BIM Berbagi

BIM Berbagi

Rabu, 31 Maret 2021

Konsekuensi




Tiba-tiba ada Chat Whatshap (WA) masuk dari nomor yang belum tersimpan di Handphone (HP) saya atau Google Drive, "Assalamu'alaikum, benar ini dengan Pak Mulyono?"

Saya coba cek dibeberapa group  WA yang ada di HP saya, barangkali ada nomornya di situ, tapi belum tersimpan, dari Group ngaji, group belajar Tahsin, Group Keluarga Panongan Setia, dan group-group lain yang jumlahnya lebih dari 30 group .....(istri saya sampe pusing pas buka group WA saya).........hehehe ......mikirin utang belum ke bayar aja sudah pusing, di tambah baca chat di group WA, ....dobel dech pusingnya.

Tapi nomor itupun tak saya temukan, Karena biasanya di group-group WA itu banyak yang masuk dengan niat berjualan atau nawarin barang dagangannya atau menawarkan peluang usaha dan biasanya bisnis yang sifatnya jaringan.
Saya hanya berpikir, "ah paling mau nawarin bisnis MLM" pikir saya.

Karena memang sering mendapat Wapri dari nomor-nomor yang belum di kenal, dan mayoritas menawarkan produk atau bisnis, jadi pas dapat Waprian ya nggak begitu antusias untuk menanggapinya. Bukan nggak tertarik dengan bisnis, tapi belum tertarik dengan tawaran baru.

Tapi yang ini lain, saya di tawarin untuk bergabung dengan suatu komunitas menulis yang sebelumnya tidak saya kenal. ini sedikit aneh, saya senang menulis dan saya juga bagian dari keluarga besar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menaungi komunitas ini, di bawah koordinasi bidang Humas PKS, tapi koq selama ini saya tidak mengenal komunitas ini ya ?

"Mungkin saya kurang gaul" pikir saya simple.



Relawan Literasi atau di singkat Reli, inilah komunitas yang di maksud, dan dalam kepengurusan baru Dewan Pengurus Daerah PKS Kabupaten Tangerang periode 2021 - 2024, Pak Yogi Irawan selaku Ketua Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) menghubungi saya untuk bergabung di komunitas Reli Kabupaten Tangerang.

Tak tanggung-tanggung, saya langsung di tawarin menjadi Ketua Relawan Literasi Kabupaten Tangerang. "Waduh, saya mah baru belajar menulis pak, belum pantas jadi ketua" jawab saya tak begitu percaya diri saat di tawarin pak Yogi menempati posisi itu.

"Ah sama aja pak, kita sama-sama belajar koq" timpal pak Yogi meyakinkan saya.

Singkat cerita, tawaran itu atau saya lebih suka dengan istilah tantangan itu saya sepakati dan tertulislah saya sebagai Ketua Relawan Literasi Kabupaten Tangerang. Amanah baru yang semoga bisa mengasah kepekaan saya dalam dunia jurnalisme, meski masih berjalan dengan tertatih. 

Selain itu, mengamati di media sosial akan kurangnya minat literasi para kader PKS, menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk Membangkitkan gairah BERLITERASI di kalangan kader, karena PKS tidak punya media nasional seperti Televisi atau koran, sehingga harus membuat media sendiri dalam menyampaikan berita kiprah PKS di Indonesia.

Kecanggihan teknologi saat ini harus di manfaatkan oleh para kader PKS untuk menyampaikan segala hal tentang kiprah PKS di tengah masyarakat, begitupun dengan sikap PKS di parlemen harus di ketahui oleh rakyat Indonesia.

Caranya ?
Semua kader proaktif di media sosial dan media online untuk menyebarkan hal tentang PKS, karena masyarakat saat ini bisa melihat atau membacanya cukup dengan satu atau dua klik saja di HP mereka masing-masing.

Dan Relawan Literasi menjadi bagian dari ujung tombak menyebarkan berita tentang PKS yang bekerja sama dengan Relawan-relawan yang lain seperti Relawan Digital, Relawan yang lain yang tergabung dalam komunitas di bawah koordinasi dari Bidang Humas.


Salam Literasi
Kang Mul Jozz

#Day23ChallengeTangkab






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hanya 100 Ribu Harga Suaramu di Pemilu

PEMILU Si Pembuat Pilu Tahun 2024 Indonesia menggelar Pemilu Pilpres dan Pileg. Ada yang menarik untuk dibahas dan dianalisis, yaitu fenomen...