BIM Berbagi

BIM Berbagi

Rabu, 25 Mei 2022

Tamasya Yang Dirindukan

       Salah Satu Bukti Kerinduan itu

Milad PKS yang ke-20 menjadi ajang melepas rindu para kader dan simpatisan PKS paska pandemi yang mendera negri ini. 

Istora senayan Jakarta dan sekitarnya hari ahad, 29 Mei 2022 dipastikan akan memutih oleh warna dasar Lambang Partai Keadilan Sejahtera yang dikenakan oleh para kader dan simpatisan. Mulai dari bendera, kaos,  kemeja dan lain-lain. 

Kebahagiaan yang hanya dirasakan oleh mereka saat berkumpul disatu tempat bersama keluarganya,  datang dari berbagai daerah dengan membawa harapan baru sejahteralah Indonesia. 

Ada yang konvoi sepeda motor,  mobil pribadi dan rombongan bus pun tak sedikit terparkir rapi di area yang disiapkan panitia. Untuk membayar Bus tentu saja mereka patungan,  karena tak ada subsisdi dari pengurus pusat ataupun wilayah, membuktikan kader partai ini tetap solid meski sering diguncang prahara. 

Tak ada wajah kesedihan diantara mereka meski dari rumah hanya berbekal bontot  (nasi bungkus ala kadar), ada yang membawa kue/snack yang disiapkan sejak pagi lantas di lokasi dimakan bersama bertukar bekal, sebagian jajan di lokasi bazar dan pedagang kaki lima yang ikut meramaikan suasana itu. 

Sekilas itulah gambaran suasana Tamasya Yang dirindukan oleh semua kader dan simpatisan,  lebih indah dibanding berwisata ke tempat terindah manapun. Murah meriah dan berkah. 

Suasana yang dirindukan bertahun-tahun karena satu dan lain hal acara bersama seperti ini urung dilakukan,  saatnya melepas kerinduan dengan hadir bersama di Milad PKS ke-20 di Istora Senayan Jakarta. 




Minggu, 27 Maret 2022

Apakah Istrimu Bahagia Bersamamu ???

"Istriku, Apakah Kau Bahagia Bersamaku ?"

Belum lama ini kita dihebohkan dengan peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu muda kepada ketiga anaknya. Peristiwa yang membuat hati kita yang waras ini terasa tersayat-sayat, merinding, sedih dan tak habis pikir   ia lakukan itu dengan cara yang sadis, Astaghfirullah.

Di medsos sebagian besar netijen yang mayoritas ibu-ibu justru bersimpati dan merasa kasihan terhadap ibu yang bersangkutan, betapa ia begitu tertekan jiwanya dan hal itu ia rasakan bertahun-tahun terakumulas, dan puncaknya adalah peristiwa tragis itu.

Peristiwa mengerikan itu tidak mungkin dilakukan oleh orang yang waras, kalaupun tidak gila, besar kemungkinan pelakunya mengalami tekanan jiwa yang sangat dahsyat, tekanan jiwa karena beban hidup dan tekanan dari pihak luar atau tekanan dalam jiwanya sendiri yang tak mampu ia kendalikan.

Mendengar dan melihat berita mengerikan seperti  di atas, tentu kita khususnya para suami harus introspeksi diri dan secara berkala harus menanyakan kepada istri, " Istriku, apakah kau bahagia bersamaku ?"

Pertanyaan yang sedikit menggelitik sepertinya, tapi terkadang hal semacam ini luput dari perhatian para suami, atau menganggap hal ini tak penting, lebay amat kayak sinetron aja, sebagian mungkin beranggapan begitu. Karena memang hidup ini bukan sinetron.

Terkadang kita para suami  bersikap yang penting suami sudah menunaikan kewajiban mencari nafkah, menjalankan kewajiban sebagai suami sebagaimana mestinya dan istri tidak protes atau mengeluh misalnya, sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan perasaan istri kurang diperhatikan.

Pertanyaan "Istriku, apakah kau bahagia bersamaku ?" Tidak selalu berkaitan dengan kekayaan dan harta benda, meski tidak dipungkiri jika fitrahnya wanita memang suka dengan perhiasan dan harta benda, tetapi pertanyaan ini lebih kepada  perasaan sang istri, bagaimana kenyamanan dan ketenangan jiwanya bersama suaminya dalam suka dan duka, susah dan senang . Sudahkah kebahagiaan itu ia rasakan ?

Mengingat menikah dan hidup bersama istri dan anak-anak kita adalah ibadah terpanjang selama hidup kita, maka suami harus memastikan kebahagiaan istrinya  selama bersamanya. Jika kebahagiaan itu sudah dirasakan meskipun hidup dalam keterbatasan maka sakinah mawadah warahmah itu akan tercipta seiring dengan kebahagian  yang dirasakan.

Only opinion
KMJ









Senin, 14 Maret 2022

Apalah Arti Sebuah Logo


Logo Halal dan Identitas

Menurut Wikipedia, Logo merupakan suatu gambar atau sekadar sketsa dengan arti tertentu, dan mewakili suatu arti dari perusahaan, daerah, organisasi, produk, negara, lembaga, dan hal lainnya membutuhkan sesuatu yang singkat dan mudah diingat sebagai pengganti dari nama sebenarnya.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Logo adalah  huruf atau lambang yang mengandung makna, terdiri atas satu kata atau lebih sebagai lambang atau nama perusahaan dan sebagainya

Jika kita merujuk kepada penjelasan di atas, tentu logo bisa menjadi identitas singkat yang mudah diingat oleh siapapun yang melihatnya sehinhga alam bawah sadar dan ingatan kita langsung menangkap jika Logo ini mewakili produk, organisasi, lembaga, perusahaan, negara atau hal lainnya.

Nah, menanggapi polemik yang terjadi atas terbitnya logo baru Halal yang dikeluarkan Kementrian Agama, tentu menjadi hal wajar jika ada sebagian tokoh umat Islam dan umat Islam sendiri yang mengkritisi logo tersebut.

Sebagaimana kita ketahui bersama, selama ini hal yang berkaitan fatwa terhadap suatu hal bagi umat Islam di seluruh Indonesia dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak
7 Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 26 Juli 1975 di Jakarta, Indonesia. 

Begitu juga berkaitan dengan penetapan hukum halal suatu produk, maka pemilik Usaha harus mencantumkan logo halal MUI pada produk tersebut setelah melalui rangkaian uji laboratorium dan sidang fatwa MUI. Hal ini sebagai wujud memberikan ketenangan dan kenyamanan kepada umat Islam saat mengkonsumsi atau menggunakan produk tersebut.

Lalu, mengapa Logo itu berubah ?

Selama 46 tahun otoritas mengenai kehalalan suatu produk dikeluarkan oleh MUI dengan memberikan Logo halal pada produk yang sudah lulus uji lab dan serangkaian audit oleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM -MUI).

Namun sejak otorisasi itu diambil alih oleh Kementrian Agama melalui Undang-undang (UU) Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH) dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 39 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang JPH, maka penetapan Halal suatu produk yang mengeluarkan adalah Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJH) lembaga dibawah kementrian agama.

Namun peran MUI masih cukup besar karena Fatwa halalnya tetap MUI yang menetapkan. Maka jika dibuat alur proses penetapan halal suatu produk adalah sebagai berikut : 
1. Pelaku Usaha mendaftarkan diri ke BPJH.
2. Setelah proses verifikasi lolos, maka tahap selanjutnya Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) yang akan melakukan proses audit.
3. Selanjutnya akandi sidangkan pada sidang fatwa MUI. 
4. Setelah sidang fatwa MUI dn dinyatakan lolos, maka terbitlah Sertifikat halal yang dikeluarkan oleh BPJH.

Catatan :
a. BPJH, lembaga dibawah kementrian agama yang bertindak menerima pendaftaran, verifikasi dan menerbitkan sertifikat halal.
b. LPH, lembaga pemeriksa halal boleh BUMN atau lembaga swasta atau LPPOM MUI yang memenuhi syarat sesuai ketetapan kementrian agama yang bertindak melakukan audit terhadap produk yang didaftarkan.
c. MUI sebagai Lembaga yang menentukan halal atau tidaknya suatu produk melalui sidang Fatwa setelah proses audit oleh LPH.

Jadi mengapa logo berubah ?
Karena logo halal bukan lagi kewenangan MUI tetapi kewenangan BPJH.

Yang menjadi persoalan, mengapa logo baru itu terkesan jawa sentris, logonya mirip gunungan dalam dunia pewayangan, meski kaligrafinya tidak menyalahi kaidah penulisan dan tertulis Halal bagi yang faham kaligrafi, tetapi bagi yang tidak faham akan berpikir keras mana tulisan kaligrafi halalnya ? 

Karena yang terlihat pertama adalah simbol gunungan bukan tulisan halal yang mudah dibaca oleh siapapun. Sepertinya Logo yang baru bukan memudahkan orang faham, tetapi justru mengingatkan kepada simbol gunungan pada wayang. Entah apa yang rencanakan oleh si perancang simbol itu, apakah ini ada korelasinya dengan gerakan Islam Nusantara ? Wallahu'alam Bishawab.

Pelaku usaha dan pemerhati produk halal.

KMJ






Jumat, 04 Maret 2022

Never Give Up


Never Give Up
Waktu begitu cepat berlalu, tak terasa kini kau sudah beranjak dewasa. Sebagai anak pertama, kau telah memberikan contoh terbaik untuk adik-adikmu.

Ummi dan abi tau, banyak keinginan dan impianmu yang tertunda, Ummi dan abi tau kau tak mau membebani orang tuamu ini, perjuanganmu mengejar beasiswa bebas SPP waktu SMA menjadi bukti betapa engkau telah sangat memahami keadaan kita. Kau telah ikut berjuang nak. Kau telah membantu Abi memikul tanggung jawab ini.

Mungkin karena kepedulianmu itu hingga sikapmu lebih dewasa dari usiamu, dan Ummi Abi bangga denganmu nak.

Di Usiamu yang ke-19 ini, Ummi Abi berharap kau tetap istiqomah dalam ketaatan kepada Allah dan Rasulullah, menjaga hafalanmu dengan terus belajar dan mengajar Al-Qur'an dimana pun berada, karena nanti di akherat Al-Qur'an akan menolong kita jika sekarang kita dekat dengannya.

Jadilah wanita yang tangguh tapi tetap berhati lembut
Jadilah wanita yang selalu menjaga harga diri dan kehormatan
Jadilah wanita yang selalu bermanfaat untuk orang lain
Jadilah wanita yang keberadaannya memberikan manfaat dan ketidak adanya dirindukan
Jadilah contoh kebaikan untuk siapapun tanpa merasa sholehah
Tetaplah jaga kehormatan sebagai wanita sampai kapanpun hingga berbuah surga

Ma'afkan Ummi Abi yang belum bisa membahagiakanmu dan adik-adikmu, jangan pernah menyerah dengan keadaan, terus berjuang "Mastatho'tum" 

Happy Milad My Daughter 
Semoga Allah Subhanahu wata'ala selalu meridhoi setiap langkahmu. Aamiin.

Tangerang
05 03 2003
05 03 2022
19th Salma Nafisah

Ummi Abi Yang selalu menyayangimu.





Selasa, 22 Februari 2022

Panen Kangkung

Praktek Berkebun
(Menanam dan Memanen Kangkung)

*PANEN KANGKUNG*
Area Gardening Sekolah Alam Tangerang Mekarbakti pada tanggal 11 dan 21 Februari 2022 disibukkan dengan kegiatan panen kangkung.

Kegiatan ini dipandu oleh semua Fasilitator dan diikuti oleh seluruh murid Jenjang KB TK Sekolah Alam Tangerang Mekarbakti.

"Beberapa bulan sebelumnya, anak-anak diajarkan melakukan kegiatan gardening mulai dari pembibitan, penanaman, merawat, menyiram, dan mendo’akan setiap hari" ujar Bunda Nisa salah satu fasilitator yang memandu kegiatan ini. 

"Alhamduillah kangkung yang anak-anak tanam sudah siap di panen" tambahnya.
 
Bunda Nisa juga menyampaikan bahwa kegiatan gardening ini dilakukan untuk mengembangkan aspek naturalis, motorik, sosial emosional dan meningkatkan tauhid anak.

"Diharapkan anak-anak bisa menghargai dan bersyukur setiap makanan yang ia makan, karena mereka mengetahui bagaimana proses untuk membuat makanan tersebut" jelasnya

"Selain itu kegiatan ini dilakukan agar anak-anak terbiasa memakan sayur, yakni sayur kangkung. Dan biasanya anak-anak merasa senang ketika bisa makan sesuatu hasil gardening sendiri" Pungkas Bunda Nisa.

Begitulah keseruan anak-anak saat melakukan kegiatan gardening, dan lebih girang lagi saat kangkung yang mereka panen langsung dibawa pulang untuk dimasak bersama Bunda/Mamanya di rumah.

Kontributor     : Bunda Erna
Nara dumber  : Bunda Nisa
Penulis berita : Mulyono


Minggu, 29 Agustus 2021

Khalid Bin Walid, Inspirator Aktivis Dakwah

       Khalid, pedang Allah yang terhunus

Perjalanan hidup dan pesan spiritual yang tersirat dalam kisahmya, sangat menggugah jiwa untuk meluruskan niat perjuangan bagi seorang Da'i.

Khalid Bin Walid, adalah panglima perang pilih tanding yang tak pernah terkalahkan dalam memimpin peperangan, baik di masa jahiliyah maupun saat ia sudah berhijrah memeluk Islam.

Kekalahan pasukan Muslim di perang Uhud adalah salah satu contoh strategi jitu Khalid bin Walid yang saat itu masih memimpin pasukan kafir Quraisy melawan pasukan Muslim. 

Selain karena ketidaktaatan pasukan pemanah atas pesan Rasulullah agar tidak meninggalkan posisinya dalam keadaan apapun, akhirnya kecerobohan itu berakibat fatal.

Pasukan Muslim yang saat itu sudah diujung kemenangan, harus menelan pil pahit saat sebagian pasukan Muslim sibuk dengan Ghonimah atau rampasan perang, termasuk pasukan pemanah yang berada di bukit untuk berjaga-jagapun ikut turun mengumpulkan Ghonimah. Saat itulah Khalid beserta pasukan berkudanya memutar arah dan menyerang pasukan pemanah Muslim dari atas bukit dan terjadilah kondisi yang berbalik 180⁰, pasukan Muslim kocar kacir hingga banyak yang syahid saat itu.

Atas ijin Allah Azza wa Jalla pasca perang Uhud Khalid bin Walid justru masuk Islam, dan selanjutnya bergabung dengan pasukan Muslim. 

Dengan keahlian perangnya tersebut Khalid sering dipercaya memimpin pasukan saat terjadi peperangan melawan kaum kafir, hingga Rasulullah wafat dan estafet kepemimpinan bersambung ke sahabat Abu Bakar, dan sampailah ke kekhalifahan itu kepada sahabat Umar setelah Khalifah Abu Bakar wafat.

Saat Khalifah Umar memimpin, suatu ketika posisi panglima perang yang saat itu dipegang oleh Khalid bin Walid digantikan oleh sahabat yang lain atas perintah Umar dengan alasan agar tidak terjadi pengkultusan kepada Khalid. Dan pergantian itupun dilakukan ditengah pertempuran yang di pimpin Khalid bin Walid saat itu.

Diluar dugaan Khalid yang sudah tidak memimpin pasukan, tetap berperang dengan penuh semangat dan menerjang musuh dengan gagah berani tanpa sedikitpun terpengaruh dengan peristiwa pergantian panglima atas dirinya.

Kejadian ini membuat heran beberapa sahabat yang lain, hingga seorang sahabat bertanya, "hai Khalid, bukankah kau telah diganti sebagai panglima perang, dan menjadi prajurit biasa, kenapa masih berperang dengan penuh semangat seolah tidak terjadi apa-apa denganmu ?"

Jawaban tak terduga keluar dari lidah sang pedang Allah yang terhunus itu, "saya berperang karena Allah, bukan karena Umar", singkat dan jelas hingga membuat sahabat yang bertanya tak mampu lagi berkata-kata dengan jawaban Khalid tersebut.

Kisah Khalid bin Walid seharusnya bisa dijadikan contoh terbaik saat seorang Da'i atau para aktivis dakwah dimanapun berada.

Bergerak dan berjuang karena Allah, bukan karena manusia, bukan karena pimpinan, bukan karena keuntungan tertentu atau maksud tertentu. Jika sikap itu bisa merasuk kedalam hati sanubari setiap aktivis dakwah, niscaya ia tak akan merasa kecewa dimanapun ia ditempatkan. Karena hanya ridho Allah Azza wa Jalla yang diharapkan.

30 Agustus 2021

KMJ














Rabu, 04 Agustus 2021

Meriset & Memonitoring Diri sendiri

            Screenshot Saat Ngaji online

Kemanapun melangkah, sejauh apapun berkelana, pada akhirnya harus menentukan pilihan terbaik dari yang baik.

Diantara banyak pilihan, mana yang harus diutamakan, maka pilihan ini yang paling relevan, paling masuk akal dan paling terasa menjiwainya.

Pilihan ini tidak sulit karena semua baik, hanya menentukan yang terbaik dari yang baik.

Setelah melalui banyak pertimbangan dan seleksi yang panjang, akhirnya pilihan itu tertuju kepada dunia pendidikan.

Dunia pendidikan ini mengasyikkan bagi yang bisa merasakan dengan rasa penuh penjiwaan.

Sudah dicoba beberapa pilihan, mulai dari olahraga, politik, bisnis dan pendidikan. Tampaknya dunia pendidikan menjadi pilihan yang paling menentramkan.

Olahraga, mulai dari sepakbola dan pencak silat yang memang hobby sejak kecil, namun prestasi pencak silat ini hanya terhenti sampai kejuaraan tingkat kabupaten dan tak diteruskan sampai ke jenjang kepelatihan. 

Sedangkan sepakbola hanya sekedar hobby melepas kepenatan dan tak berprestasi kecuali hanya sekali-sekalinya pernah bertanding resmi melawan beberapa pemain Persita yang ikut tanding tarkam di Tangerang.

Politik, benar kata beberapa orang bahwa politik itu penuh intrik dan tipudaya. Mencoba berselancar di sektor ini mulai aktif di serikat dulu hingga sempat menjadi ketua Pimpinan Unit Kerja tingkat Perusahaan dengan 1000 an anggota, sudah cukup melelahkan, lelah badan, lelah hati dan lelah pikiran.

Meski berpotensi untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih menantang, rasanya hati dan pikiran ini selalu bergejolak untuk lebih baik di tinggalkan.

Bisnis, Sudah mencoba berbagai macam bisnis, mulai dari jualan gorengan, es kelapa, es cendol, klomang, nasi uduk, bakso, kantin sekolah, jualan pakaian,  multi level marketing, asuransi dan lain sebagainya sampai proyek subhat dari jalur kementerian. 

Semua itu intinya palugada = apa Lu minta gua ada, ternyata tak ada satupun yang mampu dikembangkan dengan baik.

Proses itu cukup menyita waktu dan perhatian wabilkhusus soal menyita kelelahan yang luar biasa mengejar dunia, yang pada akhirnya sangat mempengaruhi ketenangan dalam beribadah, kekhusyukan yang tak pernah benar-benar khusyuk. Tak terasa usia sudah beranjak senja.

Akhirnya pilihan itu harus di ambil. Bisnis sekedar untuk menambah penghasilan agar cukup untuk membiayai anak-anak sekolah, cukup untuk kebutuhan sehari-hari, cukup untuk mencicil hutang agar saat meninggalkan dunia ini, mati dengan tenang tanpa beban hutang. Dan satu impian semoga bisa terkabul dan diijabah oleh Allah Subhanahu wata'ala, Pesantren Tahfidz Qur'an.

Syukur-syukur bisa bersedekah tanpa harus berpikir mau ngasih berapa, kalau bahasa anak sekarang losdol dalam bersedekah, wis Ra mikir, sedekah ya sedekah aja, berapa adanya keluarkan losdol.

Olahraga, yang penting cukup untuk kebutuhan kebugaran dan menjaga imunitas tubuh saja biar bisa selalu prima saat beraktifitas.

Politik, dunia ini sepertinya sedikit demi sedikit mulai harus di tinggalkan, biarlah mereka yang hati dan jiwanya kuat untuk menahan beban yang sungguh dahsyat menggoncang semua sektor kehidupan ini. Mereka yang Sholeh dan tegar menghadapi fitnah yang tak pernah berhenti mengejar, semoga mereka selalu dalam lindungan Dzat yang maha Perkasa Allah Subhanahu wata'ala. 

Kerapuhan ini tak mampu mengarungi dunia perpolitikan sepenuh hati. Dunia politik ini tak lagi menarik hati dan pikiran untuk mengolah sepenuhnya.

Pada akhirnya runtutan perjalanan ini harus sampai ke penghujung pilihan yang semoga bisa mengantarkan kebahagiaan hati dan kejernihan pikiran, bisa membahagiakan jiwa dan raga di dunia dan Akherat, bisa setidaknya berkontribusi untuk perubahan peradaban anak manusia di akhir zaman yang serba tidak menentu ini untuk tetap tegar dengan keimanan dan Tauhid yang benar.

Meski tak terlihat nampak di permukaan, pilihan ini semoga terlihat jelas oleh langit dan para Malaikat yang mencatat, menjadi asbab diampuninya dosa dan kesalahan yang sudah menggunung dan menjulang. Semoga pilihan yang tidak banyak orang memilih ini, justru menjadi jalan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wata'ala, Tuhan semesta alam.


Tangerang, 5 Agustus 2021
Menjelang peringatan kemerdekaan Indonesia ke-76


Kang Mul Jozz
Berkelana menuju Surga-Nya

Hanya 100 Ribu Harga Suaramu di Pemilu

PEMILU Si Pembuat Pilu Tahun 2024 Indonesia menggelar Pemilu Pilpres dan Pileg. Ada yang menarik untuk dibahas dan dianalisis, yaitu fenomen...