meskipun yang dominan memang kader laki-laki, namun dalam kenyataan di lapangan sangat dibutuhkan kader perempuan untuk kondisi-kondisi tertentu.

Nah, menyiapkan perempuan yang siap siaga dalam kondisi-kondisi darurat dan siap terjuan ke lapangan itu tidak mudah, butuh mental yang kuat, fisik yang prima, dan latihan-latihan yang rutin. Selain itu yang tak kalah penting adalah ijin dari suami bagi yang sudah berkeluarga dan ijin dari orangtua bagi yang masih lajang.

PKS sangat faham akan hal ini, sehingga perlu diadakan Pelatihan Perempuan Siaga yang diikuti oleh kader-kader perempuan pilihan yang siap aktif dalam kegiatan-kegiatan secara fisik.

Sebagai kader Partai Keadilan Sejahtera, kesempatan ini kami pergunakan untuk melakukan pembuktian, seberapa besar  kesiapan Putri kami yang telah kami persiapkan untuk menjadi kader penerus partai ini dalam mengikuti pelatihan ini. Karena usia putri kami sudah menginjak 18 tahun dan juga sudah mengikuti Unit Pembinaan Anggota (UPA) di Pesantren tempat ia mengabdi saat ini.

Pengkaderan internal keluarga kecil kami dilakukan sejak kecil dengan mengikut sertakan keempat anak kami dalam kegiatan-kegiatan ringan seperti Halal bi halal, santunan, bakti sosial dan taklim-taklim yang memang  seperti sudah menjadi budaya di partai ini.

Harapannya, mereka tahu apa yang dilakukan oleh orangtuanya ditengah masyarakat dengan wasilah partai ini.

Pembuktian ini kami sampaikan melalui pesan WhatsApp sambil ngetest sejauh mana kesiapannya bergabung dengan partai ini.

"Assalamu'alaikum mbak Salma, bisa ikut Latansa di Anyer ?" Pesan WA sy sambil mengirim pengumuman kegiatan tersebut. Kami memanggilnya mbak karena itu keinginan dia sendiri di panggil mbak sebagai anak Sulung kami.

"Wa'alaikum salam Abi, mau sich, tapi harus ijin Ustadzah dulu boleh nggaknya ?" Jawabnya.

Dalam hati kami berucap Alhamdulillah berarti ia sudah faham apa yang harus dilakukan oleh  calon kader muda seperti dia.

Waktu SMP di Pesantren sebelumnya, memang mbak Salma aktif dalam kegiatan kepramukaan yang identik dengan kegiatan di luar kelas, di lapangan dan kegiatan perkemahan. Agaknya suasana inilah yang ia rindukan sejak 3 tahun terakhir saat di pesantren dan kegiatan hariannya menghafal Al-Qur'an.

"Gimana mbak, sudah ijin Ustadzah ?" Pesan WA saya.

"Sudah bi, Alhamdulillah sudah diijinkan, tapi sama siapa dong ?" Tanyanya bimbang.

"Coba tanya temen-temen yang lain, ada nggak yang orangtuanya kader PKS ? kalau ada, ajakin ikut Latansa sekalian jalan-jalan refreshing ke Anyer gitu"  jawab saya.

Gayung bersambut, ternyata yang pengabdian di pesantren tersebut ada beberapa juga yang anak kader PKS, akhirnya atas ijin Mudir dan Ustadzah kepala program Tahfidz, mereka berempat (anak saya dan ketiga temannya) berangkat ikut acara Latansa di Anyer.

Kami berkomunikasi via WhatsApp hanya selama perjalanan keberangkatannya saja, karena selama acara berlangsung HP disita oleh panitia. Putri kami mewakili Perempuan dari DPD PKS Kabupaten Lebak karena Pesantren tempatnya mengabdi berdomisili di Lebak.

Ba'da Maghrib usai acara selesai, mbak Salma kirim foto-foto kegiatan yang dishare oleh panitia di group Latansa yang kurang lebih berjumlah 250 peserta.

Dari sekian foto yang dikirim, foto di bawah ini yang paling Special ia kirim, dengan chapter Dikasih pak Oka hadiah Rp 100.000,- karena kuda-kuda terlama.
   Hadiah 100rb untuk kuda-kuda terlama

"Gimana acaranya mbak ?" Tak sabar bertanya saat HP nya mulai aktif.

"Alhamdulillah seru Bi, lumayan capek" jawabnya singkat.

"Nanti ikut lanjutannya ya !" Pinta saya kembali ngetest  kesediannya.

"Iya Bi aku mau ikut lanjutannya terus sampai jadi relawan" Jawabnya tegas.

"Masya Allah Tabarakallah anakku, teruslah bersemangat untuk berlatih menyiapkan diri berkiprah di tengah masyarakat apapun aktifitasmu nanti" saya akhiri percakapan WA itu dengan harapan dan do'a semoga ia Istiqomah dalam kebaikan dan menebar kemanfaatan.

"Siap Abi" jawabnya penuh semangat.


Late post

KMJ


Pondasi itu harus orangtuanya yang menancapkannya !



Pondasi Kaderisasi adalah Keluarga

        Foto hanya pemanasan tulisan saja

Dalam suatu organisasi yang sudah dibentuk belasan bahkan puluhan tahun, buntunya regenerasi tampaknya menjadi problem yang harus segera dicarikan solusi secara komprehensif.

Solusi yang dimaksud bukan sekedar melakukan  program Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) misalnya, atau training-training tentang organisasi dan sejenisnya, tetapi lebih mendasar ke soal yang lebih fundamental yaitu Pembinaan jangka panjang.

Pembinaan yang dimaksud adalah suatu program yang dirancang khusus oleh organisasi yang harus diterapkan langsung di lingkungan keluarga, penanggung jawab program ini adalah orang tua (Bapak dan Ibu) yang diperuntukkan untuk anak-anaknya dan dilaksanakan selama kurun waktu 10 sampai 15 tahun sejak Balita hingga baligh. Seperti apa bentuk programnya ?

Secara umum program ini berkesinambungan dari mulai anak usia Balita, berlanjut usia 6 sampai 10 tahun dan saat anak menginjak remaja 11 sampai 17 tahun. Pelaksana program ini langsung oleh orangtua yaitu  Bapak dan Ibunya yang diterapkan langsung untuk anak-anaknya dengan prioritas utama kaderisasi untuk disiapkan menjadi penerus jalannya organisasi atau melanjutkan proses dakwah kelak saat mereka dewasa.

Kita tentu harus menyadari saat anak-anak kita beranjak dewasa, tentu usia kita sudah menua, selisih rata² kita dengan anak sulung kita minmal terpaut 25 hingga 30 tahun, jadi saat anak kita berusia 40 tahun, saat itu usia kita sudah menginjak 65 atau 70 tahun. 

Kaderisasi yang dilakukan dilingkungan keluarga ini akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan visi dan misi organisasi, paling tidak penerus ideologi adalah keturunan biologis yang secara ruh juga mempunyai keterlibatan batin yang kuat.

Setidaknya bidang kaderisasi organisasi akan sangat terbantu menjalankan program kaderisasi organisasi ketika pondasi dari keluarganya sudah terpancang kuat melalui program kaderisasi keluarga.

Problem yang dihadapi saat ini adalah minimnya program kaderisasi di lingkungan keluarga sehingga terjadi beberapa kasus, Bapak dan Ibunya sibuk melakukan kegiatan diluar dengan alasan berdakwah dan melaksanakan program-program organisasi, sampai terjadi anak-anaknya terlupakan bahwa anak-anaknya lah yang seharusnya paling berhak mendapat training khusus dari orangtuanya untuk kelak juga terjun bergabung meneruskan visi dan misi organisasi.

Jangan sampai justru anak-anak berfikir sebaliknya, "Saya tidak mau seperti Bapakku atau ibuku yang sibuk diluaran, kesana kemari mengurus orang lain sementara saya kurang diperhatikan" . Kalimat ini jangan sampai terlantar dari lisan mereka, karena itu menunjukkan bahwa proses kaderisasi di tingkat keluarga gagal total.

So, ini hanya suatu pendapat dari hasil pengamatan dan monitoring penulis pribadi yang selain aktif  belajar dan mengajar Tahsinul Qur'an anak- anak usia SD dan mengajar Iqro Bapak-bapak di lingkungan, serta aktif membimbing mentoring remaja usia SMA dan Mahasiswa. Penulis menemukan satu fenomena kurang antusiasnya anak-anak kader dalam mengikuti program mentoring yang diprogramkan oleh bidang kaderisasi.

Dari jumlah anggota di group mentoring, kehadiran dan antusiasme anggota hanya 40%, dan 40% ini adalah anak-anak yang sudah terkader di lingkungan keluarganya, artinya pondasi yang ditanamkan oleh kedua orangtuanya sudah cukup bagus, sehingga Mentor tinggal menyiapkan program lanjutan untuk kesiapan mereka terjun langsung bergabung dan aktif di organisasi dan kemasyarakatan. Sedangkan yang tidak aktif itu menunjukkan kondisi yang sebaliknya, kaderisasi ditingkat keluarga tidak berjalan dengan baik.

Wallahu 'alam bishowab.


Kang Mul Jozz
#santritelat
#ikutngajartahsindaniqro
#mentorremaja
#wirausahabaksokmj

Minggu, 18 Februari 2024

Hanya 100 Ribu Harga Suaramu di Pemilu


PEMILU Si Pembuat Pilu

Tahun 2024 Indonesia menggelar Pemilu Pilpres dan Pileg.

Ada yang menarik untuk dibahas dan dianalisis, yaitu fenomena serangan fajar yang menggila !

Rata-rata Caleg melalui Timsesnya menebar amplop untuk beli es istilah barunya berisi uang 100 rb an warna merah atau 50rb an warna biru untuk membeli suara. 

Naif nya lagi budaya kotor ini bukan hanya terjadi di kampung-kampung yang notabene tingkat pengetahuannya tentang demokrasi belum seperti pemahaman masyarakat di kota-kota besar atau kota penopangnya contohnya di DKI dan Tangerang.

Bahkan di Pemilu 2024, serangan fajar ini masuk ke Cluster-cluster perumahan dari yang kelas RSSS sampai ke kelas perumahan yang katanya elite dan tingkat pendidikan warganya relatif lebih baik dibanding yang diperkampungan.

Penulis mencoba menghitung secara sederhana :
Jika suara Anda dibeli dengan harga Rp. 100.000, - itu artinya dibayar Rp. 20.000 pertahun dan jika di bagi 356 hari maka suara Anda hanya dihargai kurang lebih Rp. 56, 18/hari, gila bukan ?

Dan apakah si pemilih yang menerima uang sekecil itu peduli siapa Calegnya ?
Apakah peduli darimana uang amplopnya ?
Apa perjuangananya di parlemen ?

Budaya rusak seperti ini harus dihentikan !
Jangan bilang sudah biasa karena kata-kata itulah awal dari rusaknya tatanan budaya dan tatanan demokrasi.

Bukankah sebagian besar yang menerima serangan fajar itu juga ikut kajian di masjid setiap pekan ?

Bukankah sebagian yang menerima serangan fajar itu juga sholat berjama'ah setiap hari ?

Mungkin karena Ustadz sering bilang terima uangnya jangan pilih orangnya atau malah terima uangnya dan jangan lupa pilih orangnya. Semua tentu dipertanggungjawabkan jawaban kelak di akherat.

Demokrasi yang yang sudah rusak ini ditambah dirusak oleh praktek-praktek serangan fajar yang makin menggila di Pemilu kalu ini.

Apakah hal seperti ini akan terus berulang setiap 5 tahunan ?

Semoga ada perubahan sistem dan budaya dalam memilih Pemimpin Indonesai.


KMJ
Warga kelas dua

Selasa, 19 September 2023

Kursi & Nasi

KURSI DAN NASI

   Kursi Empuk sering melalaikan yang duduk

Seorang Calon Anggota Dewan (Caleg) incumbent dari Partai Kancil terlihat tergopoh-gopoh menghampiri Timsesnya yang sudah menunggu di suatu ruang pertemuan sejak 1 jam yang lalu. Sang anggota dewan terlihat gusar dilihat dari mimik mukanya yang kurang bersahabat.

30 orang timsesnya yang telah dibentuk beberapa bulan yang lalu itu mulai resah, "Apa gerangan yang akan disampaikan oleh pak Caleg terkait kasus kisruh kemarin di Dapil 13"  begitu kira² yang ada di benak mereka,  khususnya ketua timses Bang Barbarosa (nama ketua timses).

"Perhatian semuanya" begitu pembuka sang caleg di forum itu sambil memasang muka garang.

"Saya nggak mau ya, nama saya jadi jelek gara-gara salah satu diantara kalian tidak bertanggung jawab atas janji dan Proyek yang sudah saya kucurkan" tegas sang caleg. Mendengar kalimat itu semua yang hadir diam tak bersuara, ada beberapa orang yang sambil menunduk tapi matanya melirik ke salah satu anggota yang hadir.

"Baru saja saya dapat laporan dari masyarakat bahwa atas nama saya dan Partai Kancil masih punya hutang atas reses yang dilaksanakan di Desa Suka Arta 4 tahun yang lalu sehingga nama saya dan partai kita cacat di mata masyarakat Suka Arta" suara sang caleg makin keras. Pak Jeger biasa disebut begitu oleh rekan dan koleganya, Sebutan Jeger diplesetkan dari nama aslinya Jagoriyanto.

"Saya nggak mau kalian bikin malu saya dan partai kita, saya tidak perlu bertanya siapa pelakunya, yang merasa saya kasih uang reses atau proyek jalan, atau program apapun di desa Suka Arta dan masih menyisakan utang di tempat itu silahkan keluar dari ruangan ini dan mundur dari timses saya" akhirnya kemarahan pak Jeger memuncak.

30 timses yang hadir saling berpandangan satu sama lain, yang tidak merasa melakukan itu berupaya untuk bersikap biasa saja. Tiba-tiba salah seorang diantara mereka berdiri tanpa mengucapkan sepatah katapun. Semua mata tertuju ke satu orang ini, "Nah inilah pelakunya" begitu yang terlintas dibenak semua yang hadir.

"Hai kamu Bandi, apakah oknum itu kamu ?" bentak pak Jeger setengah berteriak.

"Bu ....bukan pak bukan" jawab Bandi gugup.

"Lalu kenapa kamu berdiri ?" Pak Jeger tambah kesal karena merasa dipermainkan. 

"Begini pak ceritanya, .........."

Bersambung  ..........  





Minggu, 16 Juli 2023

Para Perindu Syafaat Al-Qur'an

                From Iqro to Al-Qur'an

Tak ada ikatan saudara pertalian darah diantara mereka, ketemunyapun saat bertetangga di salah satu Cluster di Perumahan Citra Raya.

Tapi mengapa mereka bisa bersatu ? Apa motivasinya ? Apakah gerangan yang menggerakkan hati-hati mereka untuk belajar bersama ? Apa yang Meringankan langkah kaki mereka menuju Masjid sedangkan di rumah mestinya lebih nyaman, berkumpul bersama keluarga, bercengkrama sambil melihat tayangan TV atau main HP sambil minum kopi. 

Sebagaimana penjelasa berikut https://www.alfawaaid.net/2015/02/ruh-ruh-itu-bagaikan-pasukan-yang_5.html?m=1, Telah shahih dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah [ﷺ] bersabda:

{ الأرواحُ جنودٌ مجنَّدةٌ . فما تعارف منها ائتَلَف . وما تناكَر منها اختلف. }

“Ruh-ruh bagaikan tentara yang tersusun. Jika saling mengenal maka akan bersatu, dan jika saling mengingkari maka akan berpisah.” [HR. Bukhori-Muslim]

(※) Hadits ini dijelaskan oleh Nabi terpilih [ﷺ] padanya bahwa ruh-ruh para makhluk yang bersatu dan bercerai laksana ruh-ruh yang tersusun apabila saling berhadapan dan saling berjumpa,

(※) dan yang demikian berdasarkan apa yang telah ditetapkan padanya dari kebahagian dan kesengsaraan, dan jasad-jasad yang padanya ada ruh-ruh akan saling berjumpa di dunia sehingga akan bersatu dan bercerai sesuai dengan apa yang telah ditetapkan padanya baik saling mengenal atau saling mengingkari,

(※) sehingga Anda dapat lihat jiwa yang derma lagi baik akan cinta kepada yang semisalnya dan akan condong kepadanya, sedangkan yang jahat akan berkawan dengan yang sejenis dan akan condong kepadanya serta akan menjauh dari setiap yang berlawanan dengannya.


▶️ Dan dinukilkan di dalam “Al-Fath” (juz 3, Hal: 199) dari al-Khaththabi bahwa beliau berkata:

(※) “Boleh jadi bermakna isyarat atas kesamaan dalam kebaikan dan kejelekan serta perbaikan dan kerusakan, dan bahwasanya manusia yang baik akan rindu kepada jenisnya sedangkan yang jelek semisal itu pula akan condong kepada yang sejenisnya,

(※) para ruh akan saling mengenal sehingga hinggap sesuai dengan tabiat yang telah diciptakan di atasnya dari kebaikan maupun kejelekan.


Ruh mereka telah berkumpul bersama, karena sadar diri dan menyadari akan Hadits Rasulullah bahwa : 
Sehingga ketika saatnya nanti butuh pertolongan, maka Al-qur'an akan menolong karena di dunia selalu dibaca. Dibaca saja Al-Qur'an akan memberi syafaat di Akherat apalagi jika dipahami serta diamalkan, Masya Allah.

Itulah mengapa mereka bersedia bersusah-susah dan berpayah-payah untuk belajar membaca Al-Qur'an. Bahkan mereka telah berikrar untuk tetap belajar dan terus belajar sampai ruh meninggalkan jasad mereka masing-masing.

Mereka bermain logika, Jika Al-Qur'an bisa memberi syafaat bagi pembacanya saat di Akherat kelak, maka syarat utama mendapatkan syafaat itu Harus bisa membaca Al-Qur'an !…

Itulah sebabnya mereka antusias belajar Membaca Al-qur'an dan memperbaiki bacaannya agar sesuai kaidah tajwid yang benar.

Jika ingin mendapat syafaat Al-Qur'an di Akherat kelak, maka kuncinya adalah Bisa membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid, kemudian rajin membacanya dan mentadaburinya.



Rabu, 22 September 2021

KMJ







Kamis, 30 Maret 2023

Suara Hati Sendal Jepit

Suara Hati Sandal Jepit
(Untukmu Para Pejabat dan Calon Pejabat)
Apakah sandal Jepit itu punya hati ?
Sandal jepit adalah perumpamaan, sebagaimana tempat dan fungsinya adalah di bawah untuk diingat kaki manusia dan mengamankan telapak kaki dari bahaya batu, duri, paku dan kotoran lainnya.

Sandal jepit adalah perumpamaan, alas kaki yang pasti tempatnya di bawah dan rela berjuang menahan beratnya beban manusia diatasnya yg menindih berapapun beratnya. Sandal jepit tak mampu berontak untuk tidak diinjak, karena memang tugasnya adalah memang di bawah, bahkan sandal jepit bangga saat si empunya yang punya kaki selamat dan bersih kakinya tanpa luka dan kotoran.

Sandal jepit adalah perumpamaan bagi mereka-mereka yang rela berjuang untuk menahan beban berat perjuangan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama.

Meskipun sampai tujuan itu tercapai, sandal jepit tetap sandal jepit yang tempatnya di bawah meski dia masuk hotel bintang lima, atau naik pesawat jet pribadi sekalipun, sandal jepit tetap di bawah dan diingat sebagai bagian dari perjuangan.

Meski sandal jepit memang tugasnya adalah diinjak dan mengamankan kaki serta terkadang harus terkena kotoran atau lumpur, tapi mereka juga punya hak untuk dibersihkan, dirawat dan ditempatkan di rak sandal yang sudah disediakan sebagai bentuk terima kasih si pemakai sandal jepit tersebut.

So, siapapun Anda yang saat ini berposisi sebagai sandal jepit dalam organisasi atau komunitas kebaikan, tetaplah menjadi bagian dari perjuangan bersama karena kontribusi sekecil apapun akan tetap menjadi nilai amal ibadah jika kita ikhlas dan ridho menjalankannya.

Kader Sandal Jepit

Jumat, 05 Agustus 2022

Memberi Tak Usah Berharap Kembali

       Ikhlasnya Sepeda Motor ini tulus

Memberi Tak Usah Berharap Kembali
[Sekelumit kisah para pegiat sosial]

"Keterlaluan, anak Tak tau diuntung" gumam Masono sambil membanting buku yang ada di tangannya. "Huh" ......

"Ada apa sih mas ? Kayaknya kesel amat sampe segitunya" Tanya Ajat sahabat dekat Masono yang sudah berjuang bersama lebih dari 20 tahun di Yayasan Anak Muda Berbagi.

"Ente masih inget kan Jat, sama si Rukhin binaan kita angkatan pertama ?" Tanya Masono balik ke sahabatnya itu.

"Ya iyalah pasti inget, itu kan angkatan pertama program beasiswa yang kita gulirkan dan lumayan sukses waktu itu" jawab Ajat yakin.

"Kemarin ane ketemu setelah hampir 10 tahun dia jadi alumni yayasan kita, sekarang sudah jadi orang dia" Masono melanjutkan ceritanya.

"Emang sebelumnya bukan orang ?" Canda Ajat untuk mencairkan suasana yang sedikit tegang.

"Bukan begitu, ente masih ingat kan, bagaimana si Rukhin dulu kita rekrut dari anak yang hampir putus sekolah, kita seleksi, kita biaya sekolahnya dari hasil kita mengajukan proposal, kencleng dan apapun kita lakukan demi dia bisa sekolah, sekarang sudah jadi orang lupa dia sama kita, ketemu saya boro-boro negur pak atau pek kek, ini mah enggak pura-pura nggak liat" Masono makin menjadi-jadi ceritanya, tampak kekesalan dalam raut wajahnya.

"Astaghfirullah, Masono jangan begitu, nggak baik mengungkit-ungkit sesuatu yang sudah kita berikan ke orang lain, istighfar mas Istighfar" Ajat berusaha menasihati Masono yang tampak kecewa dengan mantan binaannya itu.

"Saya belum bisa terima dengan perlakuan ini, masa dia lupa sekian tahun kita usahakan gimana agar dia bisa sekolah, tapi melupakan begitu saja" kesal Masono belum reda.

"Sudahlah saudaraku, hilangkan prasangka buruk itu, bisa jadi Rukhin nggak liat Masono saat ketemu atau mungkin dia lagi galau, lagi ada masalah jadi nggak fokus, ikhlas atuh ikhlas kayak perjuangan motor ente mengantarkan ente kemana-kemana, dia nggak pernah ngeluh tuh, ikhlas aja", Sambung Ajat terus berusaha meredakan amarah sahabatnya itu.

"Nggak mungkin lah kalau dia nggak liat saya, wong sering banget koq ketemu, emang lupa sama wajah ane" Masono terus membela diri dengan kenyataan yang ada.

"Ya sudah besok kalau ketemu lagi tegur saja langsung, disapa, pasti dia juga jawab sapaan Masono, sudahlah jangan begitu nanti pahala amal ente hilang gara-gara masalah sepele seperti ini, dari puluhan bahkan ratusan binaan kita, ya ada sajalah yang nyleneh anaknya, maklumi saja" kata Ajat terus menasihati sahabat seperjuangannya dengan penuh kesabaran.

Masono emang sedikit temperamen, sedangkan Ajat adalah sosok yang santun, sabar dan selalu mengayomi kepada siapapun termasuk sahabat-sahabatnya yang sama-sama berjuang di yayasan yang mereka rintis bersama.

"Coba lihat binaan kita yang lain, si Budi, Anwar, Joko, Agus, Putri, Santi dan masih banyak lagi yang mereka tetap ingat dengan yayasan kita, mereka kembali untuk memperhatikan adik-adik mereka di yayasan ini, ada yang jadi donatur tetap, ada yang sering kirim makanan, bahkan ada yang jadi pengurus  untuk melanjutkan perjuangan ini" kembali Ajat meneruskan nasehatnya.

"Doakan saja si Rukhin dapet hidayah, ya muqalibal qulub tsabit qalbi 'ala dinikmati wa 'ala thaa 'atik, Allah yang membolak balikan hati manusia, siapa tau Rukhin nanti jadi donatur terbesar yayasan yang kita rintis, kita nggak tau kan ?" pungkas Ajat.

"Astaghfirullahal 'adzim, ya Allah ampunilah hamba atas kekhilafan ini, hamba terlalu berharap sama manusia" tiba-tiba Masono istighfar mendengar nasihat Ajat, dia menyadari kesalahan berpikirnya, dia terlalu berharap bahwa seseorang yang telah ia bina selama ini bisa memberikan imbal balik terhadap yayasan.

"Okey deh Jat, mulai sekarang ane nggak akan peduli dengan respon balik dari siapapun yang kita bantu, mereka ingat syukur, nggak ingat ya nggak apa-apa, yang penting kita lakukan yang terbaik untuk membantu orang lain" Kata Masono yakin.

"Nah gitu dong, itu baru pejuang, jangan baperan kalau jadi Mujahid" Ajat mengakhiri percakapan itu dengan nasihat yang cukup menguatkan mental Masono.


The End.

KMJ


Sudah Siap Nak ?

   Dokumentasi Latansa DPW PKS Banten Beberapa waktu lalu di Group WA kader dishare pengumuman tentang akan dilaksanakannya Latansa (pelatih...