BIM Berbagi

BIM Berbagi

Jumat, 23 Oktober 2020

Romantisme Keluarga, Kejutan-kejutan yang indah


Kejadian lucu nan romantis diawal tahun 2018, tepatnya 7 Januari 2018 pas usiaku 41 tahun. Saat itu aku pulang kerja sekitar pukul 21.30 WIB atau pukul 09.30 malam. 

Setelah memarkir motor perjuangan, aku langsung menuju ke depan pintu, tapi ada yang aneh sepertinya, koq lampu di dalam rumah semuanya mati alias gelap gulita, "Kenapa ya ?" pikirku dalam hati.
.
"Sepertinya nggak mungkin jam segini sudah pada tidur" gumamku dalam hati. Jadi curiga, jangan-jangan orang rumah (istri dan ketiga anakku) lagi mau bikin kejutan di Miladku yang ke-41 ini, karena aku selalu teringat tanggal lahir ku, istriku dan anak-anakku, jadi jarang berhasil ngerjain aku saat milad.

Dan ternyata benar, dari dalam terdengar suara bisik-bisik sepertinya sedang menyiapkan sesuatu.

Sambil mengendap-endap, aku coba intip dari jendela samping rumah yang kebetulan masih terbuka, di dalam sudah tersedia nasi kuning lengkap dengan lauk pauk dan sebatang lilin di sebelahnya untuk penerangan (karena lampu dimatikan).

Karena jendela tidak terkunci, aku masuk ke rumah lewat jendela, dengan hati-hati dan masuk tanpa suara agar tidak terdengar istri dan anak-anakku yang mau kasih kejutan ke Abinya.

Mereka ber empat terlihat masih berbisik-bisikan untuk merencanakan kejutan itu.

Dalam keheningan dan kegelapan ruang tamu itu, ku kagetkan mereka semua dengan menggebrak pintu kamar sambil teriak "BAAAAA .....". Duarrrrr (terdengar pintu yg tergebrak)...

Seketika itu pula istri dan anak-anak kaget bukan kepalang, setengah meloncat mereka teriak "astaghfirullah"

Dan suasana berubah menjadi seru dan bahagia, niatnya mau kasih kejutan, malah di kejutkan. akhirnya kamipun menikmati hidangan nasi kuning malam itu sembari merajut asa dan harapan untukku di miladku itu, semoga menjadi lebih baik memimpin keluarga kecil ini.

Romantis yang halal itu milik suami istri dan keluarganya, dan hal ini harus selalu di pupuk selamanya, bukan hanya saat penganten baru saja, tapi selamanya sampai tua bahkan harus di program sampai ke Surga nanti berkumpul bersama.

Tradisi dalam keluarga kecil kami yaitu memberikan kejutan bagi anggota keluarga yang bertepatan dengan hari-hari spesial, seperti Milad lahir, milad pernikahan dan moment pencapaian Prestasi.

Nah, moment seperti ini biar menjadi sesuatu yang special, syarat utamanya harus hafal tanggalnya. Karena salah satu ciri orang yang romantis itu adalah Hafal tanggal lahir seluruh anggota keluarganya dan inget tanggal Milad pernikahannya. Jadi bagi yang tidak ingat tanggal-tanggal di atas berarti mempunyai ciri-ciri orang yang tidak romantis. Anda termasuk yang mana ? 

#Day19AISEIWritingChallenge

ISTRI PUSING


Cercu = Cerita Lucu

Kang Parmin : "Mas, beberapa hari ini istri  
                            Mengeluh pusing, kenapa
                            ya mas ?"
Saya.              : "Sudah minum obat ?"
Kang Parmin : "Sudah mas, tapi belum
                            Sembuh juga, gimana ya"
Saya.              : "Kang Parmin punya 
                            Utang ?"
Kang Parmin : " Punya mas, lumayan
                             Banyak, mana listrik juga
                             Nunggak, SPP anak2
                             Belum di bayar, PAM 2 bulan
                             Belum di bayar, jualan lagi
                             Sepi"
Saya.              : " Oooo pantes istrimu 
                            Pusing terus, obatnya ya
                            Harus di beresin semua yg
                            Kang Parmin sebutin tadi"
Kang Parmin : " Masa sich mas ?" Sambil
                             Bengong setengah tak
                             Percaya
Saya.             : " Lho, emang Kang Parmin
                            nggak pusing punya
                            Tunggakan segitu
                             banyak ?"
Kang Parmin : "£=¢°€^€°€÷×`{`°`°=`==`=¢{
                            ¢¶¶¢€×÷€÷€=|{
                            €=€=€=€==€=€=€=€=€=
                             €=€==¢{`{£=£=¢°^€°€
                             ¥{{¥{¥{€{`{{`=`"

KESIMPULAN :
Saya.            : " Hahaha ...........Ternyata kang
                          Parmin lebih pusing dari istrinya"

HIKMAH :
1. Seorang istri tak mampu menyembunyikan kegalauan hatinya saat masa-masa kritis ekonomi keluarga.
2. Seorang suami sangat pandai menyembunyikan kegalauan hatinya meski sebenernya dia lebih galau dari istrinya.
3. Seorang suami di tuntut harus Super Kreatif, Super Inovatif, Super ulet dan gigih untuk memenuhi kebutuhan Keluarganya agar suasana galau dalam keluarga bisa di hindari.
4. Hanya dengan Iman dan Akhlaq kita menjadi kuat tanpa iman dan akhlaq kita menjadi lemah.

😀😄😀😀😀😀😀😀

#Day18AISEIWritingChallenge

Kamis, 22 Oktober 2020

SUAMI-SUAMI KONTROVERSI

                Gambar hanya ilustrasi pemanis Cerita

Tadinya saya mau kasih judul Suami-suami yang di nafkahi istri, tapi koq vulgar banget judulnya, akhirnya saya putuskan memberi judul Suami-suami yang kontroversi.

Biasakan baca sampai selesai ya, biar nggak gagal paham, sama dengan himbauan nonton YouTube biasakan sampai selesai.

Akhir-akhir ini ada fenomena yang cukup mengkhawatirkan dengan maraknya PHK di beberapa perusahaan dan program pensiun dini yang membuat makin banyaknya pengangguran.

Selain pengangguran yang baru cari kerja (lulusan SMA dan Sarjana baru), di tambah lagi yang baru ter PHK atau pensiun dini. Sehingga jumlah pengangguran makin membengkak dan mengkhawatirkan.

Waktu saya mengundurkan diri dari Perusahaan sekitar tahun 2007, seorang teman menasehati saya : "Mas Mul  hati-hati, jangan kelamaan nganggur nanti masuk zona nyaman"

Nasehat itu masih terngiang sampai sekarang, sehingga dengan segala daya upaya saya berusaha untuk tetap bekerja dengan  bergabung dengan perusahaan MLM, asuransi,  instansi sekolah atau usaha sendiri. Yang paling utama tetap mempunyai penghasilan untuk menafkahi keluarga.

Nah, saat ini mulai ada beberapa suami yang saat berhenti kerja dari perusahaan, kemudian bingung mau ngapain, ngelamar kerja lagi, umur sudah tidak memenuhi syarat, mau usaha masih linglung usaha apa.....akhirnya waktunya habis untuk berpikir bukan untuk action.

Saat kondisi seperti itu dan istrinya masih kerja atau punya usaha, terkadang sang suami merasa nyaman, masih ada penghasilan istri, malah suaminya jadi asisten istri, dunia jadi terbalik. Suami di nafkahi istri. Kecuali jika usaha itu mau di kembangkan bersama dan suami ikut berperan penting dalam usaha itu, atau ambil alih peran sang istri menjadi motor penggerak usahanya, sehingga posisi jadi kembali sesuai kodratnya, bahwa Suamilah yang harus mencari nafkah.

Ada juga yang saat menganggur, dengan alasan bagi tugas, istrinya yang kerja, suaminya momong anak di rumah, dari pada bayar orang katanya. Dunia mulai terbalik. Suami terjebak dalam rutinitas antar jemput istri kerja dan momong anak.

Hai para suami yang saat ini sedang menganggur dan istrimu yang kerja : "keluarlah dari zona nyamanmu menganggur, bergeraklah, hubungi relasi, cari info sebanyak-banyaknya tentang dunia usaha dan mulailah dengan usahamu sendiri" kalaupun mesti bekerja kembali, bekerjalah, karena itu lebih baik dan lebih menentramkan hatimu dan hati istrimu.

Zona nyaman bukan hanya kerja enak, gaji gede. Tapi menganggur dan mengandalkan penghasilan dari hasil kerja istri juga jadi zona nyaman yang mematikan. Waspadalah !!!



#Day17AISEIWritingChallenge






KEPADA GURU DI SELURUH DUNIA, BERBAHAGIALAH !


Pahlawan tanpa tanda jasa, itu sebutan yang sering kita dengar saat menyebut kata Guru. Padahal Guru jasanya banyak, kenapa di sebut tanpa tanda jasa ?

Karena memang Guru tidak pernah diberikan tanda jasa berupa bintang jasa misalnya, atau penghargaan seperti pangkat-pangkat dalam militer atau kepolisian, padahal semua profesi di dunia ini semua atas jasa dari para Guru.

Coba sebutkan profesi apa ?
Presiden, Pengusaha, Pilot, Dokter, Masinis, sampai ke profesi Guru sendiri sekalipun itu juga atas jasa dari para Guru. Jika profesi lain bisa punya penghasilan atau gaji yang cukup besar, mestinya gaji Guru juga setara dengan murid-muridnya yang sudah sukses berprofesi tersebut di atas.

Tapi, menjadi Guru bukan soal gaji, ini soal panggilan jiwa, soal bagaimana merubah warna dunia menjadi cerah ceria dan bermakna.

Jika Rasul kita pernah mengatakan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain, maka Guru adalah salah satu dari sebaik-baik manusia tersebut, karena semua profesi yang ada di dunia ini atas jasa para guru, sehingga kalau di runut asal-muasal profesi itu siapa yang mengajari, maka guru yang berperan penting dalam hal ini.

Guru adalah salah satu manusia yang terbaik yang disebutkan oleh Rasulullah, jadi untuk teman-teman yang berprofesi sebagai guru jalanilah profesi ini dengan sepenuh hati. Mungkin ada yang merasa bahwa penghasilannya kecil dibanding profesi yang lain, tetapi bisa dirasakan bahwa ada keberkahan yang luar biasa ketika menjadi Guru, keberkahan yang bisa dirasakan oleh Guru itu sendiri, bukan oleh orang lain.

Ada tiga amalan yang tidak akan pernah terputus ketika nanti kita meninggalkan dunia. Ketiga hal tersebut adalah :
1. Ilmu yang bermanfaat 
2. Amal jariyah 
4. Anak yang sholeh 

Nah, sebagai seorang guru setidaknya ada dua hal bisa didapatkan sekaligus ketika mengajar atau ketika mendidik anak-anak atau murid-muridnya.

Yang pertama ilmu yang bermanfaat, sudah jelas bahwa ilmu yang diajarkan oleh Guru pasti ilmu yang bermanfaat,  dan itu akan menolongnya nanti ketika di alam kubur,

Yang kedua anak yang sholeh. Menjadi anak yang sholeh atau Solehah, tentu bukan hanya hasil kerja dari orang tua saja, tetapi juga salah satunya adalah didikan dari para Guru, karena guru harus mencontohkan hal-hal yang baik, dan itu akan sangat membekas kepada anak didiknya, sehingga ketika anak didiknya menjadi orang-orang yang soleh/Solehah ada andil Guru disana.

Jadi sekali lagi, Guru adalah profesi yang menduduki peringkat tinggi di dunia ini sebagai profesi yang terhormat, profesi yang membutuhkan jiwa-jiwa yang yang ikhlas, profesi yang membutuhkan hati yang lapang, dan guru sampai kapanpun akan tetap dikenal oleh para muridnya apapun profesi dari para muridnya tersebut.

Selamat kepada seluruh Guru yang ada di dunia ini, Selamat berjuang, jasamu akan selalu di kenang sepanjang zaman.

#Day16AISEIWritingChallenge

Selasa, 20 Oktober 2020

GAGAL MENULIS


Hari ini saya sudah merencanakan menulis dengan tema A, tapi setelah di pikir-pikir koq agak sensitif kalau harus di utarakan, akhirnya gagal dengan judul itu.

Saya mencoba tema yang lain yang lebih santai, tapi koq rasanya kurang greget. Sambil mereka-reka apa kira-kira yang cocok untuk tema hari ini ya ?

Dalam hati saya berpikir, hari ini nggak boleh gagal, saya sudah komitmen untuk menulis setiap hari minimal 100 kata, yang penting menulis, syukur-syukur bermanfaat untuk orang lain, minimal bermanfaat untuk diri saya sendiri.

Dengan membiasakan menulis ini paling tidak ada beberapa hal yang bisa saya dapatkan :
1. Membiasakan komitmen dengan kesepakatan atau challenge yang sudah di buat.
2. Mengasah otak, karena menulis sudah pasti otak kita juga terpacu untuk berpikir, saya harus nulis apa ya ? Kalau menulis begini kira-kira cocok nggak, dan seterusnya.
3. Menumbuhkan kreatifitas, karena setiap hari harus ganti tema, ibarat seorang ibu, dia harus kreatif untuk membuat masakan setiap hari agar anak-anak dan Bapaknya berselera saat makan.
4. Agar terbiasa menyelesaikan agenda bersama yang sudah di rencanakan, apalagi tulisan kita ada yang kasih komentar ...."Duuuh seneng banget dech" ......hehehe .....iya kan ?
5. Memilih group WA yang bermanfaat dan produktif, coba cek group WA kita di Handphone, ada puluhan kan ? Mana yang paling produktif ? Salah satunya group Komunitas menulis. Coba saja bandingkan dengan group alumni SMP atau SMA, yang ada hanya cekikak cekikik nggak jelas juntrungannya.
6. Ternyata adrenalin kita juga terpacu untuk menyelesaikan challenge-challenge menulis yang terkadang kita rada kewalahan menyelesaikan di tengah kesibukan aktifitas kita.

Wah, rasanya sayang kalau sampai hari ini saya gagal menulis. Tapi ya sudahlah tulisan saya di atas sudah cukup banyak sebagai bahan renungan. Meski gagal cari tema, tapi setidaknya hari ini saya sudah menulis.

#Day15AISEIWritingChallenge

Senin, 19 Oktober 2020

PECAH TELUR


Istilah Pecah telur itu sudah familier di telinga kita, ada yang bilang ini ungkapan orang Betawi yang artinya Penjualan pertama atau hal yang pertama kali di lakukan dalam hidup.

Misalnya orang yang baru pertama buka usaha dengan segala daya upaya menyiapkan dagangannya, setelah warung di buka ada orang yang pertama kali belanja, nah .....itu namanya pecah telur.

Meski ini istilah orang Betawi, tapi saat ini sudah mulai di pake dalam percakapan sehari-hari di manapun di seluruh Indonesia. Dan bukan hanya jualan saja, semua hal yang di lakukan pertama kali maka orang sering menyebutnya Pecah Telur.

Saya punya beberapa pengalaman dan kenangan yg lucu dan sedikit mendebarkan mengenai istilah pecah telur ini. Pada tulisan kali ini sedikit saya akan bagikan kenangan yang boleh di bilang lucu, mendebarkan dan Ndeso banget.

Pengalaman pertama kali naik pesawat .....silahkan kalau mau tersenyum yang adil, ke kanan 1/2 cm ke Kiri 1/2 cm. Kalau hanya ke kanan atau ke kiri itu tidak imbang, dan tidak tidak adil dan berpeluang menjadi senyuman yang meledek kalau istilah sekarang nyinyir .....hehehe .....jadi berbuat adillah dalam tersenyum, karena Adil itu lebih dekat dengan Taqwa.

Okey, di lanjut ceritanya ya 
Akhir tahun 2013 saya berkesempatan ikut Seminar 3 hari di Bali, waktu itu saya aktif menjadi agen Asuransi, dan Manager saya mengajak untuk ikut Seminar disana....Wow Bali ?

Rasanya seperti mimpi, yang selama ini hanya lihat lewat layar kaca, tiba-tiba bisa lihat langsung seperti apa tuh Bali .....Ndeso kan ? Ya saya memang wong Ndeso ....jujur aja kenapa.....hehehe....dan saya yakin pembaca juga suka orang yang jujur seperti saya ....silahkan tersenyum.

Nah, hari H yang di tunggu-tunggu pun datang, rasanya nano-nano ....seneng, malu, takut mau naik pesawat tapi pengen .....saya dan rombongan langsung menuju ke Bandara Soekarno Hatta, berangkat sekitar jam 05.00 pagi.

Saat mulai Lepas landas (Take off) pesawat dalam kecepatan tinggi dan akhirnya ....Wish .....terbang ke Udara....... Saya perhatikan yang lain santai saja, ada yang ngobrol, ada yang sambil ngopi, ada yang sambil ngemil dan nggak ada tanda-tanda ketakutan di raut wajah mereka (penumpang yang lain).

Sambil melihat ke bawah dari jendela kaca, saya berdzikir, istighfar dan menyebut nama Alloh mohon keselamatan dalam perjalanan. Jantung berdetak makin kencang, apalagi pas posisi miring ke atas, pesawat bunyi .....krem krek krek ..... Seperti keberatan beban.......ya Alloh selamatkan lah kami, lancarkan perjalanan kami.....tak henti saya berdo'a dalam hati.

Setelah pesawat stabil, hati mulai tenang, tapi bibir dan hati saya nggak berhenti berdzikir sepanjang perjalanan. 

Sesekali Manager saya ngeledek saya :"piye mas, rasane nompak montor mabur?" (gimana mas rasanya naik Pesawat terbang) ....sambil tersenyum sedikit ngeledek kecemasan saya yang baru pertama kali naik pesawat.

"Rodo ndredek Mas" (agak takut mas) .....jawab saya sambil tersenyum malu.

"Mengko nek wis biasa ilang ndredekke" (nanti kalau sudah biasa hilang rasa takutnya) ...Mas Manager memberikan semangat buat saya.

Begitulah pengalaman pertama kali saya naik pesawat ke Bali waktu itu, Ndeso kan ?

Nggak apa-apa Ndeso, tapi sudah pecah telur naik pesawat, ke Bali lagi terbangnya .....hehehe ... Kata orang kalau sudah pecah telur, biasanya akan terulang lagi naik pesawat yang ke 2, ke 3, ke 4 dan seterusnya.

Namun sampai tulisan ini terbit, saya belum naik pesawat lagi .....ada yang mau ngajak ?

Dulu pernah hampir berangkat juga jalan-jalan ke luar negri, bisa di bilang 95% berangkat, ke Jepang dan ke Malaysia, tapi kalau Alloh belum berkehendak, 99,9% pun bisa batal. Santai saja, kalau memang ada takdir jalan-jalan ke Luar Negri seperti Bu Kanjeng atau Pak Ridwan atau yang lain, Pasti ada aja jalan menuju ke sana. Yang jelas yang Sangat di rindukan ya Ibadah ke tanah suci, Umroh atau haji. Insya Alloh.

Yang penting sudah pecah telur, selanjutnya usaha dan do'a dan biarkan takdir yang berbicara. Berlaku untuk apapun. Termasuk para penulis, Kapan Tulisan kita pecah telur jadi sebuah karya Buku yang bermanfaat untuk orang banyak.

Semoga.

Salam literasi

#Day14AISEIWritingChallenge

"





WISATA RELIGI


"Alternatif santai religius bersama keluarga"

Mungkin sebagian orang dan kebanyakan keluarga yang mapan secara ekonomi, akan menjadwalkan wisata keluarganya ke tempat-tempat wisata yang indah di negri ini, dan tentunya butuh biaya yg cukup lumayan buat biaya Transportasi, makan, Oleh-oleh dan lain lain.

Bagi  keluarga kecil kami itu sangat memberatkan dan melelahkan meskipun tak di pungkiri moment seperti itu sangat di perlukan sekali-sekali untuk refreshing keluarga.

Nah, demi moment suasana santai bersama keluarga tetap kita adakan, maka kami mengadakan Program  Wisata Religi minimal 1 bulan 1 kali, dan wisata religi ini meski tetap ada anggarannya, tapi tidak terlalu besar.

Kemana gerangan kami berwisata religi ?
"Ke Pesantren tempat anak kami menimba ilmu"

Suasana Religius itu sangat terasa saat kami memasuki area Pesantren, di setiap sudut para santri dan santriwati sedang asyik melakukan aktifitas yg membuat hati ini tenang, ada yang sedang duduk di ayunan sambil Muroja'ah Al-Qur'an, mengulang hafalan, ada yang di depan kolam pemancingan tetap dengan mushaf Al-Qur'an dan mengulang-ulang hafalan mereka dan suasana makin membuat kami merinding saat memasuki Masjid, kami saksikan seorang santri yang sepertinya agak kesulitan berbicara sedang setoran hafalan beserta arti perkata dari setiap ayat Al-Qur'an yang ia baca, santri tersebut begitu antusias dan gigih menyetorkan hafalannya. Sesekali sang Ustadz yang ada di depannya membenahi bacaan dan arti yang kurang tepat. 

Sempat kami berbincang dengan beberapa santri yang sedang Muroja'ah di tempat ayunan :
"Sudah lama di sini Dik ?"  Kata saya
"Baru pak, paling sekitar sebulan" jawabnya
"Asalnya darimana ?" Timpal saya
"Saya dari Bandung pak, kalau temen saya ini dari Maluku, ada juga dari Aceh, Lampung sama Papua" jawabnya penuh semangat
"Masya Alloh, luar biasa ya, kalian masih muda-muda penuh semangat menghafal Qur'an" saya mengakhiri pembicaraan, sambil dalam hati merasa bangga dengan mereka.

Jauh-jauh dari orangtua mereka, mengorbankan masa remaja mereka dengan mengkarantina diri di Pesantren untuk menghafal Al-Qur'an, salah satu impian mereka ingin memberikan mahkota untuk kedua orantua mereka nanti di Surga.

Kebetulan 2 putri kami saat ini berada di Pesantren yg berbeda, jadi jadwal wisata religi kami jadi bertambah, bisa-bisa sebulan 2 kali (karena jarak ke pesantren Deket, jarak tempuh hanya 1-2 jam perjalanan), dengan suasana yang berbeda juga, tapi sama-sama Pesantren Tahfidz Qur'an. Hanya saja yang satu masih dalam perjuangan menghafal dan mengkhatamkan 30 juz Al-Qur'an, yg satu lagi Alhamdulillah sudah mulai menyimak Setoran hafalan para santriwati.

Alternatif wisata murah meriah, menjadi moment yang di nanti-nanti oleh keluarga kami.

#Day13AISEIWritingChallenge

Hanya 100 Ribu Harga Suaramu di Pemilu

PEMILU Si Pembuat Pilu Tahun 2024 Indonesia menggelar Pemilu Pilpres dan Pileg. Ada yang menarik untuk dibahas dan dianalisis, yaitu fenomen...