BIM Berbagi

BIM Berbagi

Selasa, 01 Desember 2020

212 HANUM HANANIA

                 Foto saat ikut jualan di Kantin

          Foto saat di tinggal Ummi ke Palembang 
                             dan ikut jaga toko

     Foto saat Hanum dapat kiriman Ubi Cileumbu
             Dan kranjangnya dipakenya buat selfi


Ini tidak ada hubungannya dengan gerakan 212 yang viral beberapa tahun lalu, 212  Hanum Hanania adalah sekadar pengingat tanggal lahir anak saya yang ke-4 bernama lengkap Hafshah Hanum Hanania yang lahir Tanggal 2 Desember 2017. 

Hari ini Hanum Hanania genap berumur 3 tahun, semoga menjadi anak yang Sholehah, yang berguna untuk Agama, bangsa dan negara, serta berbakti kepada kedua orangtuanya.

Sedikit mengingat saat proses kelahiran si Hanum ini, sampai 2 hari bolak balik puskesmas. Pertama datang pagi-pagi ke Puskesmas, ternyata siangnya suruh pulang sama Bidan.

"Baru pembukaan satu Bu, pulang aja dulu" kata salah satu bidan di puskesmas itu. 

"Nanti di rumah kalau kira-kira sudah sering mules langsung ke sini lagi, 24 jam koq bukanya" lanjut Bu bidan.

Akhirnya kami putuskan untuk pulang lagi ke rumah. Sore, petang dan akhirnya malampun tiba. Sekitar jam 12 malam istri mulai sering mules-mulesnya.

"Abi, sekarang aja ke puskesmas lagi, mulesnya sudah sering nich" pinta istri sambil membangunkan saya yang sudah ketiduran di kamar belakang.

Tengah malam itu saya dan istri berangkat berdua ke puskesmas, kedua anak saya yang nomor 2 dan nomor 3 sudah tertidur pulas, terpaksa mereka di tinggal dengan meninggalkan pesan tulisan dan 1 HP di tinggal untuk komunikasi, sedangkan anak pertama kami si sulung ada di Pesantren.

Sampai di puskesmas sangat berharap, begitu di cek bidan sudah pembukaan 7 atau 8, ternyata setelah di cek, baru pembukaan 2 mendekati 3, astaghfirullah. Saya tidak bisa membayangkan kegalauan istri saya waktu itu, padahal sudah hampir setiap 15 menit mengeluh mules dan terlihat kesakitan.

Andai saja sakit itu bisa di bagikan ke saya sebagai suaminya, ingin rasanya berbagi rasa itu untuk mengurangi rasa sakit istri saya.

Sambil menunggu dan memijit-mijit kaki istri, saya jadi teringat Simbok saya, 

"Ooo jadi begini rasanya ibu mau melahirkan, serba salah, begini salah, begitu salah" pikir saya dalam hati. 

"Ma'afkan anakmu ini mbok, yang sering menolak permintaanmu" kesadaran itu timbul tiba-tiba saat melihat istri merasa kesakitan.

Pagi beranjak pergi, siangpun terasa lama baru tiba, berharap pembukaan mulai naik menjadi 6 atau 7, ternyata masih tetap sama seperti tadi pagi.

Beberapa bidan sudah mulai tukar shift, yang jaga malam sudah pulang dan berganti dengan bidan yang jaga siang. Setiap ganti jaga, bidan yang baru cek lagi perkembangan istri dalam suasana yang makin menegangkan.

Tiba-tiba ada bidan senior bilang ke bidan yang lain dengan suara agak di tahan tapi terdengar oleh kami, 
"Tadi ada yang mau di rujuk ke rumah sakit katanya, yang mana?" Tanyanya ke bidan yang lebih muda di sebelahnya.

Spontan istri menjawab "Nggak mau ke rumah sakit, disini aja lahirannya" sambil memegang erat tangan saya dan sangat terlihat kecemasan di wajahnya yang mulai kelelahan.

"Nggak, insya Allah nggak ke rumah sakit, itu bukan ummi yang mau di rujuk ke rumah sakit" saya mencoba menenangkannya padahal dalam hati saya juga khawatir, kalau sampai di rujuk ke rumah sakit bisa repot nanti.

Bidan yang di tanya seniornya menjawab dengan penuh keyakinan terlihat dari wajahnya yang tenang, 

"Ibu ini mah nggak, normal semua koq, tensi darah bagus, tenaganya juga masih kuat, iya kan Bu Isna, masih kuat kan ?" Tanya bidan mencoba meyakinkan.

"Insya Allah kuat sus, saya masih kuat koq, di sini aja lahiran normal, saya nggak mau ke rumah sakit" jawab istri saya penuh keyakinan meskipun tetap terlihat ada kecemasan di wajahnya.

Jam di dinding kamar pasien menunjukkan pukul 14.45 menit, bidan kembali mengecek perkembangan istri saya dan setelah di cek membuat saya dan istri makin panik tak karuan.

"Baru pembukaan 4 Bu, nanti di cek lagi ya jam 5 sore" penuh kesabaran Bu bidan menenangkan istri saya yang makin kesakitan merasakan mules di perutnya. 

"Sabar ya Bu, banyakin istighfar, saya tinggal dulu ke depan ya" bu bidan mohon ijin meninggalkan kami, sementara istri terus meringis kesakitan memegangi perutnya.

Mendengar penjelasan bidan itu bukan hanya istri saya yang makin galau, tapi sayapun juga seolah merasakan kesakitan yang istri rasakan, tetapi dalam bentuk yang lain, saya merasa kasihan melihat istri yang cukup lama merasakan sakit mules di perutnya.

Waktu terus berjalan, saya harus melakukan sesuatu, kalau jam 5 sore baru di cek lagi, bisa tengah malam istri saya baru melahirkan, atau jika terlalu lama, bisa benar-benar di rujuk ke rumah sakit nanti.

Sambil memegang erat tangan istri saya, saya berdo'a kepada Allah Subhanahu wata'ala untuk di permudah kelahiran anak saya yang ke empat ini. Saya bertawasul amal agar di kabulkannya do'a-do'a saya. 

Saya teringat kisah 3 sahabat yang terjebak di dalam gua, karena pintu gua tertutup batu besar, kemudian mereka bertiga bertawasul dengan amal mereka masing-masing dan akhirnya do'a mereka di kabulkan dan terbukalah pintu gua tersebut, sehingga mereka bisa keluar dari dalam gua.

Menjelang Sholat Ashar saya berdo'a dan bertawasul amal-amal saya yang sekiranya Allah terima, dalam hati saya ragu, apakah amalan-amalan saya selama ini diterima sama Allah ?

Saya mencoba mengingat-ingat amal apa yang saya lakukan dengan ikhlas ? Rasanya selama ini terlalu sedikit amalan yang saya lakukan !

"Ya Allah, jika amalan saya yang ini .......(saya sebutkan amalan yang pernah saya lakukan) Engkau terima, tolong mudahkanlah istri saya melahirkan ya Allah" lirih saya dalam hati.

Do'a ini saya ulang berkali-kali sambil menyebutkan amalan-amalan yang lain yang saya ingat.

Dari masjid dekat Puskesmas terdengar suara Adzan Ashar berkumandang, saya bermaksud segera menunaikan Shalat Ashar di masjid terdekat, 

"Mi, abi tinggal shalat Ashar dulu ya" pinta saya ke istri yang sepertinya mulai sedikit agak reda merasakan mules di perutnya.

"Ya, tapi jangan lama-lama ya, abis shalat langsung balik kesini lagi"  istri balik meminta ke saya

"Iya" jawab saya sambil berjalan menuju pintu keluar.

Sebelum membuka pintu, tiba-tiba istri saya menjerit, 

"Astaghfirullah, sakit banget, bi tolong panggilan suster" istri setengah berteriak meminta saya memanggil bidan.

Saya berlari ke ruang bidan.
"Suster, tolong istri saya sus" 

Dengan cekatan Bu bidan langsung menuju ke kamar dan langsung cek kondisi istri saya.
"Wah sudah siap nich Bu Isna, ayo siap-siap" Bidan segera mempersiapkan segala peralatan persalinan dan juga memanggil temannya untuk mulai proses persalinan.

Saya mengurungkan berangkat ke masjid karena istri sudah mulai persiapan melahirkan, saya duduk di sebelahnya  sambil bersiap ngipasin istri saya, karena pasti keringat akan mengucur saat proses persalinan ini.

Bidan terus memberi semangat dan mengarahkan istri untuk bisa melahirkan dengan mudah, saya hanya bisa berdo'a untuk kemudahan kelahiran anak ke empat saya.

Sementara istri berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkan buah hati kami. Tepat jam 15.45 hari Sabtu tanggal 2 -12 - 2017 anak ke empat kami lahir dengan selamat dan normal dengan berat 3,1 kg.

"Oek oek oek".....tangisan anak kami memecah ketegangan yang terjadi selama hampir 30 menit itu.

Seketika istri saya menangis bahagia atas kelahiran putri ke empat kami ini. Rasa sakit yang ia derita selama 2 hari menjelang kelahiran, hilang lenyap seketika, seiring suara tangis bayi mungil yang lucu anggota baru keluarga kami.

Sayapun bahagia tak terkira, meski awalnya menginginkan  anak laki-laki hadir melengkapi kebahagian kami, tapi melihat istri selamat dan anak terlahir sehat sudah cukup mengobati kekhawatiran dan kegundahan hati saat mendampingi proses persalinan istri.

Alhamdulillah  kelahiran keempat anak kami, semua normal tanpa Cesar, dan ini semua berkat pertolongan dan kemudahan yang Allah berikan kepada kami, juga kegigihan istri saya untuk tetap melahirkan normal tanpa Cesar.

Dan saat ini, si bayi mungil itu telah berusia 3 tahun, cantik, lucu dan ceriwis. Semoga menjadi anak yang sholehah. Aamiin

Rasanya sudah cukup punya anak 4 saja, 3 Putri dan 1 Putra, mengingat usia istri yang sudah mulai kepala 4 dan kondisi fisiknya yang rentan jika harus hamil dan melahirkan lagi.

Semoga anak-anak kami menjadi anak-anak yang Sholeh dan Sholehah Hafidz dan hafidzoh Al-Qur'an, bisa menjadi keluarga Allah nantinya.


#Day02desAISEIWritingChallenge


WEBINAR DI AKHIR NOVEMBER

                               Zoom Sharing AISEI

Hari ke-28 di bulan November saya mengikuti challenge dari komunitas menulis atau komunitas AISEI. 

Merupakan suatu hal yang luar biasa saya merasakan perubahan positif yang signifikan dan secara tidak langsung telah merubah sikap dan tindakan saya untuk melakukan hal yang lebih bermakna.

Sebelum mengikuti komunitas-komunitas pelatihan dari blogger nasional ini, media sosial yang sering saya kunjungi adalah Facebook dan biasanya berita yang paling saya sukai adalah berita tentang politik.

Tentu saja ketika kita bicara politik pasti ada dukung-mendukung dan tentu ini akan terjadi perbedaan pendapat atau perbedaan pilihan di antara saya dan teman-teman saya di Facebook yang sudah full 5000 orang, bahkan dengan teman sendiri atau bahkan dengan saudara sendiri terjadi pilihan yang berbeda.

Ini sangat membuat kehidupan dan hati serta rasa tidak nyaman di antara kami pada saat itu, 

Selanjutnya ketika saya mengenal dunia penulisan melalui training yang diadakan oleh Om Jay dan kawan-kawan kawan, serta bergabung dalam komunitas AISEI,  saya merasakan sekitar 2 bulan ini sangat luar biasa, karena secara natural/alami tanpa saya sadari, hal ini telah merubah sikap dan kebiasaan saya.

Yang dulunya selalu berkomentar mengenai politik atau berita-berita terupdate yang lagi viral, karena  rasanya gatal tangan ini kalau tidak memberikan komentar.

Tetapi berkat komunitas AISEI,  saya benar-benar sudah tidak berminat lagi untuk berkomentar dalam berita berita politik atau berita berita viral di tengah masyarakat, saya lebih fokus untuk menulis menulis dan menulis. 

Dan fokus saya bagaimana menghasilkan karya secepatnya sehingga apa yang selama ini saya impikan salah satunya adalah bisa menulis dan karya ini bisa dibaca oleh banyak orang,  yang mudah-mudahan bermanfaat mudah-mudahan menginspirasi atau memotivasi orang lain untuk berbuat yang lebih baik.

Untuk itu saya akan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa senior yang saya kenal dan mohon maaf kalau nanti tidak tersebut semuanya. 

Yang pertama Pak Ridwan Nurhadi, beliaulah yang mendorong saya atau lebih tepatnya menceburkan saya ke dunia penulisan ini, sungguh sangat mengasyikkan ternyata, dan beliau juga menjadi mentor saya ketika saya mengalami kesulitan dalam penulisan.

Yang ke-2 Om Jay atau bapak Wijaya Kusuma sebagai bapak blogger nasional, seorang yang luar biasa yang dengan kesibukan beliau yang super, tetapi masih berusaha untuk mengkampanyekan bagaimana seorang guru itu harus mampu menulis dan menulis. Motto beliau yang terkenal adalah menulislah setiap hari buktikan apa yang terjadi,  

Berikutnya bu guru yang usianya sudah tidak muda lagi tetapi menginspirasi banyak orang bagaimana beliau bisa jalan-jalan  keliling dunia,  beliau adalah Bu Sri Sugiarti atau sering dipanggil dengan sebutan Bunda Kanjeng yang sering bercerita tentang travelling beliau yang ke Turki dan ke beberapa  di benua lainnya.

Berikutnya ada Mbak Dea ada Bu Dahlia, Dr. Capri sebagai ketua,  terima kasih banyak kepada bu Aam, Bu Rita, Pak Toad Isbani isbani,  Bu atik Bu Kartini, Bu Ismi, Bu Diah, Bang Indra keren dan Pak D Susanto yang telah menjapri saya memberikan banyak masukan yang luar biasa tapi beberapa tulisan saya sudah tidak dikunjungi beliau lagi, kangen rasanya komentar beliau......hehehe ...

Terima kasih semuanya, mohon ma'af jika belum tertulis semuanya.

Salam Literasi selalu bersemangat.

#Day28novAISEIWritingChallenge

BERSYUKUR


1. BERSYUKUR membuat BAHAGIA
2. BEREMPATI membuat SEMANGAT
3. BERSABAR membuat TENANG
4. BERSAUDARA membuat BERHARGA
5. BERSAHABAT membuat AKRAB

Jangan mengira yang punya harta banyak, Istri cantik, suami ganteng/keren pasti bahagia.

Jangan mengira yang hanya punya sedikit harta, istri tak cantik, suami tak keren pasti hidupnya merasa sengsara ....

Jangan terbiasa memandang sesuatu  dari bungkusnya saja.

Hidup ini Memang Misteri, hanya Allah Azza wa jalla dan kitalah yg tahu tentang misteri kita ....

Mari bersyuku berlipat ganda, agar nikmat menjadi melimpah ruah mendatangi kita.


#Day27novAISEIWritingChallenge


AMAL JARIYAH

BERAMAL DAN PAHALANYA MENGALIR

Beramal dan Pahalanya mengalir sampai ke alam kubur, saat kita butuh pertolongan di alam kubur , apakah itu :
1. Ilmu yang bermanfaat.
2. Do'a anak yang Sholeh/Sholehah
3. Amal Jariyah.

Khusus untuk point nomor 3, Bim Berbagi mengajak Bapak ibu semua untuk berpartisipasi dalam program BEDAH RUMAH BIM dan di sulap menjadi :
1. Kantor Mini.
2. Aula Serbaguna.
3. Kamar mandi/WC.

Partisipasi bisa di transfer langsung ke :

BRI SYARI'AH (422) 1057463027 atas nama BIM BERBAGI
setelah transfer konfirmasi melalui WA ke nomor 0877 7036 0507 (Mas Fathur).

Terima kasih yang tak terhingga atas donasi Bapak ibu sekalian ke BIM Berbagi, semoga menjadi AMAL JARIYAH


#Day26novAISEIWritingChallenge

Minggu, 29 November 2020

MOTIVATOR RAHASIA

        Foto Mas Giman (Jaket Abu-abu) berpeci

Saat kita ikut seminar atau training, maka kita akan ketemu motivator atau trainer yang bisa membuat semangat kita membara untuk melakukan sesuatu yang positif dalam hidup kita.

Sayangnya semangat itu hanya bertahan beberapa Minggu atau mungkin malah hanya beberapa hari saja tergantung bagaimana kita menjaga momentum itu.

Tanpa kita sadari, sebenarnya ada orang-orang terdekat kita yang secara langsung atau tidak langsung telah memberikan motivasi kepada kita untuk melakukan hal positif atau menghasilkan karya nyata dalam hidup kita. Mereka bisa orang tua kita, Paman atau Pakde,  Kakak atau adik kita, atau bahkan istri dan anak-anak kita.

Begitu juga dengan saya, beberapa orang-orang terdekat telah memberikan motivasi yang luar biasa dalam hidup saya, mulai dari ibu saya yang biasa saya sebut Simbok, adalah pahlawan utama dalam hidup saya dan sebagai salah satu tanda terima kasih saya, cerita tentang Simbok ini saya tuliskan dalam buku Antologi berjudul Pahlawan dalam hidupku.

Buku Antologi Pahlawan dalam Hidupku yang saat saya menulis ini sedang dalam proses penerbitan (semoga diberikan kemudahan, Aamiin), ditulis bersama 38 Guru yang di prakarsai oleh Bu Sri atau Bunda Kanjeng dan Pak Bryan adalah kisah-kisah Nyata yang inspiratif untuk di baca karena di buku itu para penulis mengisahkan para pahlawan dalam hidup mereka.

(Tunggu ya ..... Sabar, masih proses penerbitan, nanti bisa pesan ke saya koq bukunya ......hehehe .....WA : 085210350044. Promo dikit).

Selain Simbok, tentu ada Bapak saya yang juga sangat berjasa dalam kehidupan saya, memberikan motivasi yang luar biasa kepada kami ketujuh anaknya dengan cara dan gaya khas Bapak sebagai orangtua yang bijaksana.

Keluarga kami termasuk keluarga yang masuk kategori keluarga kurang mampu, sehingga yang lulus setingkat SMA hanya saya sendiri. 2 kakak saya yang pertama dan kedua, SD saja tidak lulus, langsung merantau ke Jakarta. 4 kakak berikutnya hanya tamatan SMP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) setingkat dengan SMP.

Tetapi ada yang istimewa dengan Kakak saya yang nomor 6, meski hanya lulusan MTs, tapi kecerdasan dan pemikiran beliau setingkat dengan para Sarjana, karena hobbynya adalah membaca buku, khususnya buku-buku agama dan buku bertemakan Sosial dan sejarah Islam.

Mas Sugiman biasa saya panggil mas Giman atau Pakde Giman (buat mbahasain anak2 saya), adalah sosok penting dalam hidup saya, karena mas Giman yang membiayai sekolah SMEA saya waktu itu, bersama mbak Marti atau bude Marti kakak saya yang nomor 3 yang membayar semua biaya sekolah saya selama 3 tahun di SMEA Muhammadiyah Semin Gunungkidul.

Selain itu, sejak Pakde Giman mulai hijrah dan rutin mengikuti beberapa pengajian, cara pandang dan sikapnya mulai berubah lebih baik,  ibadah makin rajin, menjadi lebih santun dan bijaksana yang dulunya sangat temperamental.

Membantu saya bukan hanya saat saya sekolah saja, bahkan saat saya sudah berkeluarga pun masih sering memberikan bantuan baik materi maupun non materi. Yang paling sering biasanya pas saya pinjam uang di kasih dan saat pembayaran di anggap lunas alias bukan jadi pinjaman tapi jadi dana hibah, Masya Allah.

Terbaru adalah saat saya mulai masuk dunia penulisan, karena beliau hobby membaca maka saya minta pendapat beliau tentang tulisan saya, dan beginilah pendapat dan supportnya yang berhasil saya screenshot dari percakapan WA kami :
Beliau bukan hanya sebagai Kakak bagi saya, tapi juga sebagai Guru, teman, motivator dan juga terkadang donatur tak terduga bagi saya dan keluarga saya.

Karena ini sudah saya publikasikan lagi maka bukan lagi Motivator rahasia  dan cerita tentang Kakak saya ini, mungkin nanti ada episode kelanjutannya lagi.

Salam Literasi.

#Day25novAISEIWritingChallenge






Jumat, 27 November 2020

KETETER

                     Foto edit amatiran

Jika menulis sudah menjadi hobby apalagi menjadi suatu prestasi, tentu pertanyaan Terus kapan nulisnya ?  Akan di jawab dengan mudah Ya kapan saja ! Bahkan jika suatu hari belum menulis yang seharusnya di tulis, akan merasa ada sesuatu yang kurang hari ini.

Itu jika memang kita sudah punya hobby menulis atau yang sudah merasakan adanya dampak positif dari menulis, maka menulis setiap hari adalah hal yang wajib di lakukan, apapun temanya. Karena setiap peristiwa bisa menjadi tema, sekecil apapun peristiwa itu.

Nah, bagaimana dengan yang belum sampai ke tahap itu ? Bukan hobby, hanya karena sebuah tuntutan pekerjaan, atau pendukung dari pekerjaan utamanya, misalnya seorang Guru. Apakah menulis menjadi pendukung pekerjaan sebagai Guru ?

Jawabannya Ya, karena Guru aktifitasnya mengajar dan belajar, mentransfer ilmu dan meng-upgrade serta meng-ubdate ilmunya. Dan aktifitas menulis itu menjadi hal wajib dalam lingkaran ini.

Bagaimana dengan yang profesinya bukan Guru ? Kerja kantor, kerja pabrik atau pedagang ? Yang tidak ada kaitannya dengan dunia penulisan ?

Untuk yang bukan Guru, maka hobby adalah alasan utama kenapa dia menulis, tentu dengan harapan tulisannya bermanfaat untuk banyak orang, lebih bagus lagi jika memang tulisan tersebut bisa diterbitkan menjadi sebuah buku dan menjadi kenangan tersendiri bagi penulisnya.

Sibuk kerja, banyak agenda dan aktifitas harian yang melelahkankan terkadang membuat kita menunda untuk menulis, padahal sekali kita menunda maka akan mengurangi semangat menulis itu sendiri.

Yuk, jangan tunda lagi menulisnya, seberapa banyak aktifitas kita setiap hari, luangkan waktu 15 sampai 30 menit untuk menulis, toh kita bisa balas-balasan Chat di Whatsapp bisa berulang kali dan kalau di total bisa berjam-jam, belum lagi di Facebook, Instagram, Twiter dan lain-lain.

Kenapa kita tidak fokuskan untuk menulis challenge-challenge yang sudah di sepakati ?
Ingat apa yang di sampaikan Om Jay "MENULISLAH setiap hari dan buktikan apa yang terjadi"   Kalimat yang sangat memotivasi.

Dan satu lagi apa yang di katakan salah satu penulis yang juga menginspirasi saya untuk tetap menulis, kalimat itu adalah : Biarkan tulisan itu menemukan takdirnya sendiri.


Salam Literasi

#Day24novAISEIWritingChallenge




KEMBALI


Adanya kita karena di ciptakan oleh dzat yang Maha Pencipta, Dialah Allah Subhanahu wata'ala, dzat yang Maha berkehendak. Adam adalah manusia pertama yang di ciptakan-Nya, yang di utus untuk menjadi Khalifah atau pemimpin di muka bumi ini.

Kesadaran kita mengenai maksud di ciptakan-Nya manusia menjadi sangat penting, karena kesadaran itulah yang bisa membuat kita kembali ke jalan yang sudah Allah tunjukkan melalui kitab-Nya yang telah di bawa oleh para Nabi utusan Allah Subhanahu wata'ala.

Kita bisa di lahirkan dari keluarga yang berbeda-beda, baik adat istiadat, kebudayaan, suku bahkan agama. Tetapi saat kita mencari kebenaran yang sesungguhnya apa maksud dan tujuan Allah menciptakan kita berikut kewajiban-kewajiban kita sebagai hamba-Nya, niscaya jalan kebenaran itu akan kita temukan.

Saat pencarian kebenaran Firman Allah Subhanahu wata'ala tersebut, terkadang kita menemukan banyak pertanyaan dalam benak kita, dan sebenarnya jawabannya sudah tersedia semua dalam Kitab yang di turunkan-Nya.

Dalam Islam, Rasulullah Muhammad Sholallahu 'alaihi wassalam sudah mewariskan 2 hal, yang jika kita berpegang teguh kepada keduanya kita akan selamat di dunia dan akherat. 2 hal tersebut adalah Al-Qur'an dan Hadits.

Hanya saja kita sering lalai mengkaji kedua warisan Rasulullah tersebut sehingga kita sering tersesat dalam menjalani kehidupan ini.

Istilah malu bertanya sesat di jalan ternyata sangat berlaku dalam menyikapi hal ini, kita mesti banyak bertanya kepada ahli ilmu Agama , sehingga tidak tersesat dalam mengarungi kehidupan ini, karena ujung dari kehidupan ini adalah kehidupan yang kekal dan abadi di Akherat.

#Day23novASISEIWritingChallenge


Hanya 100 Ribu Harga Suaramu di Pemilu

PEMILU Si Pembuat Pilu Tahun 2024 Indonesia menggelar Pemilu Pilpres dan Pileg. Ada yang menarik untuk dibahas dan dianalisis, yaitu fenomen...