BIM Berbagi

BIM Berbagi
Tampilkan postingan dengan label MOTIVASI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MOTIVASI. Tampilkan semua postingan

Rabu, 31 Maret 2021

Tulisanku mulai Berhonor

                            Motivasi diri

Ketika hobby bertemu motivasi sungguh hal tak terduga akan muncul tiba-tiba.

Untuk mengerjakan sesuatu dibutuhkan alasan yang melatar belakangi di kerjakannya sesuatu itu, ada yang karena pekerjaan, karena bisnis, karena belajar atau karena hobby.

Seseorang ketika mengerjakan sesuatu karena hobby, biasanya lebih bersemangat dan senang mengerjakannya, tanpa ada paksaan, atas kesadaran sendiri dan antusias menjalaninya, apalagi jika hobby itu menghasilkan uang, wow ..... Makin happy. Wong nggak di bayar aja memang dasarnya sudah hobby, lah ini dapat bayaran .....makin bersemangat dong.

Nah, saya pun mulai merasakan honor dari tulisan yang awalnya hanya sebatas hobby ini. Saya tidak menulis di tabloid atau media online, tetapi hanya menulis berdasarkan pengalaman dan pengamatan pribadi, dan tulisan saya ini mengandung iklan.

Seperti yang di sampaikan oleh Bung Yogie Irawan, salah satu pemerhati dan praktisi jurnalisme warga Banten, bahwa tulisan yang mengandung iklan adalah tulisan advertorial atau bentuk periklanan yang di sajikan dengan gaya jurnalistik.

"Kalau sampai di muat di media online bisa berbayar tuh pak" kata Bung Yogie dengan penuh keyakinan.

Awalnya saya hanya berniat mengupas sedikit tentang dunia pendidikan, kemudian tertarik dengan metode pendidikan yang mulai di kembangkan beberapa pakar dan praktisi pendidikan seperti Sekolah Islam Terpadu atau Sekolah Alam.

Kemudian tulisan saya terbaca oleh pengurus dan managemen Yayasan yang menjadi nauangan legalitas sekolah tersebut. Dan ternyata tulisan saya tersebut di viralkan oleh pengurus yayasan, dewan guru dan orangtua wali murid melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, group-group Whatshap dan juga Wapri. Alhasil, tulisan saya jadi viral di kalangan guru dan orangtua.

Beberapa hari kemudian setelah tulisan itu mulai viral, saya bertemu dengan salah satu pendiri sekolah tersebut, dan beliau langsung bilang, "Pak Mul tulisannya keren, nulis lagi ya pak, Bu Ening bilang nanti dikasih honor" kata Bu Irma Pramiati sebagai bendahara yayasan, sedangkan Bu Ening yang di maksud adalah ketua Yayasan Sekolah yang saya iklankan dengan metode advertorial tanpa mereka minta. Semua atas inisiatif saya sendiri menuliskan hal tersebut.

"Wah, tulisanku mulai ketemu takdirnya nich dapat honor" bisikku dalam hati dan  hatipun mulai berbunga-bunga.

Soal berapa honornya, bagi saya nggak begitu penting, wong  tulisan saya di baca saja sudah senengnya bukan main, apalagi jika di komentari, ....berarti ada yang merhatiin, lebih Jozz lagi dapet honor ......wow excaited banget lah.

So, Menulis karena hobby itu menyenangkan, apalagi dapet honor, itu lebih membahagiakan.

Salam Literasi
Kang Mul Jozz
Relawan Literasi Kabupaten Tangerang.

#Day22ChallengeReliTangkab





Rabu, 10 Maret 2021

Menjual Diri


MENJUAL DIRI

“Pada dasarnya semua Manusia adalah seorang Penjual, apapun Profesinya”

Sepintas judul di atas berasumsi negatif. Mengingat selama ini di masyarakat kita, ketika berbicara menjual diri berarti melacur. Tetapi coba kita cermati lebih dalam dengan kalimat ini, bahwa menjual diri artinya menjual kemampuan diri kita untuk kemudian di bayar dengan nilai rupiah tertentu atau mendapat penghargaan tertentu.

Sebelum dipilihnya Uang sebagai alat tukar, jaman dahulu untuk mendapatkan barang atau produk harus melakukan tukar menukar barang atau lebih dikenal dengan istilah “Barter” dengan kesepakatan sesuai kebutuhan kedua belah pihak, contoh si A mempunyai beras dan butuh sarung untuk selimut, sementara si B mempunyai sarung dan butuh beras untuk makan, maka kedua belah pihak bisa melakukan barter dengan kesepakatan beras ditukar  dengan sarung.

Seiring perkembangan zaman, ilmu dan technologi, maka di cetaklah uang sebagai alat untuk pembayaran, baik untuk membeli barang atau sebagai alat pembayaran upah atau gaji. 

Zaman semakin berkembang, industri mulai bermunculan dimana-mana. Tenaga kerja mulai di butuhkan dan dihargai oleh pemilik perusahaan. Profesipun mulai mendapat pengakuan. Mulai dari Guru, Pengacara, Jaksa, Hakim, Pilot, Dokter, Artis, Atlet, dll. Bukan sekedar pengakuan tetapi tingkat penghargaan dan kesejahteraannya pun mulai di perhatikan dan diperhitungkan.

Dari sekian Profesi yang penulis sampaikan di atas seolah tak satupun yang melakukan transaksi penjualan. Benarkah ? Apakah hanya pedagang saja yang melakukan penjualan ?

Dan, kata menjual seolah-olah hanya di dominasi oleh para pedagang, Sales, Marketing, agen dan  calo. Sebagai contoh Pedagang bakso menjual bakso semangkuk Rp. 10.000,-, Penjual Sepatu menjual sepasang sepatu Rp. 150.000,-  dan seterusnya. Apakah benar menjual hanya dilakukan oleh para pedagang, sales dan marketing ? tentu saja tidak. 

Profesi yang lain seperti Pekerja/Karyawan, Guru, Pengacara, Jaksa, Dokter, dll sebenarnya secara tidak langsung melakukan transaksi penjualan. 

Mereka menjual kemampuan dan keahliannya kepada pihak lain untuk di bayar dengan sejumlah uang juga. 

Contoh Karyawan menjual tenaga dan keahliannya kepada perusahaan untuk di bayar/digaji sesuai dengan peraturan perusahaan atau kesepakatan kedua belah pihak, Guru menjual kemampuannya untuk mengajar kepada para siswa untuk di bayar dengan Gaji bulanan oleh pemerintah atau yayasan, Dokter menjual sistem pengobatan dan sekaligus obatnya kepada para pasien, Pengacara menjual pembelaannya kepada kliennya, dan seterusnya. 

Jadi pada dasarnya kita menjual kemampuan dan keahlian kita untuk mendapatkan bayaran tertentu. 

Nah, mengingat bahwa setiap kita adalah penjual, maka sudah semestinya kita menggali kemampuan, keahlian, kegemaran, hobby, dan semua yang berkaitan dengan potensi kita untuk digali dan dijual untuk mendapatkan penghasilan, baik penghasilan utama atau penghasilan kedua, ketiga atau keempat. 

Seharusnya setiap kita tidak membatasi diri dengan hanya menjual kemampuan tenaga kita untuk di bayar dengan sejumlah uang tertentu di perusahaan atau instansi tempat bekerja saja. Sangat di sayangkan ketika keahlian kita yang lain dibiarkan terkubur dalam-dalam begitu saja,  sementara Alloh SWT memberikan keahlian itu untuk dipergunakan semaksimal mungkin untuk kemaslahatan diri kita, keluarga dan masyarakat.

Jika di cermati dan bahkan disurvey, sebagian dari kita saat ini mempunyai pekerjaan atau profesi yang tidak sesuai dengan cita-cita, latar belakang pendidikan dan bahkan potensi atau keahlian yang dimiliki sebelumnya. 

Sebagian mungkin terpaksa menjadi dan menjalani pekerjaannya karena perjalanan hidup yang terus mengalir dan akhirnya harus memilih kondisi ini karena sebuah kebutuhan yang harus di penuhi meskipun terkadang tidak sesuai dengan keinginan, kenyamanan kerja atau bahkan tidak sesuai dengan hati nurani.

Saat ini mulai marak entrepreneur-enterpreneur muda yang sukses. Mereka mengawali usahanya saat mereka masih menjabat sebagai seorang karyawan, PNS atau pegawai lainnya. Biasanya usahanya dirintis karena gajinya atau honornya tidak mencukupi untuk kebutuhan hidupnya. 

Pada awalnya hanya sebagai penghasilan tambahan saja, seiring dengan kemajuan usahanya bahkan akhirnya mereka harus memilih untuk tetap bekerja dengan melakukan usaha sampingan atau memutuskan untuk resign dari pekerjaan dan full time di usahanya. 

Situasi inilah hal tersulit untuk menentukan pilihan, mengingat jika sebagai karyawan atau pegawai mempunyai gaji tetap dan jelas penghasilan perbulannya, sementara jika memilih full time usaha meski kadang mendapat penghasilan yang besar dan tak terduga, suatu saat harus bersiap dengan berkurangnya penghasilan karena menurunnya omset dan faktor –faktor lainnya.

Berani saja tidak cukup, karena berani juga butuh perhitungan. Tetapi terlalu banyak pertimbangan juga membuat kita tidak berani melangkah kemana-mana. 

Sementara mereka yang siap dan berani nyemplung di samudera rejeki dengan perhitungan tentunya, maka  Alloh SWT sudah siapkan rejeki itu  ada dimana-mana. Tinggal bagaimana kita menggali dan mengeluarkan seluruh kemampuan, keahlian dan potensi kita untuk menjemput rejeki itu.

Masih ingatkah anda dengan testimony seorang remaja yang terbawa arus banjir karena menolong menyebrangkan sepeda motor dan akhirnya harus terbawa arus banjir beberapa waktu lalu ? (saat itu sering di tayangkan disalah satu Stasiun Televisi Nasional).b

Bahkan saat di wawancara dengan pertanyaan, 

“ Apakah Anda bisa berenang ?” …….

Spontan dia menjawab : “Tidak bisa!” 

Wartawan kembali bertanya, ” Lalu apa yang bisa membuat Anda bisa selamat ?"

Dengan lugu dia menjawab : “ Saat saya tenggelam, yang terpikir di benak saya hanya terus bergerak dan muncul ke permukaan air agar tetap hidup, dan akhirnya ada teman saya yang melemparkan kayu untuk pegangan saya” 

(#Kejadian Nyata saat terjadi banjir bandang di Bekasi#)

Sekelumit kisah nyata diatas mungkin bisa kita jadikan renungan, bahwa selama kita terus bergerak, berusaha maksimal dengan kemampuan, keahlian dan potensi yang kita miliki serta senjata Do’a tentunya, Insya Alloh kita tidak akan tenggelam dalam arus samudera kehidupan ini. 

Karena  dengan pergerakan kita, Alloh SWT dan orang-orang di sekitar kita akan melihat pergerakan itu dan kayu penolong itupun akan datang menghampiri kita, karena sehebat apapun diri kita, Pasti kita memerlukan orang lain dalam setiap aktifitas dan usaha kita.

Penulis tidak bermaksud untuk memberikan arahan agar Anda keluar dari pekerjaan dan memulai usaha baru, tidak sama sekali, itu namanya bunuh diri. 

Tetapi penulis mengajak untuk sama-sama kita menggali potensi apa yang ada dalam diri kita dan bisa kita jual untuk mendapatkan penghasilan meskipun Anda masih bekerja. Contoh sederhana, teman saya seorang Guru dan kebetulan istrinya juga seorang guru, di rumahnya membuka bimbel dan les privat waktunya sore sampai malam sepulang beliau mengajar di sekolah. 

Awalnya hanya di rumahnya saja, kemudian sewa rumah di sebelahnya khusus untuk kegiatan bimbel dan privat, Alhamdulillah saat ini rumah tersebut sudah di belinya dan bimbelnya semakin maju.

Belajar berenang tidak bisa hanya dilakukan di dalam kelas, meskipun yang mengajar seorang pelatih nasional sekalipun, kalau tidak praktek ke kolam atau ke sungai, sampai kapanpun tidak akan bisa berenang. 

Cara paling efektif dan cepat adalah datang ke kolam renang ajak pembimbing atau pemandu yang bisa mengarahkan cara berenang, nyemplung ke kolam dan bergerak untuk tidak tenggelam. 

Begitu juga bisnis, tidak bisa hanya dengan teori dan perhitungan-perhitungan matematika, tetapi harus terjun langsung memulai usaha tersebut, tentunya dengan bimbingan orang yang sudah lebih dulu terjun ke dunia usaha tersebut dan berhasil. 

Jangan mudah tergiur dengan janji-jani investasi yang untung besar cepat dan mudah, karena semua orang sukses dan orang besar di dunia ini sebelumnya telah melalui berbagai macam cobaan, ujian, kesakitan, kemiskinan, kebangkrutan dan kesulitan lainnya yang membuat mereka bangkit bergerak dengan seluruh daya upaya dan potensi dalam diri mereka untuk keluar dari kesulitan tersebut dan akhirnya berhasil dan sukses, semua melalui proses yang panjang.

Selamat menjual diri untuk menjemput rejeki ! 

Kang Mul Jozz

#Day2ChallengeReliKabTang






Rabu, 23 Desember 2020

MENULIS LAGI HARI INI


Sekian lama larut dalam aktifitas yang terkait dengan urusan ekonomi keluarga cukup menguras energi dan perasaan, hingga kegiatan menulis pun sedikit tersendat.

Bersyukur dalam kurun waktu 2,5 bulan dari kegiatan ini telah lahir karya perdana Kang Mul Jozz 3 buku antologi yang berjudul :
1. Pahlawan dalam Hidupku, bersama Bunda Kanjeng dan Pak Byan serta 35 teman-teman Guru Nusantara.0
2. 21 Kisah Penggugah Jiwa, Bersama Pak Ridwan Nurhadi dan 20 Penulis lainnya.
3. Surat untuk Sahabat, Bersama Pak Ridwan Nurhadi dan para Pengurus BIM Berbagi.

Saat ini sedang dalam proses penulisan buku Solo yang berkisah tentang suka duka Para Penghafal Al-Qur'an yang terdiri dari para Santri dan Para Ustadz dan Ustadzah yang konsisten dalam mengajarkan Hafalan Al-Qur'an kepada masyarakat.

Beberapa calon narasumber sudah siap di wawancara, tinggal menjadwalkan waktunya saja. Semoga proses penulisan buku Solo perdana ini berjalan dengan lancar dan yang terpenting isinya nanti bisa bermanfaat untuk masyarakat luas.



#Day14desAISEIWritingChallenge


Sabtu, 05 Desember 2020

TULISAN KE-60


Saya benar-benar tertarik dengan bocah kecil ini, yang pasti ilmu dan cara pandang anak ini di atas rata-rata anak seusianya. Awalnya saya hanya tertarik dengan sekilas ceritanya mulai menulis karena nasehat abinya, lama-lama saya tertarik juga ingin memiliki buku karyanya.

Tak terasa tulisan saya ini adalah tulisan yang ke-60 di blog saya sejak mulai belajar menulis dan mengikuti challenge-challenge yang di adakan AISEI. Selain saya belajar menulis, sebenarnya ada rasa yang lain yang saya rasakan bergabung di AISEI ini, rasa itu adalah saya merasa Indonesia banget.

Di AISEI, selain bertemu di dunia Maya dengan para guru hebat dari seluruh Indonesia (meskipun belum semua propinsi), saya juga merasa berkumpulnya di sini benar-benar merasa di bimbing oleh para senior dari berbagai latar belakang, dan ini membuat saya merasa inilah Indonesia.

Pertanyaan yang timbul di benak para pembaca kepada saya sekarang mungkin "Apakah selama ini tidak merasa Indonesia ?"

Jelas Indonesia dong, jiwa nasionalisme saya tinggi, insya Allah, bendera merah putih saja masih tetap berkibar di teras rumah saya sampai saat ini, padahal selepas bulan Agustus yang lain sudah melipat bendera tersebut. 

Hanya saja beberapa tahun terakhir ini saya merasa prihatin dengan kondisi anak bangsa ini yang terkesan berkelompok-kelompok dan menonjolkan identitas masing-masing, meskipun itu sah-sah saja menurut saya. Tetapi rasa toleransi dan tepi seliro antar masyarakat yang beda pilihan politik mulai memudar khusunya yang terjadi di media sosial.

Tetapi melalui wadah AISEI ini saya merasa fokus kita menjadi lebih jelas yaitu "Menulis" , tetapi ternyata bukan hanya sekadar menulis yang tanpa makna. Dari menulis yang awalnya hanya yang penting menulis apa saja, akhirnya berpikir keras, bagaimana menulis yang bermakna dan bisa bermanfaat untuk orang lain.

Dari kegiatan menulis ini setidaknya saya merasakan perubahan positif luar biasa dalam diri saya diantaranya :
1. Saya kembali menyukai buku dan mulai membaca buku-buku yang tersimpan lama di rumah.
2. Saya mulai fokus pada solusi bukan sekadar bereaksi. Misalnya dulu setiap ada berita politik atau berita viral lainnya, secara otomatis jari ini langsung berselancar dan menumpahkan segala uneg-uneg kekesalan  atau ketidak setujuan dengan hal yang berbeda dengan sikap saya, sekarang Alhamdulillah, secara otomatis berhenti sendiri dan berpikir itulah perbedaan yang harus di sikapi dengan bijaksana.
3. Mulai menuliskan lagi impian dan rencana-rencana yang tertunda dan kembali membuka file-file lama yang terpendam karena kondisi ekonomi, saat ini saya berpikir tidak ada yang tidak mungkin selama kita merencanakan dan mulai mengabur pekerjaan menuju impian tersebut.
4. Mulai merasakan dampak positif dari apa ya g pernah om Jay gaungkan "Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.  Meskipun hasil karya berbentuk buku belum terbit, tetapi intuisi kuat menerbitkan buku itu semakin menguat dan tak terbendung lagi.

Setiap kesempatan saat santai, saya menuliskan apa yang sedang saya pikirkan, karena jika tidak di tulis, berpotensi besar terlupakan dengan banyaknya aktifitas harian.

Awal mengikuti challenge AISEI menulis 100 kata setiap hari sepertinya cukup berat dan butuh waktu khusus dan konsentrasi tinggi, setelah berjalan 2 bulan dan saya berusaha mengikuti challenge ini dengan penuh kesungguhan, tulisan saya saat ini sudah melebihi target dari AISEI.
Tulisan saya saat awal-awal mengikuti challenge AISEI berjudul 5 menit 100 kata

Dan tulisan saya yang  ke-60 ini sudah lebih dari 500 kata dengan waktu menulis yang tidak lebih dari 30 menit.

Salam Literasi.

#Day06desAISEIWritingChallenge


Jumat, 27 November 2020

KETETER

                     Foto edit amatiran

Jika menulis sudah menjadi hobby apalagi menjadi suatu prestasi, tentu pertanyaan Terus kapan nulisnya ?  Akan di jawab dengan mudah Ya kapan saja ! Bahkan jika suatu hari belum menulis yang seharusnya di tulis, akan merasa ada sesuatu yang kurang hari ini.

Itu jika memang kita sudah punya hobby menulis atau yang sudah merasakan adanya dampak positif dari menulis, maka menulis setiap hari adalah hal yang wajib di lakukan, apapun temanya. Karena setiap peristiwa bisa menjadi tema, sekecil apapun peristiwa itu.

Nah, bagaimana dengan yang belum sampai ke tahap itu ? Bukan hobby, hanya karena sebuah tuntutan pekerjaan, atau pendukung dari pekerjaan utamanya, misalnya seorang Guru. Apakah menulis menjadi pendukung pekerjaan sebagai Guru ?

Jawabannya Ya, karena Guru aktifitasnya mengajar dan belajar, mentransfer ilmu dan meng-upgrade serta meng-ubdate ilmunya. Dan aktifitas menulis itu menjadi hal wajib dalam lingkaran ini.

Bagaimana dengan yang profesinya bukan Guru ? Kerja kantor, kerja pabrik atau pedagang ? Yang tidak ada kaitannya dengan dunia penulisan ?

Untuk yang bukan Guru, maka hobby adalah alasan utama kenapa dia menulis, tentu dengan harapan tulisannya bermanfaat untuk banyak orang, lebih bagus lagi jika memang tulisan tersebut bisa diterbitkan menjadi sebuah buku dan menjadi kenangan tersendiri bagi penulisnya.

Sibuk kerja, banyak agenda dan aktifitas harian yang melelahkankan terkadang membuat kita menunda untuk menulis, padahal sekali kita menunda maka akan mengurangi semangat menulis itu sendiri.

Yuk, jangan tunda lagi menulisnya, seberapa banyak aktifitas kita setiap hari, luangkan waktu 15 sampai 30 menit untuk menulis, toh kita bisa balas-balasan Chat di Whatsapp bisa berulang kali dan kalau di total bisa berjam-jam, belum lagi di Facebook, Instagram, Twiter dan lain-lain.

Kenapa kita tidak fokuskan untuk menulis challenge-challenge yang sudah di sepakati ?
Ingat apa yang di sampaikan Om Jay "MENULISLAH setiap hari dan buktikan apa yang terjadi"   Kalimat yang sangat memotivasi.

Dan satu lagi apa yang di katakan salah satu penulis yang juga menginspirasi saya untuk tetap menulis, kalimat itu adalah : Biarkan tulisan itu menemukan takdirnya sendiri.


Salam Literasi

#Day24novAISEIWritingChallenge




Minggu, 01 November 2020

HADIAH TERINDAH


Bergabung dengan orang-orang hebat yang kreatif, imaginatif dan inovatif membuat semangat saya bergairah kembali. Semangat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, mulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan terdekat.

Energi-energi positif yang di kirim melalui pipa-pipa komunikasi jarak jauh yang efektif dan langsung dari sumber mata air ilmu dan teknologi yang tersalurkan ke penjuru tanah air, mampu merubah cara pandang, sikap dan tindakan seseorang, Tak terkecuali saya.

Sejak  bergabung dan mengikuti komunitas para penulis yang berkumpul menjadi satu, baik yang pakar maupun yang akar menjadi satu dan membentuk cluster-cluster pembelajaran yang intinya melakukan perubahan sikap dan tindakan, membuat hidup saya berubah 180° menjadi lebih baik.

Impian, harapan dan cita-cita (ternyata mereka si impian , harapan dan cita-cita ini sodaraan) yang telah di simpan cukup lama, muncul kembali ke permukaan, seolah-olah mereka bertiga sudah sepakat untuk membangunkan si pemilik impian, harapan dan cita-cita ini, yaitu saya dan Anda.

Saya seolah-olah di dorong ke tengah lautan ilmu yang sangat luas dengan keterbatasan kemampuan berenang yang mengkhawatirkan. Kalau tidak segera menyesuaikan diri bisa tenggelam saya,  dan impian itupun bisa-bisa kandas di tengah lautan. 

Saya harus mengikuti arahan para pakar ilmu penulisan dan manut (nurut/taat) dengan beliau-beliau yang sudah sekian lama berenang di dunia penulisan dan menghasilkan karya-karya nyata yang luar biasa.

Semangat dan antusiasme ini makin menjadi-jadi saat pekan pertama menang undian bagi para penulis yang konsisten menulis setiap hari. Di tambah hadiah dari pak Ridwan Nurhadi berupa Blog berbayar yang beliau berikan pada saya atas pencapaian viewer terbanyak dari komunitas Penulis Sahabat BIM Berbagi, Cluster kecil yang bersemangat besar.

Semua ini merupakan hadiah terindah buat saya di awal menapaki dunia Penulisan.


#Day27AISEIWritingChallenge


Jumat, 30 Oktober 2020

MENULIS MERUBAHKU


Bersyukur, itu ungkapan pertama yang harus saya utarakan saat perubahan itu datang. Perubahan yang benar-benar telah membuat kebiasaan saya yang tidak produktif, berubah 180° menjadi lebih produktif.

Semua itu berawal dari saran Pak Ridwan Nurhadi di WAG BIM Berbagi. Kami di sarankan untuk ikut pelatihan menulis yang di adakan oleh Om Jay (Bpk. Wijaya Kusumah, seorang Trainer dan Blogger Nasional). Saya mencoba untuk gabung meskipun awalnya masih setengah hati, "iseng-iseng berhadiah lah" Pikir saya.

Saya tidak intens mengikuti pelatihan itu karena beberapa kesibukan, semua materi sudah masuk ke WAG group pelatihan, saya masih membiarkan begitu saja, baca-baca hanya sepintas.

Momentum itu muncul saat mengikuti Webinar Prof. Eko dan kemudian bergabung dengan komunitas AISEI, yang di haruskan menulis setiap hari 100 kata sampai 30 hari.

Tak terasa, saya terbius oleh challenge itu, setiap hari saya sempatkan untuk menulis sesuai challenge tersebut sesibuk apapun, menarik atau tidak tulisan saya itu nggak begitu penting, intinya saya menulis untuk menyelesaikan challenge itu dan konsisten sampai selesai.

Ternyata challenge itu telah merubah kebiasaan saya yang tidak produktif sebelumnya seperti :
- Bikin status nggak penting di FB
- Berselancar di FB dan mengomentari hal-hal yang tidak penting
- Bersenda gurau yang berlebihan di WAG
- Dan hal-hal lain yang saya rasa membuang waktu

Tetapi selama ini, saya tidak bisa merubah kebiasaan-kebiasaan itu, padahal saya sadar kalau hal itu kontra produktif.

Setelah mulai belajar menulis dengan bimbingan para senior dan pakar-pakar di bidang penulisan, Alhamdulillah saya berubah 180 ° menjadi lebih produktif, dan saya sangat bersyukur dengan perubahan ini.


Salam Literasi - salam perubahan

#Day25AISEIWritingChallenge







Kamis, 22 Oktober 2020

KEPADA GURU DI SELURUH DUNIA, BERBAHAGIALAH !


Pahlawan tanpa tanda jasa, itu sebutan yang sering kita dengar saat menyebut kata Guru. Padahal Guru jasanya banyak, kenapa di sebut tanpa tanda jasa ?

Karena memang Guru tidak pernah diberikan tanda jasa berupa bintang jasa misalnya, atau penghargaan seperti pangkat-pangkat dalam militer atau kepolisian, padahal semua profesi di dunia ini semua atas jasa dari para Guru.

Coba sebutkan profesi apa ?
Presiden, Pengusaha, Pilot, Dokter, Masinis, sampai ke profesi Guru sendiri sekalipun itu juga atas jasa dari para Guru. Jika profesi lain bisa punya penghasilan atau gaji yang cukup besar, mestinya gaji Guru juga setara dengan murid-muridnya yang sudah sukses berprofesi tersebut di atas.

Tapi, menjadi Guru bukan soal gaji, ini soal panggilan jiwa, soal bagaimana merubah warna dunia menjadi cerah ceria dan bermakna.

Jika Rasul kita pernah mengatakan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain, maka Guru adalah salah satu dari sebaik-baik manusia tersebut, karena semua profesi yang ada di dunia ini atas jasa para guru, sehingga kalau di runut asal-muasal profesi itu siapa yang mengajari, maka guru yang berperan penting dalam hal ini.

Guru adalah salah satu manusia yang terbaik yang disebutkan oleh Rasulullah, jadi untuk teman-teman yang berprofesi sebagai guru jalanilah profesi ini dengan sepenuh hati. Mungkin ada yang merasa bahwa penghasilannya kecil dibanding profesi yang lain, tetapi bisa dirasakan bahwa ada keberkahan yang luar biasa ketika menjadi Guru, keberkahan yang bisa dirasakan oleh Guru itu sendiri, bukan oleh orang lain.

Ada tiga amalan yang tidak akan pernah terputus ketika nanti kita meninggalkan dunia. Ketiga hal tersebut adalah :
1. Ilmu yang bermanfaat 
2. Amal jariyah 
4. Anak yang sholeh 

Nah, sebagai seorang guru setidaknya ada dua hal bisa didapatkan sekaligus ketika mengajar atau ketika mendidik anak-anak atau murid-muridnya.

Yang pertama ilmu yang bermanfaat, sudah jelas bahwa ilmu yang diajarkan oleh Guru pasti ilmu yang bermanfaat,  dan itu akan menolongnya nanti ketika di alam kubur,

Yang kedua anak yang sholeh. Menjadi anak yang sholeh atau Solehah, tentu bukan hanya hasil kerja dari orang tua saja, tetapi juga salah satunya adalah didikan dari para Guru, karena guru harus mencontohkan hal-hal yang baik, dan itu akan sangat membekas kepada anak didiknya, sehingga ketika anak didiknya menjadi orang-orang yang soleh/Solehah ada andil Guru disana.

Jadi sekali lagi, Guru adalah profesi yang menduduki peringkat tinggi di dunia ini sebagai profesi yang terhormat, profesi yang membutuhkan jiwa-jiwa yang yang ikhlas, profesi yang membutuhkan hati yang lapang, dan guru sampai kapanpun akan tetap dikenal oleh para muridnya apapun profesi dari para muridnya tersebut.

Selamat kepada seluruh Guru yang ada di dunia ini, Selamat berjuang, jasamu akan selalu di kenang sepanjang zaman.

#Day16AISEIWritingChallenge

Selasa, 13 Oktober 2020

JEMUR TEPUNG


Ini sebuah cerita fiksi yang menggambarkan  tentang seseorang jika mau beralasan, maka apapun bisa jadi alasan, bahkan sesuatu yang tidak mungkin pun bisa dijadikan alasan.

Seperti kisah berikut ini :

Seorang guru bersama dengan muridnya sedang sibuk memperbaiki beberapa hanger kawat yang mulai berkarat. Pak Guru mengamplas hanger kawat tersebut kemudian mengecatnya kembali agar terlihat kinclong. Setelah di cat, hanger tersebut kemudian di jemur. Murid pak Guru terlihat telaten membantu gurunya menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Siang itu matahari sangat terik, sehingga hanger kawat yang di jemur tadi cepat kering dan sudah bisa di gunakan kembali. Pak Guru dan muridnya mengangkat hanger-hanger yang sudah kering tersebut, tiba-tiba seorang tetangga tergopoh-gopoh menghampiri pak Guru, 
"Assalamu'alaikum pak Guru, ma'af saya sedang jemur pakaian cukup banyak nich, saya kehabisan hanger, boleh saya pinjem dulu hangernya pak ?" kata orang itu.

"Wa'alaikum salam, ooo ma'af pak, hangernya mau saya pake buat Jemur tepung" jawab pak Guru.

"Ooo ya sudah kalau begitu pak, saya pinjem ke tempat lain aja, assalamu'alaikum" sambil pamit meninggalkan pak Guru dan muridnya.

"Wa'alaikum salam" Pak Guru dan muridnya menjawab serempak salam pamit dari tetangganya tersebut.

Sang murid bingung, koq hanger buat jemur tepung ya ?, Masih dengan kebingungannya, sang murid memberanikan diri bertanya kepada gurunya : "Pak Guru, koq hanger buat jemur tepung ya, emang bisa pak ?"

Dengan nada santai pak Guru menjawab : "Kalau saya nggak mau minjemin hanger ini ke orang tadi, alasannya ya terserah saya kan, bisa apa aja, jemur tepung, jemur air atau apa saja yang penting hanger nggak jadi dipinjem".

Sang murid tambah bingung, apa sebenarnya maksud dari pak Guru ini. Melihat gelagat muridnya bingung, pak Guru dengan penuh perhatian menjelaskan maksud dari tindakannya tadi : "Begini nak, hari ini pak Guru sedang memberikan pelajaran hidup untuk kamu agar bisa kamu ingat sepanjang hidupmu"
 
Sambil menghela nafas panjang pak Guru melanjutkan penjelasannya,
"Jika kamu ingin melakukan sesuatu hal yang positif, maka kamu bisa membuat seribu alasan untuk menunda atau mengurungkan niatmu itu, contohnya : jika kamu ingin menjadi seorang penulis, maka kamu harus melatihnya setiap hari, kamu tuliskan apa saja yang ada di benakmu, lihat gambar, coba kamu imajinasikan gambar itu kemudian kamu tuangkan dalam bentuk tulisan". 

"Selain itu kamu harus ikut pelatihan-pelatihan menulis seperti yang diadakan oleh komunitas menulis, ikut Webinar, serta ikuti tantangannya, menulis setiap hari minimal 100 kata.  Jika kamu menundanya karena alasan malas, sibuk, capek, nanti aja, kamu merasa minder, kamu merasa nggak cocok dan lain-lain, itu sama saja kamu JEMUR TEPUNG !" Kata sang Guru.

Panjang lebar pak Guru menjelaskan agar muridnya itu paham dan nggak punya alasan lagi untuk menunda-nunda agendanya.

Sang murid terbengong-bengong mendengar penjelasan pak Gurunya itu sambil dalam hati bergumam "Bener juga ya".

Itu contoh jika ingin menjadi penulis, maka begitu jugalah ketika kita ingin menjadi Pebisnis sukses, Anggota Dewan sukses, Guru Sukses, dan profesi apapun yang menjadi impian, maka Jangan pernah jemur tepung jika ingin tercapai impiannya.


Kang Mul Jozz

Sudah Siap Nak ?

   Dokumentasi Latansa DPW PKS Banten Beberapa waktu lalu di Group WA kader dishare pengumuman tentang akan dilaksanakannya Latansa (pelatih...