Tak terasa hidup begitu cepat berubah, do'a & harapan satu persatu telah Engkau ijabah ya Robb 🤲.
Tak selalu materi, tapi ketenangan hati, kepasrahan jiwa & kebersihan diri dari keserakahan dunia justru lebih menentramkan dari sekedar gemerlapnya dunia.
Ujian kadang dihadirkan tak selalu tampak kasat mata, tak terlihat tapi terasa dalam sunyi, dalam relung hati yang terdalam.
Saat itulah lebih banyak bicara dengan diri sendiri, bicara dalam kesunyian, bicara dengan diri kita yang sebenarnya, kedewasaan kita dipertaruhkan pada sesi ini, keputusan yg kita ambil melibatkan semua potensi yang ada dalam diri kita, perasaan, emosi, kata hati, pertimbangan dan semua campur aduk jadi satu sampai lahirlah keputusan itu. Karena setiap langkah kita adalah keputusan.
Sejarah para Nabi, para Salafushalih dan kisah orang-orang beriman yang Istiqomah dengan keimanannya selalu punya ciri khas yang sama Mereka dekat dengan Tuhannya, Tuhan penguasa alam semesta Allah Subhanahu wata'ala.
Dan, apakah jejak-jejak sejarah itu juga ada dalam sejarah hidup kita ?
Apakah kita pernah di uji seperti para Nabi ? tentu saja tidak !
Apakah kita pernah di uji seperti para Salafushalih ? tentu saja juga tidak !
Namun kita pasti pernah di uji selayaknya orang beriman, kita pernah mengalami kondisi dimana kita harus memilih untuk tetap taat atau justru terjerumus dalam maksiat !
Hampir setiap saat kita dihadapkan dalam setiap keputusan-keputusan yang harus diambil cepat dalam waktu singkat, entah keputusan berupa tindakan atau keputusan dalam menentukan ketetapan hati yang kita rasakan, dan itulah batasan tipis tingkat keimanan kita.
Sebagaimana yang Allah sudah isyaratkan dalam Al-Qur'an surat Asy-Syams ayat 8-10 :
Surat Asy-Syams ayat 8-9 berbunyi:
"wa nafsin wa ma sawwaahaa - fa alhamahaa fujuurahaa wa taqwaahaa"
Artinya: "dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaan Allah), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan."
Surat Asy-Syams ayat 10 berbunyi:
"qad aflaha man zakkaahaa * wa qad khaaba man dassaahaa"
Artinya: "Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengkorupsinya."
Tafsir surat Asy-Syams ayat 8-10 menurut Ibnu Katsir adalah sebagai berikut:
- Ayat 8: "Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya." Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Allah menciptakan jiwa manusia dan menyempurnakannya, kemudian memberikan petunjuk dan bimbingan kepada jiwa itu untuk memilih antara kebaikan (ketakwaan) dan kejahatan (kefasikan).
- Ayat 9: "Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu." Ibnu Katsir menafsirkan bahwa orang yang mensucikan jiwanya dengan iman dan amal saleh akan beruntung.
- Ayat 10: "Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengkorupsinya." Ibnu Katsir menjelaskan bahwa orang yang mengkorupsi jiwanya dengan dosa dan kejahatan akan merugi.
Tafsir Ibnu Katsir menekankan bahwa manusia memiliki pilihan untuk memilih jalan kebaikan atau kejahatan, dan bahwa Allah memberikan petunjuk dan bimbingan kepada jiwa manusia untuk memilih jalan yang benar ¹.
Semoga kita termasuk golongan orang-orang beriman yang Istiqomah dalam kebenaran.
Wallahu'alam bishowab
Mulyono KLI
Tengah malam
17 Desember 2025
0 Komentar