BIM Berbagi

BIM Berbagi

Selasa, 22 Februari 2022

Panen Kangkung

Praktek Berkebun
(Menanam dan Memanen Kangkung)

*PANEN KANGKUNG*
Area Gardening Sekolah Alam Tangerang Mekarbakti pada tanggal 11 dan 21 Februari 2022 disibukkan dengan kegiatan panen kangkung.

Kegiatan ini dipandu oleh semua Fasilitator dan diikuti oleh seluruh murid Jenjang KB TK Sekolah Alam Tangerang Mekarbakti.

"Beberapa bulan sebelumnya, anak-anak diajarkan melakukan kegiatan gardening mulai dari pembibitan, penanaman, merawat, menyiram, dan mendo’akan setiap hari" ujar Bunda Nisa salah satu fasilitator yang memandu kegiatan ini. 

"Alhamduillah kangkung yang anak-anak tanam sudah siap di panen" tambahnya.
 
Bunda Nisa juga menyampaikan bahwa kegiatan gardening ini dilakukan untuk mengembangkan aspek naturalis, motorik, sosial emosional dan meningkatkan tauhid anak.

"Diharapkan anak-anak bisa menghargai dan bersyukur setiap makanan yang ia makan, karena mereka mengetahui bagaimana proses untuk membuat makanan tersebut" jelasnya

"Selain itu kegiatan ini dilakukan agar anak-anak terbiasa memakan sayur, yakni sayur kangkung. Dan biasanya anak-anak merasa senang ketika bisa makan sesuatu hasil gardening sendiri" Pungkas Bunda Nisa.

Begitulah keseruan anak-anak saat melakukan kegiatan gardening, dan lebih girang lagi saat kangkung yang mereka panen langsung dibawa pulang untuk dimasak bersama Bunda/Mamanya di rumah.

Kontributor     : Bunda Erna
Nara dumber  : Bunda Nisa
Penulis berita : Mulyono


Minggu, 29 Agustus 2021

Khalid Bin Walid, Inspirator Aktivis Dakwah

       Khalid, pedang Allah yang terhunus

Perjalanan hidup dan pesan spiritual yang tersirat dalam kisahmya, sangat menggugah jiwa untuk meluruskan niat perjuangan bagi seorang Da'i.

Khalid Bin Walid, adalah panglima perang pilih tanding yang tak pernah terkalahkan dalam memimpin peperangan, baik di masa jahiliyah maupun saat ia sudah berhijrah memeluk Islam.

Kekalahan pasukan Muslim di perang Uhud adalah salah satu contoh strategi jitu Khalid bin Walid yang saat itu masih memimpin pasukan kafir Quraisy melawan pasukan Muslim. 

Selain karena ketidaktaatan pasukan pemanah atas pesan Rasulullah agar tidak meninggalkan posisinya dalam keadaan apapun, akhirnya kecerobohan itu berakibat fatal.

Pasukan Muslim yang saat itu sudah diujung kemenangan, harus menelan pil pahit saat sebagian pasukan Muslim sibuk dengan Ghonimah atau rampasan perang, termasuk pasukan pemanah yang berada di bukit untuk berjaga-jagapun ikut turun mengumpulkan Ghonimah. Saat itulah Khalid beserta pasukan berkudanya memutar arah dan menyerang pasukan pemanah Muslim dari atas bukit dan terjadilah kondisi yang berbalik 180⁰, pasukan Muslim kocar kacir hingga banyak yang syahid saat itu.

Atas ijin Allah Azza wa Jalla pasca perang Uhud Khalid bin Walid justru masuk Islam, dan selanjutnya bergabung dengan pasukan Muslim. 

Dengan keahlian perangnya tersebut Khalid sering dipercaya memimpin pasukan saat terjadi peperangan melawan kaum kafir, hingga Rasulullah wafat dan estafet kepemimpinan bersambung ke sahabat Abu Bakar, dan sampailah ke kekhalifahan itu kepada sahabat Umar setelah Khalifah Abu Bakar wafat.

Saat Khalifah Umar memimpin, suatu ketika posisi panglima perang yang saat itu dipegang oleh Khalid bin Walid digantikan oleh sahabat yang lain atas perintah Umar dengan alasan agar tidak terjadi pengkultusan kepada Khalid. Dan pergantian itupun dilakukan ditengah pertempuran yang di pimpin Khalid bin Walid saat itu.

Diluar dugaan Khalid yang sudah tidak memimpin pasukan, tetap berperang dengan penuh semangat dan menerjang musuh dengan gagah berani tanpa sedikitpun terpengaruh dengan peristiwa pergantian panglima atas dirinya.

Kejadian ini membuat heran beberapa sahabat yang lain, hingga seorang sahabat bertanya, "hai Khalid, bukankah kau telah diganti sebagai panglima perang, dan menjadi prajurit biasa, kenapa masih berperang dengan penuh semangat seolah tidak terjadi apa-apa denganmu ?"

Jawaban tak terduga keluar dari lidah sang pedang Allah yang terhunus itu, "saya berperang karena Allah, bukan karena Umar", singkat dan jelas hingga membuat sahabat yang bertanya tak mampu lagi berkata-kata dengan jawaban Khalid tersebut.

Kisah Khalid bin Walid seharusnya bisa dijadikan contoh terbaik saat seorang Da'i atau para aktivis dakwah dimanapun berada.

Bergerak dan berjuang karena Allah, bukan karena manusia, bukan karena pimpinan, bukan karena keuntungan tertentu atau maksud tertentu. Jika sikap itu bisa merasuk kedalam hati sanubari setiap aktivis dakwah, niscaya ia tak akan merasa kecewa dimanapun ia ditempatkan. Karena hanya ridho Allah Azza wa Jalla yang diharapkan.

30 Agustus 2021

KMJ














Rabu, 04 Agustus 2021

Meriset & Memonitoring Diri sendiri

            Screenshot Saat Ngaji online

Kemanapun melangkah, sejauh apapun berkelana, pada akhirnya harus menentukan pilihan terbaik dari yang baik.

Diantara banyak pilihan, mana yang harus diutamakan, maka pilihan ini yang paling relevan, paling masuk akal dan paling terasa menjiwainya.

Pilihan ini tidak sulit karena semua baik, hanya menentukan yang terbaik dari yang baik.

Setelah melalui banyak pertimbangan dan seleksi yang panjang, akhirnya pilihan itu tertuju kepada dunia pendidikan.

Dunia pendidikan ini mengasyikkan bagi yang bisa merasakan dengan rasa penuh penjiwaan.

Sudah dicoba beberapa pilihan, mulai dari olahraga, politik, bisnis dan pendidikan. Tampaknya dunia pendidikan menjadi pilihan yang paling menentramkan.

Olahraga, mulai dari sepakbola dan pencak silat yang memang hobby sejak kecil, namun prestasi pencak silat ini hanya terhenti sampai kejuaraan tingkat kabupaten dan tak diteruskan sampai ke jenjang kepelatihan. 

Sedangkan sepakbola hanya sekedar hobby melepas kepenatan dan tak berprestasi kecuali hanya sekali-sekalinya pernah bertanding resmi melawan beberapa pemain Persita yang ikut tanding tarkam di Tangerang.

Politik, benar kata beberapa orang bahwa politik itu penuh intrik dan tipudaya. Mencoba berselancar di sektor ini mulai aktif di serikat dulu hingga sempat menjadi ketua Pimpinan Unit Kerja tingkat Perusahaan dengan 1000 an anggota, sudah cukup melelahkan, lelah badan, lelah hati dan lelah pikiran.

Meski berpotensi untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih menantang, rasanya hati dan pikiran ini selalu bergejolak untuk lebih baik di tinggalkan.

Bisnis, Sudah mencoba berbagai macam bisnis, mulai dari jualan gorengan, es kelapa, es cendol, klomang, nasi uduk, bakso, kantin sekolah, jualan pakaian,  multi level marketing, asuransi dan lain sebagainya sampai proyek subhat dari jalur kementerian. 

Semua itu intinya palugada = apa Lu minta gua ada, ternyata tak ada satupun yang mampu dikembangkan dengan baik.

Proses itu cukup menyita waktu dan perhatian wabilkhusus soal menyita kelelahan yang luar biasa mengejar dunia, yang pada akhirnya sangat mempengaruhi ketenangan dalam beribadah, kekhusyukan yang tak pernah benar-benar khusyuk. Tak terasa usia sudah beranjak senja.

Akhirnya pilihan itu harus di ambil. Bisnis sekedar untuk menambah penghasilan agar cukup untuk membiayai anak-anak sekolah, cukup untuk kebutuhan sehari-hari, cukup untuk mencicil hutang agar saat meninggalkan dunia ini, mati dengan tenang tanpa beban hutang. Dan satu impian semoga bisa terkabul dan diijabah oleh Allah Subhanahu wata'ala, Pesantren Tahfidz Qur'an.

Syukur-syukur bisa bersedekah tanpa harus berpikir mau ngasih berapa, kalau bahasa anak sekarang losdol dalam bersedekah, wis Ra mikir, sedekah ya sedekah aja, berapa adanya keluarkan losdol.

Olahraga, yang penting cukup untuk kebutuhan kebugaran dan menjaga imunitas tubuh saja biar bisa selalu prima saat beraktifitas.

Politik, dunia ini sepertinya sedikit demi sedikit mulai harus di tinggalkan, biarlah mereka yang hati dan jiwanya kuat untuk menahan beban yang sungguh dahsyat menggoncang semua sektor kehidupan ini. Mereka yang Sholeh dan tegar menghadapi fitnah yang tak pernah berhenti mengejar, semoga mereka selalu dalam lindungan Dzat yang maha Perkasa Allah Subhanahu wata'ala. 

Kerapuhan ini tak mampu mengarungi dunia perpolitikan sepenuh hati. Dunia politik ini tak lagi menarik hati dan pikiran untuk mengolah sepenuhnya.

Pada akhirnya runtutan perjalanan ini harus sampai ke penghujung pilihan yang semoga bisa mengantarkan kebahagiaan hati dan kejernihan pikiran, bisa membahagiakan jiwa dan raga di dunia dan Akherat, bisa setidaknya berkontribusi untuk perubahan peradaban anak manusia di akhir zaman yang serba tidak menentu ini untuk tetap tegar dengan keimanan dan Tauhid yang benar.

Meski tak terlihat nampak di permukaan, pilihan ini semoga terlihat jelas oleh langit dan para Malaikat yang mencatat, menjadi asbab diampuninya dosa dan kesalahan yang sudah menggunung dan menjulang. Semoga pilihan yang tidak banyak orang memilih ini, justru menjadi jalan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wata'ala, Tuhan semesta alam.


Tangerang, 5 Agustus 2021
Menjelang peringatan kemerdekaan Indonesia ke-76


Kang Mul Jozz
Berkelana menuju Surga-Nya

Kamis, 22 Juli 2021

Eneng

                    Foto hanya ilustrasi

"Neng, cepetan berangkat keburu siang nanti", teriak nenek Jujuk

"Iya nek, ini juga dah siap-siap", Jawab Eneng agak sedikit cemberut.

"Kamu kenapa cemberut begitu, marah sama nenek ?", nenek Jujuk terlihat nggak suka cucunya menyiapkan dagangan sambil menggerutu.

"Kalau kamu males jualan bilang aja, biar nenek aja yang jualan, nenek masih kuat koq, biar sudah uzur juga", Nada suara si nenek makin meninggi.

"Bukan begitu nek, Eneng nggak marah koq sama nenek, justru malah kasian, udah semaleman nenek bikin kripik sama bakpaw, masa masih harus jualan lagi", jawab Eneng mendinginkan suasana pagi yang memang masih dingin.

"Terus kenapa kamu cemberut begitu ?", tanya nenek Jujuk penasaran.

"Sudah hampir 2 Minggu ini jualan nggak pernah habis nek, Eneng kasian sama nenek, sudah bikin capek-capek tapi lakunya cuma sedikit", jelas Eneng ke neneknya. 

Sejak adanya  PPKM (Pemberlakuan Pembantasan Kegiatan Masyarakat), para pedagang kaki lima yang mangkal di alun-alun kota selalu kucing-kucingan dengan aparat. Termasuk si Eneng yang jualan kripik dan bakpaw bikinan neneknya.

Eneng anak Yatim piatu yang sejak SD kelas 4 sudah di tinggal oleh kedua orangtuanya, Bapaknya meninggal dunia kecelakaan saat bekerja sebagai kuli bangunan, selang beberapa bulan ibunya menyusul karena ada gangguan pernafasan dan tidak tertolong.

Sejak saat itu, Eneng ikut bersama neneknya di pinggiran kota Tangerang. Neneknya, emak Jujuk atau sering di panggil nenek Jujuk adalah seorang pedagang kripik dan bakpaw yang mangkal di alun-alun kota Tangerang. 

Setiap malam nenek Jujuk bangun dini hari, jam 3 untuk membuat sendiri kripik singkong dan bakpaw, paginya ia jajakan di alun-alun kota sampai siang, kemudian siangnya ia berkeliling untuk menghabiskan sisa dagangannya.

Sejak Eneng ikut nenek Jujuk, Semua biaya sekolah Eneng di tanggung oleh neneknya dari hasil jualannya tersebut. Dari SD kelas 4 sampai sekarang Eneng sudah kelas 9 SMP, nenek rutin membayar biaya-biaya sekolah Eneng dan uang jajannya tiap hari.

Meski di sekolah negri yang memang gratis SPP, tapi ada saja biaya yang harus dibayar, misal beli buku atau seragam sekolah, atau tugas online dari sekolah. Nenek harus beliin hp Eneng dan sekaligus paketnya buat belajar daring, sejak wabah corona melanda negri ini.

Nenek Jujuk mengajari Eneng jualan sejak kelas 6 SD, jadi pas masuk kelas 2 SMP, Eneng sudah berani jualan sendiri menggantikan neneknya yang semakin renta dan sering ngos-ngosan jika harus berjalan jauh menggendong dagangannya. Sejak itu Enenglah yang meneruskan jualannya.

"Emang kenapa koq nggak habis dagangan ?", Tanya nenek Jujuk penasaran.

"Sekarang kan ada peraturan PPKM nek", jawab Eneng singkat.

"Apaan itu PPKM ? nyusahin  orang jualan aja", tanya nenek agak ketus.

"Gini nek, untuk memutus penyebaran virus covid, pemerintah bikin peraturan, namanya PPKM, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, jadinya yang jualan di alun-alun juga di batasi, nggak boleh lagi jualan disana",  jelas Eneng kepada neneknya.

"Terus selama ini kamu jualan dimana ?", Tanya nenek Jujuk penasaran.

"Eneng jualan di pinggiran alun-alun nek, mepet sama perkantoran, nanti kalau ada aparat, Eneng buru-buru lari sambil bawa dagangan ngumpet ke gang-gang di sekitar alun-alun", jawab Eneng bersemangat.

"Ya Allah Neng, kasian amat kamu nak", tak terasa air mata nenek Jujuk mengalir di pipinya yang mulai keriput. Ia mengusapnya dan tak bisa lagi berkata apa-apa.

Melihat hal itu, Eneng segera mendekati neneknya yang terlihat pasrah dengan nasib yang menimpa mereka. Sambil memeluk nenek kesayangannya itu Eneng mencoba menenangkan neneknya, 
"nggak apa-apa nek, tenang aja, Eneng masih bisa koq, Eneng masih kuat njualin dagangan nenek, nanti kalau nggak jualan, kita mau makan apa ? bayar keperluan sekolah pake apa ?, Pokoknya nenek tetap bikin dagangan, Eneng yang jualin, ya !", Pinta Eneng kepada neneknya.

"Iya, tapi kasian kamu neng, jualannya harus kejar-kejaran sama petugas", jawab Nenek.

"Nggak apa-apa, petugas juga hanya menjalankan tugas nek, yang nyusahin kita itu yang bikin peraturan nek, PPKM itu artinya Para Pedagang Kembali Mumet", sambil tersenyum memeluk erat neneknya yang juga malah tertawa mendengar kata-kata Eneng memplesetkan singkatan PPKM untuk menghibur diri.

Akhirnya kedua nenek dan cucu itu kembali melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing, nenek Jujuk mengupas singkong, sementara Eneng bersiap berangkat untuk jualan di pinggiran alun-alun kota sambil membawa buku untuk belajar daring di sana. Jualan sambil belajar daring.

TAMAT

Rabu, 21 Juli 2021

Wanita Halalmu


Wanita Halalmu 

Tahukah bahwa dari Miliaran wanita yang hidup di dunia saat ini, istri adalah wanita satu-satunya yang ketika dengan yang lain berdosa, maka dengan istri berpahala, ketika dengan wanita lain haram, maka dengan istri jadi halal. Dan juga berlaku bagi yang poligami beristri dua, tiga atau empat (Matsna wa tsulatsa wa ruba'a).

Pernahkah terbayangkan bahwa saat bersama istri, banyak amal shodaqoh, amal ibadah dan hal bermanfaat lainnya yang tak bisa dilakukan di luar sana. 

Berapa sering para suami memarahi istri hanya karena hal sepele, hingga membuat meleleh air matanya, hancur hatinya, saat mata tajam sang suami menatapnya penuh emosi, dia hanya tertunduk ketakutan menahan kegundahan hati, hancur luluh tak terperikan.

Padahal dialah wanita halal satu-satunya atau dua-duanya dan seterusnya bagi yang poligami, yang bersamanya, banyak pahala ibadah sepanjang mengarungi bahtera rumah tangga. Hal yang terkadang luput dari renungan kita para suami.

Ketika syariat poligami dilegalkan,
Banyak pria yang berkhayal, alangkah indah seandainya ........ Khayalan itu terucap saat para suami berbincang tentang poligami, tersenyum, tertawa, saling bully tapi tak pernah berani.

Tetapi kemudian khayalan itu buyar karena istrimu memprotesmu, "aku nggak mau di madu", katanya ........nah !

Taukah engkau hai para suami, bahwa kata poligami itu sungguh sangat mengiris hati para istri, terkecuali wanita yang sudah menduduki Maqom tertentu yang sudah siap untuk berbagi suami.

Dari sekian Miliar wanita di dunia ini, istri adalah wanita yang mendatangkan banyak pahala, sedangkan dengan wanita lain mendatangkan banyak dosa. 

Pepatah Jawa bilang "Garwo = sigaraning nyowo" artinya istri adalah sebagian nyawa dari suami, yang dengannya suami bisa menjadi termotivasi untuk bekerja, beramal dan bersosialisasi.

Dibalik kesuksesan suami, ada do'a dan kesabaran istri yang selalu menanti.

Renungan KMJ

Sabtu, 10 Juli 2021

Pedagang kaki 5 pengen punya Pesantren ? mimpi !!!! #irsyadul'ibad #pin...



Mission Posible

Seorang pedagang kaki lima yang berjualan nasi uduk di depan gerbang Perumahan Gardenia 1 Citra Raya Tangerang mempunyai impian yang luar biasa, apa impiannya ?
Mempunyai Pesantren Tahfidz Al-Qur'an.

Apa dan bagaimana yang akan di lakukannya ?
Simak baik-baik di channel youtube Kang Mul Jozz.

Kamis, 24 Juni 2021

Cara Melepas Ketergantungan Game online untuk anakku

                        Foto hanya ilustrasi

"Afnan, sudah mas main gamenya" setengah berteriak istriku memanggil anak ketiga kami, laki-laki satu-satunya anak kami. Karena ketiga saudaranya perempuan semua.

"Ya sebentar lagi mi" jawab Afnan sambil terus memainkan free Fire di tangannya. Permainan game online yang di gandrungi anak-anak seusianya sampai anak-anak remaja bahkan orang dewasa.

"Sudah lewat waktu main HP nya ya, berhenti nggak" suara istriku makin keras berusaha menghentikan keasyikan anak laki-lakinya memainkan permainan yang memacu adrenalin itu.

"Iya-iya sebentar, dikit lagi" pinta Afnan mencoba bernegosiasi meminta tambahan waktu.

"Stop nggak ?" Sambil mendekat istriku mengeluarkan jurus pamungkasnya untuk menghentikan permainan syetan itu. ....ih sadis amat, sampai di bilang permainan syetan ?

Kami sekeluarga sepakat bahwa game online semacam Mobile Legend, Free Fire, PUPG dan sejenisnya adalah permainan syetan yang harus di jauhi, karena benar-benar melalaikan. Lalai dengan belajar, lalai sholat, lalai pekerjaan dan lalai segala hal. 

Makanya saat ada seorang pejabat yang menggalakkan turnamen Mobile Legend, kami heran, "koq ada ya pejabat yang berpikir seperti itu, apa tidak memikirkan dampak negatifnya ke anak-anak dan generasi muda kita ?".

Dengan kejadian ribut-ribut antara anak dan orangtua karena masalah game online, menuntut kami berpikir, bagaimana caranya menghentikan atau setidaknya mengurangi anak-anak main game online yang melalaikan itu ?

Akhirnya tercetuslah peraturan penggunaan HP. Diantara peraturan yang kami sepakati adalah :
1. Anak-anak belum dibelikan HP atau tidak boleh memiliki HP sebelum mempunyai penghasilan sendiri.
2. Jika ingin memainkan HP, boleh meminjam HP Abi atau HP Ummi dengan beberapa ketentuan :
a. Afnan sebagai anak laki-laki, bisa pinjam HP Abi Jika sholat 5 waktu (Isya, Subuh, Dhuhur, Ashar dan Maghrib) sholat di masjid. Jika absen salah satu (tidak di masjid), maka hari itu tidak boleh meminjam HP Abi.
b. Jika mau meminjam HP Ummi, maka harus membaca 2 halaman terakhir bacaan Iqro nya atau buku Irsyadul 'ibad karya pak Nana Sumarna, SPd.I atau setoran hafalan surat juz 30.
c. Kakak Nadya yang sedang liburan dari Pondok Pesantren, boleh meminjam HP Abi setelah membantu Ummi menyelesaikan pekerjaan rumah seperti : memasak, mencuci piring, mencuci baju, menyetrika, nyapu atau ngepel.
d. Kakak Nadya boleh meminjam HP Ummi setelah selesai setoran hafalan minimal 1/2 juz atau tilawah minimal 1 juz.
e. Jika ketentuan itu tidak di lakukan atau persyaratan itu tidak di laksanakan, maka hari itu tidak ada yang boleh meminjam HP.

Deal !
Alhamdulillah, dengan kesepakatan itu kami sedikit bernafas lega setelah sebelumnya kami harus berpikir keras, bagaimana cara untuk mengurangi ketergantungan anak bermain HP saat liburan sekolah dan pesantren.

Ya .... Yang usia SD kecanduan game online, yang SMP  dan SMA kecanduan IG dan aplikasi sejenis tiktok dan lain-lain yang mereka merasa terhibur dengan memainkan media-media itu.

Zaman memang sudah berubah dan sekarang serba canggih, tak mungkin juga kita memproteksi anak-anak kita untuk tidak menggunakan benda modern itu, tugas kita sebagai orangtua adalah memandu mereka agar tidak terjebak dalam euforia kecanggihan teknologi dan melupakan kewajiban dasar sebagai manusia yang beriman untuk ibadah, bersosialisasi dan melaksanakan tugas yang semestinya dilakukan.

Selamat bereksperimen untuk mengatur penggunaan Handphone pada anak-anak Anda. Tentu akan lebih berat ketika anak-anak Anda sudah Anda berikan HP satu-satu dan disediakan WiFi unlimited.

"Sesungguhnya semua bayi dalam keadaan fitrah/suci (beriman kepada Allah), orangtuanya lah yang membuat dia Yahudi, Nasrani atau majusi” (Al-Hadits)

Kang Mul Jozz
Relawan Literasi Tangkab

Hanya 100 Ribu Harga Suaramu di Pemilu

PEMILU Si Pembuat Pilu Tahun 2024 Indonesia menggelar Pemilu Pilpres dan Pileg. Ada yang menarik untuk dibahas dan dianalisis, yaitu fenomen...