BIM Berbagi

BIM Berbagi

Sabtu, 14 November 2020

MENCARI JATI DIRI


Suatu ketika teman SD yang sudah merantau duluan ke Jakarta menawari Simul kerja menjadi tukang kebun dengan bayaran Rp. 200.000,- /bulan (Saat itu UMP Jakarta masih sekitar 120.000,-/bulan di tahun 1995). Tanpa pikir panjang Simul ambil peluang itu ....,ya daripada nganggur pikirnya.

Koq bisa gaji tukang kebun ngalahin UMP (Upah Minimum Propinsi) ?
Ya ....karena ini tukang kebun di perumahan yang punya rumah Bule Australia ......ya wajar kalau gajinya lumayan waktu itu .... Lumayan untuk ukuran Pekerja serabutan.

Menjadi tukang kebun tak bertahan lama, hanya sekitar 1,5 bulan, tapi kosakata bahasa Inggris Simul bertambah 1 hari 5 kosakata, kali 40 hari sudah 200 kosakata yang ia hafal .....Wow ....

Kenapa mesti ngafalin kosakata bahasa Inggris ?
Ya ....karena bosnya, suami istri orang Australi, ngomongnya mesti pake bahasa Inggris.

Selama menjadi tukang kebun itu, Simul tetap kirim-kirim lamaran via post dan titip lewat teman yang sudah bekerja di Perusahaan. Akhirnya nyangkut  juga satu panggilan di Tangerang, Simulpun hijrah ke Tangerang.

Tahun 1995 Tangerang masih gersang, jalanan masih banyak yang berdebu, teman-teman yang pernah di Tangerang tahun itu dan membandingkan dengan saat ini, tentu akan sangat jauh perbedaannya.

Saat itulah Simul mulai memasuki kawasan industri dan kerja di pabrik spare part otomotif di PT. Arai Rubber Seal Indonesia (ARSI). 

Bayangan kerja di kantoran, duduk di belakang meja dan di depannya seperangkat komputer sebagai alat bantu kerja, berubah total dengan kenyataan yang ada, karena hanya bermodal ijazah SMEA/SLTA alat bantunya mesin-mesin produksi dengan suasana kerja yang panas dan berbau karet.

Kerja Shift 1, 2 dan 3 bergilir secara bergantian, membuat Simul benar-benar harus jaga stamina, karena setiap Minggu harus berubah pola waktu kerjanya.

Main bola seminggu sekali adalah hiburan yang sangat ditunggu-tunggu sebagai pelepas penatnya suasana kerja. Hobby lamanya waktu di kampung dulu benar-benar tersalurkan di lapangan hijau (meski aslinya lapangannya tanah merah, karena rumputnya sedikit ....hehehe).

Hal yang paling menyedihkan Simul saat datangnya bulan Ramadhan, saat di kampung dulu setiap sore menjelang berbuka pasti ke masjid untuk mengajar ngaji anak-anak full selama bulan Ramdhan dan berbuka puasa bersama ta'jil dari masyarakat yang di giilir setiap harinya. Malamnya selepas Shalat Taraweh, tadzarus bersama teman-temannya..

Di Tangerang, suasana berubah 180° bertolak belakang dengan suasana di kampung dulu. Saat shift 1 sorenya berbuka sendirian di kontrakan atau warteg terdekat, shift 2 berbuka di Pabrik, dan shift 3 yang paling menyedihkan, jam 21.30 saat dulu di kampung masih asyik bertadzarus Al-Qur'an di masjid, di Tangerang jam itu juga harus berangkat bekerja shift malam.

Sepanjang perjalanan ke pabrik, terdengar suara tadzarus dari Masjid bersahut-sahutan, menambah suasana hati yang makin rindu akan kampung halaman.

Namun setelah berjalan bertahun-tahun, akhirnya Simul mulai bersahabat dengan keadaan dan kenyataan. Apalagi saat itu pengurus masjid perusahaan juga aktif melakukan kegiatan-kegiatan dakwah yang membuat suasana Perusahaan mirip seperti Pesantren.

Sebulan sekali di adakan kajian dengan Ustadz-ustadz yang di hadirkan dari ibukota dan juga kota Tangerang. Saat Ramadhan tiba sepulang shift 2 di adakan Shalat Taraweh berjama'ah di masjid.

Hal itulah yang membuat Simul seperti menemukan jati dirinya dulu, ia kembali mengaji, ia menemukan teman-teman yang se visi dan sejalan dengan apa yang ia cari selama ini.

Hidup tidak hanya untuk kerja dan makan, tetapi harus ada keseimbangan antara jasmani dan rohani, mesti ada bekal yang harus di siapkan untuk bekal jangka panjang di Akherat nanti.

Dan saat itu Simul yang mulai beranjak dewasa mulai menemukan jalan yang ia cari.

Bersambung ...       

#Day10novAISEIWriting Challenge






 

Sudah Siap Nak ?

   Dokumentasi Latansa DPW PKS Banten Beberapa waktu lalu di Group WA kader dishare pengumuman tentang akan dilaksanakannya Latansa (pelatih...