BIM Berbagi

BIM Berbagi

Minggu, 22 November 2020

SILATURAHIM MEMBAWA REJEKI

                   Logo hasil karya Bang Indra
               GERATIS idenya Pak D Susanto
                 KEBAB Idenya Kang Mul Jozz

Hari ini sudah nulis cukup panjang, tapi endingnya belum ketemu, akhirnya gagal di posting, saya pikir buat besok lagi aja tiggal di lengkapi untuk challenge berikutnya, jadi punya deposit tulisan di draft Blog.

Logo di atas secara tak langsung memberikan semangat untuk saya saat lagi malas menulis. Lihat aja tulisannya dan baca kepanjangannya.
GERATIS KEBAB = GErakan liteRAsi Tanpa Iming-iming Sesuatu, dapatkan KEpuasan Batin dan Bahagianya.

Hari ini saya hanya mau menulis sedikit saja yang judulnya sangat familiar di telinga kita "Silaturahim membawa rejeki" , dan hari ini saya membuktikan kalimat itu :
1. Pagi saat jalan-jalan pagi bersama istri dan si bungsu, mampir ke rumah mas Susilo, dapat suguhan kopi dan pulangnya si bungsu di bawain kue-kue dan permen.
2. Sore ke Sekolah Alam Tangerang Mekarbakti bertemu sama Pak Haji Ika salah satu pendiri sekolahan untuk diskusi soal PSB, dapat suguhan jeruk dan apel, pulangnya di bawain kue kering 1 box.
3. Ba'da Maghrib ke rumah Pak Nana untuk keperluan pondok ngaji Irsyadul Idad, dapat suguhan kue dan pulangnya di bawain sebungkus lauk Cumi karena katanya masaknya kebanyakan.
4. Dari tempat pak Nana mampir ke teman lama istri karena lama tak bersua, dan kebetulan suaminya seorang guru ngaji dan pemimpin tahlilan baru pulang selametan/tahlilan bawa kue-kue 2 box besar. Dan saat kami pulang yang satu boxnya di bawain kami buat buah tangan. Belum lagi bibit bunga yang menjadi kesukaan istri saya juga di bawain untuk di tanam di rumah.

Kalimat "silaturahim membawa rejeki" yang berasal dari hadits Rasulullah itu benar adanya, karena saya sudah membuktikannya berkali-kali termasuk hari ini. 

Dan ternyata, rejeki itu macam ragamnya banyak tidak hanya soal makanan yang kita dapatkan, tapi bisa berupa peluang kerja, peluang usaha dan lain sebagainya.

Salam Literasi ......

#Day19novAISEIWritingChallenge

Sabtu, 21 November 2020

BERKAH AL-QUR'AN DI SAAT WABAH (part 1)


Bismillahirrahmanirrahim, 
Semoga apa yang akan saya ceritakan ini bisa bermanfaat untuk kita dan anak cucu kita.

Saya tidak akan bercerita tentang ibu-ibu yang ada di foto ini, tetapi saya akan ceritakan kisah yang saya alami sendiri, yang saya rasakan sendiri, bagaimana keberkahan Al-Qur'an membersamai kehidupan kami.

Saya, Mulyono bin Narno Jickyn yang biasa di sebut Kang Mul Jozz (KMJ) menceritakan ini untuk di ambil hikmah dan ibrohnya bukan bermaksud untuk menunjukkan ini loh saya sudah mengajarkan Al-Qur'an, bukan sama sekali. "Ya Allah jauhkan hamba dari penyakit hati, riya', ujub dan yang lainnya".

Ilmu saya sangat dangkal tentang Al-Qur'an, siapalah saya, saya hanya bisa mengajar Abatatsa dan sedikit Makhorijul huruf yang belum pas pengucapannya. 

Tapi saya semangat memberantas buta huruf Al-Qur’an semampu saya, sedih rasanya jika melihat teman, tetangga atau saudara yang umurnya di atas 40 tahun dan belum bisa membaca Al-Qur'an.

Sangat banyak orang-orang yang mengabdikan dirinya demi mengajarkan Al-Qur'an kepada masyarakat, ada yang lewat TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an), ada yang lewat Ma'had, Pesantren, Sekolahan, Pengajian dan ada juga yang perorangan, saya termasuk yang mengajar non formal dan langsung kepada Bapak-bapak tetangga rumah menggunakan buku Iqro.

Kisah ini berawal dari seorang teman yang tiba-tiba bilang ke saya selepas sholat Maghrib di Masjid Al-Fatih (Sekolah Islam Terpadu Al-Fatih Gardenia Citra Raya), Tangerang.

"Pak Mul, tolong cek bacaan Qur'an saya ya, 2 atau 3 ayat bacaan saya seperti apa !" Pinta Uda Eka, tetangga sekaligus sahabat saya dari Padang.

"Siap Uda" jawab saya singkat sambil mengambil mushaf Al-Qur'an yang tersusun rapi di atas meja belajar masjid Al-Fatih.

Bacaan di mulai, ayat pertama di baca, kedua di baca dan saat mau membaca ayat ke 3 saya stop, 

"Stop Uda cukup"  saya stop bacaan Uda Eka waktu itu yang di baca saya lupa surat apa ayat berapa.

"Kapan Uda terakhir baca Al-Qur'an ?" Tanya saya penasaran.

"Waduh sudah lama sekali Pak Mul, saya lupa. Kalau pas puasa juga jarang-jarang baca saya, tapi belajarnya sudah lama sekali saat saya STM di Padang, kurang lebih 20 tahunan yang lalu lah" jawab Uda Eka menjelaskan.

"Astaghfirullah" Istighfar spontan keluar dari mulut saya.
"Pantesan Uda banyak yang salah bacaannya" saya mencoba hati-hati menjelaskan ke Uda khawatir beliau tersinggung.

"Kenapa Pak, banyak yang salah ya ?" Tanya Uda juga penasaran dengan bacaan Qur'annya.

"Iya Uda, ma’af ya Makhorijul huruf, harokat dan hukum nun matinya masih banyak yang salah, perlu di perbaiki lagi" ungkap saya menjawab penasaran Uda Eka.

"Bisa nggak setiap ba'da Maghrib  belajar sama pak Mul ?" Uda Eka meminta ke saya.

"Insya Allah Uda, sekalian ajak temen-temen yang lain aja da biar ramean ngajinya"  pinta saya balik untuk sekalian membuka pengajian Iqro, atau simak bacaan Al-Qur'an sesuai kemampuan masing-masing.

Gayung bersambut, sejak saat itulah mulai ada Bapak-bapak yang mulai mengaji di Masjid dengan di bimbing oleh Pak Tri Wahono, saya, pak Taufiq dan Pak Amat.

Pengajian di bagi beberapa kelompok sesuai kemampuan jama'ah masing-masing, ada yang sudah Al-Qur'an di bimbing pak Tri, Iqro 3 ke atas di bimbing Pak Taufiq dan Pak Amat. Sedangkan saya specialis Iqro 1 dan Makhorijul huruf.

Setelah pengajian berjalan beberapa bulan, Alhamdulillah mulai ada kemajuan, beberapa peserta seperti Uda Eka, Pak Eka, Pak Tampana, Pak Sugiyo, Pakde Hadirin dan Pak Buyung mulai ada kemajuan dan sudah bergabung di kelompok Al-Qur'an dan perbaikan Tahsin yang di bimbing pak Tri Wahono.

Bersambung di Part 2 ..........

#Day18novAISEIWritingChallenge


Jumat, 20 November 2020

LALAI KARENA BISNIS

Foto hanya ilustrasi

Mulyadi Sastrawan atau saat kecilnya sering di sebut Simul oleh orang-orang sekampungnya, berubah nama panggilannya saat berada di Tangerang. 

Simul dewasa yang sudah bekerja di salah satu perusahaan spare part otomotif di kawasan manis juga aktif menyalurkan hobinya di sepak bola tingkat perusahaan. Dan biasanya, di permainan bola, ada nama-nama panggilan beken layaknya pemain dunia ......(mimpi di siang hari karena tidurnya nggak berdo'a .....hehehe).

Begitupun dengan Simul, ia sering dipanggil keponakannya dengan panggilan Mamung (mau nyebut Masmul masih cedal, jadinya Mamung), akhirnya nama itu yang ia pakai untuk nama bekennya di dunia sepak bola ala perusahaan.

Mamoeng, nomor punggung 18 karena Simul ....eh Mamoeng ngefans berat sama pemain Jerman Jorgen Klinsmann nomor punggung 18 kala itu.

Sejak saat itu nama Mamoeng mulai di kenal di kalangan pecinta sepak bola tingkat perusahaan.....(lumayan lah buat obat kebisingan dan apeknya bau karet pabrik), tak jarang Mamoeng sering di bon (istilah dalam bola tarkam atau antar kampung, di bon berarti di bayar untuk ikut gabung di team lain), lumayan bisa buat beli sabun buat nyuci kaos sama sepatu .....hehehe.

Selain di kenal sebagai pesepak bola antar perusahaan, Mamoeng julukan baru Simul juga di kenal sebagai seorang yang aktif memperjuangkan hak-hak karyawan dengan memperjuangkannya tanpa pamrih. Ia aktif di organisasi serikat pekerja selama hampir 5 tahun dan jabatan terakhirnya sebagai Ketua PUK (Pimpinan Unit Kerja) Perusahaan.

Lama berkecimpung di dunia pembelaan pekerja/karyawan, Mamoeng merasa ada yang kurang pas dengan perjuangannya tersebut, karena selain menyita cukup banyak waktu, tenaga dan pikiran, terkadang berpikir sehebat apapun perjuangan di serikat pekerja, Upah sudah di tetapkan maksimalnya, artinya ada batasan yang tak bisa di tembus oleh perjuangan negosiasi.

Akhirnya atas saran dan masukan dari seorang teman, Mamoeng mulai terjun ke dunia bisnis dengan tetap bekerja dan aktif di serikat pekerja. Sejak itulah sikap Mamoeng mulai berubah, yang tadinya meledak-ledak emaosinya saat  perundingan dengan pihak perusahaan, kali ini mulai turun tensinya.

Hal ini pengaruh dari beberapa hasil training dan membaca buku yang di sarankan oleh leadernya di bisnis barunya, bisnis Multi Level Marketing atau Network Marketing, bisnis barunya dan juga bisnis perdananya.

Bagaimana tidak berubah sikap kalau buku yang di baca seperti :
1. Berpikir dan berjiwa besar.
2. Mencari Kawan dan mempengaruhi orang lain.
3. Personality Plus.
4. Mengembangkan Kepemimpinan dalam diri Anda.
5. Jangan Mau seumur hidup jadi orang gajian.
6. Berani Gagal.

Dan buku-buku lainnya yang di rekomendasikan oleh Suport system' bisnis tersebut. Mainset berubah, cara berpikir berubah, cara bersikap dan bertindak berubah. Yang ada di benaknya hanya Sukses dan kaya.

Sejak itulah, Mamoeng sibuk dengan bisnis barunya, ia lupa dengan pengajiannya, ia lupa bersosialisasi dengan tetangga, yang ia lakukan setiap hari keluar rumah untuk Presentasi, meeting, training dan seminar demi kesuksesan dirinya,

Meski Sholat 5 waktu tak pernah ia tinggalkan, namun aktifitas dengan tetangga nyaris tak pernah ada, ngaji, kerja bakti dan lain-lain hampir tak pernah ia ikuti, ia larut dalam euforia momentum bisnis barunya itu.

Ia benar-benar lalai karena bisnis itu !

Bersambung .........

#Day17novAISEIWritingChallenge


Kamis, 19 November 2020

JEMBATAN


Saat melihat foto ini, saya teringat masa kecil dulu. Memang untuk berangkat sekolah tidak se extrim di foto itu, harus sebrangi sungai yang deras dan tentu saja ini bertaruh nyawa. Apakah masih ada kondisi seperti ini di Indonesia ? Tentu saja masih ada. 

Kalau saja pemangku jabatan lebih  berpihak dan memprioritaskan kepada pendidikan dalam mencerdaskan kehidupan rakyatnya, aksesnya akan di permudah, kondisi seperti ini tidak akan ada lagi di negri yang katanya gemah Ripah loh jinawi ini.

Dulu saat SD kelas 1 sampai kelas 3 akses rumah saya ke sekolahan sangat dekat, tapi ada anak sungai kecil yang harus saya lewati, dan di situ belum ada jembatan penghubung. Saat musim kemarau aman, namun saat musim hujan saya dan teman-teman cukup khawatir jika terjadi banjir, meskipun sangat jarang.

Biasanya jika terjadi banjir, kami harus memutar jalan, yang jika di ukur bisa 4 kali lipat jarak tempuhnya dengan jalur biasanya. Jadi harus pagi-pagi berangkatnya.

Berjalannya waktu, ada inisiatif dari warga dusun untuk membangun jembatan penghubung menggunakan bambu. Warga dusun termasuk orangtua saya, bahu membahu menyukseskan program ini. 

Karena akses ini bukan hanya untuk dusun kami saja, di belakang dusun kami, ada dusun-dusun yang lain yang juga melewati jalur ini, ada sekitar 4 dusun lagi yang biasa melalui jalur ini.

Seingat saya, yang kerja bakti waktu itu kerjasama 2 dusun, Ngadipiro kidul dan Ngadipiro Lor. Antusiame warga dusun sungguh luar biasa, akhirnya jembatan bambu itupun terpasang kokoh dan bisa di lewati pejalan kaki, pengendara sepeda dan sepeda motor. Sedangkan mobil belum bisa melewati jembatan bambu ini.

Namun saat terjadi banjir besar, jembatan ini terbawa arus air dan tersangkut diantara bambu-bambu di kanan kiri sungai. Keesokan harinya, wargaa dusun harus kerja bakti lagi untuk memperbaiki jembatan ini.

Begitulah kondisi jembatan kami waktu itu terjadi berkali-kali saat banjir besar.

Akhirnya atas musyawarah bersama dipimpin oleh kepala dusun, jembatan permanen menjadi solusi permasalahan ini.

Dengan swadaya masyarakat kampung di bantu oleh pihak kelurahan desa Rejosari, akhirnya program pembuatan jembatan permanen inipun terlaksana.

Pembuatannya tentu tak secepat tulisan saya ini, butuh waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan proyek besar ini (bagi warga dusun kami, ini proyek besar, karena butuh biaya dan tenaga yang tidak sedikit).

Berkat kerjasama semua pihak akhirnya jembatan ini selesai dan bisa menjadi akses utama 4 dusun ke jalan propinsi yang sudah teraspal. Pembuatan jembatan ini sekitar tahun 1990 an dan masih kokoh sampai saat ini.


*) Tulisan selingan sebelum melanjutkan cerbung.

#Day16novAISEIWritingChallenge


Rabu, 18 November 2020

AULA YATIM


Tulisan ini sengaja saya publikasi sebagai salah satu upaya penggalangan dana untuk pembangunan Aula Yatim/Dhuafa sebagai pusat belajar diantaranya :
1. Training.
2. Mentoring.
3. Belajar Public Speaking.
4. Santunan.

Untuk 40 siswa dan siswi binaan Bina Insan Mulia yang berdomisili di Perumahan Grand Puri Asih Blok. A no. 1 Desa Kadu Jaya Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang Propinsi Banten.

Renovasi ini meliputi pembuatan Kamar mandi/WC baru sekaligus Septiktanknya dan pembongkaran kamar mandi lama untuk memperluas ruang Aula, serta pembuatan ruang kantor Mini ukuran 2,8 m X 4,2 m.

Adapun denah rencana renovasinya sebagai berikut :


Dana yang di butuhkan sebesar Rp. 58.000.000,- sedangkan dana kas lembaga yang tersedia ada sekitar Rp. 20.000.000,-, sehingg kekurangan dana sekitar Rp. 38.000.000,-

Bagi Pembaca yang Budiman yang mempunyai kelapangan rejeki bisa ikut berpartisipasi untuk beramal melalui program ini, karena setiap ruangan ini di pakai untuk kegiatan lembaga mencerdaskan anak-anak Yatim/Dhuafa  melalui training, mentoring dan belajar Public Speaking serta kegiatan santunan lainnya, insya Allah pahala akan mengalir ke para Pembaca yang Budiman.

Adapun partisipasinya bisa di transfer ke Bank BRI Syariah (422)
No. Rekening : 1057463027
Atas nama BIM Berbagi

Setelah transfer bisa konfirmasi melalui WA 
Ke nomor : 0877 7036 0507
ke Mas Fathur

Amal yang tak akan pernah putus, bahkan sampai kita di alam kubur :
1. Ilmu yang bermanfaat
2. Do'a anak yang Sholeh
3. AMAL JARIYAH

#Day15novAISEIWritingChallenge

Senin, 16 November 2020

BERBAURNYA ANTARA PERANTAU & PENDUDUK ASLI

Foto hanya ilustrasi

"Wa'alaikum salam, silahkan masuk mas !" Terdengar suara jawaban salam dari dalam, sang Ustadz mempersilahkan masuk Simul dan teman barunya itu.

"Silahkan duduk, dengan mas siapa ya ?"  sang Ustadz menanyakan nama sambil menyodorkan tangannya mengajak salaman.

"Mulyadi Sastrawan  pak, panggil aja Mas Mul" Simul menjabat tangan sang Ustadz sebagai tanda perkenalan.

”Okey mas Mul, kita ngobrol-ngobrol dulu aja ya, aktifitas mas Mul apa saja sekarang" tanya sang Ustadz.

"Saya kerja shift pak, kalau shift 1 kerja mulai jam 6 pagi pulang jam 2 siang, shift 2 jam 2 siang sampe 10 malam, shift 3 kerja jam 10 malam pulang jam 6 pagi" Simul memberikan penjelasan waktu kerjanya.

" Terus aktifitas selain itu apa mas ? Sepulang kerja ngapain aja" sang Ustadz mengajukan pertanyaan berikutnya.

"Ya paling buat menyalurkan hobby saya main bola pak, seminggu 2 kali” jawab Simul singkat.

"Hidup kalau cuma buat kerja, makan, terus nyalurin hobby kayaknya datar banget ya mas, monoton" sang Ustadz mengajak berpikir ke hal yang lebih luas lagi.

"Iya sich Pak, habis mau gimana lagi, pulang kerja sudah capek, malamnya paling melepas kepenatan gitaran sama temen-temen" Simul mencoba menjelaskan.

" Mau ngaji, bingung saya mau ngaji dimana, ikut ngaji di masjid, ustadznya pake bahasa Sunda, te nyahok urang" .....lanjutnya sambil menyisipkan Bahasa Sunda medok Jawa .....hehehe. hanya itu yang ia bisa.

Suasana ruangan kontrakan petak yang berisi beberapa orang itu seolah hanya di isi 2 orang saja, sang Ustad dan Simul yang di tanya terus sama Pak Ustadznya, sementara yang lain hanya terdiam seribu basa mendengarkan obrolan itu.

"Baiklah kita mulai saja ya kajian kita malam ini, kita pindah ke ruang dalam yang ada whiteboardnya" ajak Ustadz ke semuanya. Merekapun pindah semua ke ruang dalam.

Kajian di mulai

"Dari obrolan kita awal tadi, ternyata sebagian besar kita hanya selalu berpikir dan bertindak untuk urusan dunia, sementara Akherat tempat kembali kita hanya di lakukan sepintas saja, sisa-sisa tenaga kita, betul nggak kira-kira ?" Tanya ustadz mencoba ngetest  konsentrasi kita.

"Betuuuulll" jawab semua yang hadir malam itu.

Singkat cerita, sang Ustadz menyampaikan panjang lebar tentang Islam dimulai dari bab Keimanan, cinta Allah, cinta Rasul dan seterusnya. Pengajian rutin di adakan seminggu sekali.

Sampai akhirnya karena banyaknya peminat pengajian itu, dan atas ijin pengurus DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) setempat, kajian pindah tempat ke Masjid. Pengurus masjid begitu antusias menyambut baik kajian tentang Aqidah dan akhlak tersebut.

Sejak saat itu penduduk pribumi dan pendatang mulai berbaur tanpa membedakan antar penduduk pribumi dan perantau, semua salin bahu membahu dan tolong menolong satu sama lain.



#Day14novAISEIWritingChallenge










Minggu, 15 November 2020

KETEMU YANG DICARI


Berbekal ilmu Iqro dari kampung dan nasehat dari Bapak yang selalu mewanti wanti (Berpesan) untuk selalu menjaga diri, menjaga kehormatan diri juga keluarga dan selalu berhati-hati setiap ada ajakan atau tawaran sesuatu dari orang lain yang belum di kenal, Si Mul melangkah sendiri menapaki kehidupan ini.

Saat pencarian jati diri itulah Si Mul menemukan beberapa hal yang cukup menguras energi pemikiran dan keyakinan, salah satu kejadiannya seperti yang akan di ceritakan berikut ini :

"Aku pengen ngaji di sini dimana ya mas Slamet ?" Tanya Simul kepada teman kontrakannya yang sudah duluan menetap di Tangerang.

"Ooo ada Mul, temen kerjaku kemarin ngajakin aku ngaji di deket kontrakannya sana" jawab Mas Slamet bersemangat, 
"Cuma saya belum siap ikut ngaji" tambahnya

"Ngajinya gimana ya mas ?" Simul penasaran menanyakan seperti apa pengajiannya.

"Ya ngaji Al-Qur'an, terjemahan gitu"  mas Slamet menjawab sambil menyalakan korek api di tangannya, mas Slamet ini perokok aktif dan agak jauh dari agama, shalat masih jarang-jarang, dan kadang juga iseng minum bir beralkohol.

"Ustadnya darimana mas"  Simul makin penasaran tanda kalau dia ingin sekali menghadiri pengajian itu.

"Darimana ya, kayaknya jauh juga, ada yang dari Jakarta juga katanya"  mas Slamet sudah mulai malas menanggapi pertanyaan Simul.
"Gini aja Mul nanti aku bilang ke temenku yang ngajakin kemarin, kalau kamu pengen ngaji, biar besok pas jadwal ngaji dia nyamper kamu"  saran mas Slamet ke Simul.

"Okey mas kalau gitu, siap"  Simul menutup obrolan itu bersemangat, bayangannya sudah mulai menerawang larut dalam suasana pengajian yang ia cari selama ini.

Tibalah saatnya jadwal pengajian itu, teman mas Slamet akhirnya nyamper  Simul sesuai janjinya. Mereka berdua berangkat menuju kontrakan yang di maksud.

Sampai di lokasi terlihat ada beberapa orang sedang di ajak ngobrol sama seseorang yang sepertinya di sebut Ustadz itu. 

"Assalamu'alaikum ....." Salam Simul dan teman barunya dari luar kontrakan.

Bersambung ...........

#Day12novAISEIWritingChallenge

Hanya 100 Ribu Harga Suaramu di Pemilu

PEMILU Si Pembuat Pilu Tahun 2024 Indonesia menggelar Pemilu Pilpres dan Pileg. Ada yang menarik untuk dibahas dan dianalisis, yaitu fenomen...