BIM Berbagi

BIM Berbagi

Minggu, 08 November 2020

IKUT LOMBA-LOMBA

                      Foto hanya ilustrasi 

Yang paling mengasyikkan setelah sekian bulan ngaji  apalagi kalau bukan pelaksanaan lomba-lomba .......uji kemampuan, kecerdasan dan keberanian.

Meski hanya tingkat Dusun, tapi cukup meningkatkan adrenalin para pesertanya, tak terkecuali Simul kecil. 

Simul butuh pembuktian dari hasil belajarnya selama ini, apakah sesuai target atau tidak, sesuai ekspektasi atau tidak ( eh ...,anak dusun jaman dulu mana tau ekspektasi ?) ......mungkin itu bahasa Simul milenial seperti sekarang ini.....hehehe

Jenis-jenis lomba yang biasa di pertandingkan di Masjid Al-Amin antara lain :
1. Lomba Cerdas Cermat beregu.
2. Lomba Bacaan Shalat beregu.
3. Lomba Wudhu perorangan.
4. Lomba Adzan perorangan.
5. Lomba Pidato perorangan.
6. Lomba Membaca Iqro/Al-Qur'an.

Dari keenam jenis lomba yang di pertandingkan tersebut, biasanya Simul kecil ikut semua dan biasa menjadi langganan juara 1 lomba Cerdas Cermat beregu, Lomba Bacaan Shalat beregu, Lomba Adzan perorangan dan lomba Pidato perimorangan.

Saat pembagian hadiah adalah saat-saat yang mendebarkan, di depan jama'ah yang terdiri dari orangtua dan para santri terdapat meja panjang.
Panitia sengaja memajang hadiah-hadiah itu di atas meja untuk membuat suasana menjadi lebih seru dan mendebarkan.

Artis papan atas yang menerima panasonic award karena penampilannya di sebuah film, masih kalah berdebarnya dibanding Simul yang sedang menunggu di panggil menerima hadiah saat itu.

Saatnya tiba, MC ( Master of Cermony) memanggil satu persatu sang juara untuk maju kedepan menerima hadiah istimewa itu. 

Dan tibalah pembacaan Juara lomba pidato :
".......selanjutnya adalah pembacaan juara lomba pidato perorangan, bagi yang di panggil namanya harap maju ke depan, Juara satu, dengan nilai 1789 di raih oleh ..........Simullllll"

Suara  riuh di masjid itu tambah seru (namun tetap menjaga adab di masjid) saat sang juara di panggil, karena itu panggilan untuk ketiga kalinya setelah meraih juara 1 lomba Adzan perorangan dan juara 1 lomba Cerdas cermat beregu.

Dengan langkah penuh percaya diri, Simul menuju ke depan untuk meraih hadiah kotak besar yang di bungkus kertas warna coklat dan bertuliskan JUARA 1 LOMBA PIDATO.

Dalam hati Simul berkata :"Alhamdulillah ya Allah, gemetaran saya sudah hilang sekarang"

Bersambung .........

#Day6novAISEIWritingChallenge

 


SEMANGAT BELAJAR

Selalu bersemangat saat belajar itu menjadi hal yang sangat penting bagi seorang pembelajar. Hal ini juga yang harus di perhatikan oleh seorang pengajar, bagaimana menghidupkan suasana belajar menjadi hidup dan menyenangkan. 

Tak terkecuali mengajar TPA di dusun yang belum masuk listrik seperti di tempat tinggal Simul, tentu butuh kreatifitas para pengajarnya. Karena biasanya anak-anak dusun cenderung pasif, jadi sang guru harus ekstra kreatif untuk menghidupkan suasana.

Seminggu 2 kali jadwal ngaji di sore hari, jam 15.30 sampai dengan jam 17.30…. Simul selalu hadir tepat waktu, karena dia memang tipikal anak yang bersungguh-sungguh jika mengerjakan sesuatu.

Untuk mengurangi kejenuhan saat mengaji di dalam ruangan, pengurus TPA memutuskan untuk ngaji di ruang terbuka, dan yang di pakai  halaman pojok rumah salah satu pengajar yaitu mas Eko. Ngaji di bawah pohon sawo. Pengajian di luar ruangan ini hanya dilakukan sesekali sebagai selingan.

Berkat semangat dan konsistensinya, Simul mampu menyelesaikan Iqro jilid 6 dengan cepat dan tak ketinggalan dengan teman-temannya.

Simul juga sudah hafal semua gerakan dan bacaan dalam Shalat beserta dzikir lanjutan setelah Shalat. Simul seperti berjalan sendiri, mengalir mengikuti arus hidayah dan kasih sayang Allah kepadanya karena ketulusan dan semangatnya itu.

Sejak saat itu ia berusaha tidak meninggalkan shalatnya meskipun tak ada yang mengingatkan. Simul kecil seperti mencari dan terus mencari dimanapun hidayah itu ada, dia mencari hidayah untuk menjemputnya menjadi teman setia.

Ceramah di kaset khas KH. Zainudin MZ menjadi salah satu sumber rujukan fatwa kala itu. Beliau dai kondang sejuta umat yang mampu memukau para pendengar dan jama'ah yang mendengarkan suaranya.

Logat khas Betawi diselingi guyon-guyon renyah membuat pendengar dan jama'ah makin betah, tak mau beranjak pergi sebelum beliau mengucapkan salam penutupan.

Ceramah beliau inilah yang makin membuat Simul bersemangat mendalami Islam, dan hari-hari bahagia yang dinantikan Simul kecil adalah saat datangnya bulan suci Ramadhan.

Bersambung ............,

#Day5novAISEIWritingChallenge




Sudah Siap Nak ?

   Dokumentasi Latansa DPW PKS Banten Beberapa waktu lalu di Group WA kader dishare pengumuman tentang akan dilaksanakannya Latansa (pelatih...