BIM Berbagi

BIM Berbagi

Jumat, 16 Oktober 2020

Mental Wirausaha



Berwirausaha tak semudah yang di bayangkan, jualan dapet untung !

Apalagi jika berwirausaha pada masa peralihan dari karyawan ke dunia usaha, Ujiannya luar biasa, karena biasa dapet gaji rutin tiba-tiba hilang sama sekali dan di ganti dengan usaha sendiri, mencari rejeki sendiri bukan di bayar oleh bosnya.

Banyak orang berkata modal utama memulai usaha adalah uang, benarkah ?

Bagi yang sudah lama menapaki dunia usaha "full time", maka istilah modal adalah uang itu salah besar, karena modal utama adalah Mental. Dan selebihnya kreatifitas, ulet, sabar dan yg terpenting Do'a.

Mentalitas tahan banting tidak bisa terjadi bimsalabim, tapi harus melalui proses panjang bisa bertahun-tahun, jadi jangan mimpi mental itu tiba-tiba muncul begitu saja.

Bagi Anda yang akan menapaki dunia usaha full time, Bersabarlah dalam proses, nanti suatu saat akan merasakan ternyata dunia usaha itu mengasyikkan.

Tapi, bagi yang masih bekerja, jika tempat kerjanya masih nyaman, tidak ada masalah yang berarti, tetaplah bekerja dan di sela-sela kerja Anda, saat libur atau ada kesempatan, mulailah membuka usaha, bisa di mulai  dari mana saja, bisa offline atau online yang justru saat ini menjadi bisnis yang di gandrungi oleh kawula muda.

Bagi seorang Pendidik atau Guru, kelihatannya santai bekerjanya mengajar waktunya pun tidak full seharian, berbeda dengan yang bekerja di Perusahaan kerja full 8 jam perhari. Tapi jangan salah, seorang Guru meskipun mungkin kerjanya (ngajar) hanya dari jam 07.30 sampai dengan jam 14.00 siang dan itupun tidak full biasanya, tapi Pekerjaan seorang Guru justru lebih panjang, karena terkadang pekerjaan harus di bawa pulang pada saat-saat tertentu misal UTS, UAS, isi Raport, ngerjain RPP dll. Jadi justru untuk membuka usaha waktunya sudah banyak tersita di sekolah dan lanjut di rumah.

Waktu kosong mungkin hari libur. Tapi usaha yang paling cocok bagi seorang guru tentu yang berhubungan dengan profesi dan keahliannya, dan itu adalah Les atau Bimbel, bisa juga jadi seorang Trainer atau Motivator. Untuk menuju ke arah itu harus punya karya dulu dan itu adalah Buku. Maka Menulis dan menjadi seorang Penulis bagi seorang guru itu hukumnya wajib 'ain, jika ingin maju dan berkembang.

Dan menjadi seorang penulis atau bercita-cita menjadi penulis ternama, juga butuh mental yang tak beda jauh dengan wirausahawan, harus Disiplin, ulet, sabar, gigih dan kontinyu. Jadi bersiaplah untuk menjadi Guru yang hebat dengan banyak karya nyata, bukan sekedar guru yang menggugurkan kewajiban mengajarnya saja.


#Day12AISEIWritingChallenge

UANG LAKI-LAKI


istilah uang Laki2 mungkin sdh familiar di antara para suami, mungkin juga ada yg belum tau ?

Nah, kalau belum tau sy coba perkenalkan khusus ke para suami. Trik ini cukup efektif untuk "menggombali istri" atau bahasa cintanya membuat hubungan suami istri makin romantis tis tis .....

Tentu ada yg bertanya-tanya, buat apa ada uang laki-laki ?

Begini-begini ......
Uang laki-laki itu adalah Uang Halal seorang suami dari hasil kerja, usaha atau bisnis suami tanpa sepengetahuan istri.

Fungsinya apa ?
Untuk beberapa hal positif yg diluar perkiraan atau diluar pengeluaran rutin keluarga tapi sangat diperlukan dlm kondisi-kondisi tertentu, misalnya untuk :
1. Sedekah dadakan
2. Membayar tagihan tak terduga
3. Memberi kejutan buat istri & anak2
4. Atau hal lain diluar kebiasaan pengeluaran bulanan

Uang Laki2 bisa membuat suasana keluarga makin romantis, tapi jika penggunaannya justru untuk hal yg aneh2, yg illegal, yg membuat istri jd curiga, maka bisa di pastikan uang Laki2 itu salah sasaran atau tidak tepat sasaran.

Okey, sisipkan uang laki-lakimu untuk membuat kejutan buat keluargamu, selamat mencoba !

Salam Literasi

#Day11AISEIWritingChallenge

KENALI KARAKTER ANAK KITA



Rasa-rasanya baru kemarin menggendong mereka, nyuapin mereka, ke empat anak kami, sekarang mereka sudah mulai besar, sudah mulai mengenal dunia remaja dan dunia Maya yang penuh fatamorgana. 

Agar bisa mengarahkan mereka dalam menghadapi dan menjalani kondisi seperti saat ini, sehingga tetap terjaga nilai-nilai akhlak dan spiritual di tengah bebasnya arus globalisasi khususnya dunia Maya yang sangat bebas sekarang ini, kita sebagai orang tua harus tau secara detail seperti apa sifat dan karakter anak-anak kita agar tetap terjalin hubungan yang harmonis antara orangtua dan anak.

Sebagai rujukan untuk mengenal Karakter mereka, kami membaca dan berusaha memahami buku berjudul PERSONALITY PLUS  karya Florence Litauer tahun 1996 seorang Psikolog ternama waktu itu. Dari buku ini, kami bisa mengenal karakter anak-anak kami satu persatu dan asyiknya bisa berdiskusi dengan mereka sesuai karakter mereka masing-masing dan pendekatannya pun berbeda sesuai dengan karakternya.

Anak sulung yg KOLERIS sudah mulai dewasa, sudah punya rencana dan program pendidikannya senang dg diskusi, 

Si Kakak kedua meski minim prestasi, tapi karena anaknya PLEGMATIS, dan lebih cenderung mudah di mintain tolong dan ringan tangan untuk memberi bantuan, 

Si Mas yg paling ganteng  (karena cowok sendiri) dan juga seorang MELANKOLIS kuat , jadi terkesan pelit dan perhitungan, padahal memang orang melankolis kuat memang seperti itu, tapi bersyukurnya sudah mulai tau kalau laki-laki itu Sholat wajibnya mesti di Masjid, jadi saat main sama teman-temannya, pas waktu Sholat si Mas pulang ganti baju dan langsung nyepeda ke Masjid, 

Dan di bontot yg SANGUIN habis, membuat suasana keluarga kami makin ceria, saat ada sedikit ketegangan, anak Sanguin inilah yg memecahkan suasa menjadi lebih cair dan seru. Kami semua selalu gemes sama si bontot yg nggak mau diem dan cenderung aktif kelewatan, ....

Mengenal kepribadian mereka akan lebih muda dekat dengan mereka, karena pendekatannya di sesuaikan dg kepribadian mereka.

Maka, kenali anak kita, insya Alloh kita (ortunya) akan sangat dekat dg mereka.

Salam literasi

Saya jadi punya impian bisa menulis satu buku dengan istri dan anak-anak saya, mirip-mirip sama buku antologi lah ...... Semangat.

#Day10AISEIWritingChallenge

Rabu, 14 Oktober 2020

ASAH GERGAJI

 


Yang pernah baca buku The Seven Habits karangan Stephen Covey pasti ingat istilah Mengasah gergaji. Ya .... ini adalah kebiasaan ke-7 setelah 6 kebiasaan sebelumnya yaitu jadilah pribadi yang proaktif, tetapkan target di awal, kerjakan yang prioritas, Selalu memikirkan cara yang saling menguntungkan, Berusaha memahami dulu baru dimengerti, wujudkan sinergi.

Tentu, sudah banyak yang menulis dan mengupas mengenai hal ini, khususnya point mengasah gergaji. Namun tak ada salahnya saya mencoba mengingatkan kembali teman-teman pembaca yang Budiman, barangkali kita lupa untuk mengasah gergaji kita, bukan gergaji beneran lho, tapi istilahnya mengasah potensi yang ada dalam diri kita.

Istilah mengasah gergaji yang sesungguhnya tentu untuk para penebang pohon atau tukang kayu. Jika dia bekerja terus menerus tanpa mengasah gergajinya, maka dia akan sangat kelelahan, karena makin di pakai gergaji akan makin tumpul, makin tumpul kerja makin capek, meskipun dia menambah jam kerjanya, gantian sama yang lain saat menggergaji, tapi produktifitasnya akan jauh di bawah tukang kayu yang secara rutin mengasah gergajinya.

Mengasah gergaji (menggali potensi) setiap profesi tentu berbeda-beda, begitupun jika terkait dengan kegiatan, agenda, tujuan, hobby dan lain-lain. 

Nah khusus untuk kita para penulis pemula saya singkat KOPRAL (KOmunitas Penulis Rada ALay)
hehehe ..... Soalnya di awal nulisnya boleh bebas apa aja, yang penting nulis, jadi rada alay nulisnya .....

Kembali ke laptop atau HP Anda, .....istilah mengasah gergaji untuk penulis pemula seperti saya, mau tidak mau, suka tidak suka harus menjalani hal-hal seperti di bawah ini :
1. Rajin baca buku, baca berita (update info), atau paling praktis buka mbah Google, semua tersedia di situ.
2. Menulis setiap saat bukan setiap hari, karena mood kita kadang ganti-ganti, jadi jadwal menulis nggak bisa di patok, mesti pagi, mesti siang atau mesti malam. Tapi kita sesuaikan dengan kondisi kita, jadwal harian kita seperti apa, di sela-sela kesibukan itu, ada kesempatan nulis langsung nulis. lihat anak tidur di foto di bikin tulisan, lihat mobil lewat di foto di bikin tulisan, lihat Abang somay lewat beli terus di foto di bikin tulisan sambil di makan somaynya.....hehehe. Kalau semua obyek bisa kita bikin tulisan, maka setiap saat kita akan bisa menulis, di manapun, kapanpun dalam kondisi bagaimanapun (Terpaksa atau di dipaksa kata pak Ilham Pambudi). Untuk pemula seperti saya yang penting nulis dulu, soal kwalitas jangan di bikin pusing dulu, berjalannya waktu nanti kwalitas akan mengikuti. Insya Alloh.
3. Ikut seminar, pelatihan-pelatihan menulis baik offline maupun online, (termasuk yang di adakan Om Jay dan Kak Dea).
4. Gabung di komunitas para penulis seperti AISEI atau yang lainnya dan aktif di group, berkunjung ke blog temen dan kasih jejak komentar, jangan maunya Blog kita di kunjungi orang lain dan di komentari, tapi kitanya nggak pernah berkunjung apalagi komentar di blog orang lain.....hehehe .... (nyindir diri sendiri).
5. Jangan malu bertanya. Namanya juga pemula pasti ada Trail and errornya. Seperti saya selalu tanya-tanya ke Pak Ridwan Nurhadi selaku mentor dekat saya.

Okey, selamat mengasah gergaji, semoga makin memudahkan kerja dan karya-karya kita.

Salam literasi

#Day9AISEIWritingChallenge

SATMERBAK

 

SATMERBAK, sebagian pembaca saya yakin banyak yang belum tau, apa itu SATMERBAK ? saya pun mengenal istilah ini atau lebih tepatnya singkatan ini baru beberapa bulan terakhir ini setelah membaca sebuah brosurternyata SATMERBAK itu singkatan dari Sekolah Alam Tangerang MEkaR BAKti, lokasinya terletak di Kampung Jawa Ringan, Kelurahan Mekarbakti, Kecamatan Panongan, kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Bersebelahan dengan Perumahan Graha Gardenia 1 Citra Raya Tangerang, Sekitar 5 kilometer dari Gerbang Citra Raya Tangerang.

Ooo.... Ternyata Sekolah Alam yang lagi Viral beberapa tahun terakhir ini. Rasa penasaran saya tentang sekolah ini dan konsepnya seperti apa membuat saya mencoba datang langsung ke Sekolah Alam Tangerang Mekarbakti (selanjutnya saya sebut SATMERBAK).

Seperti tampak pada Foto di atas, itu hanya satu sudut kecil dari sekolah alam ini, karena luas area sekolah ini kurang lebih 1 hektar, cukup luas untuk area sekolah yang lebih mengutamakan pembelajaran di luar ruangan. 

Memasuki gerbang SATMERBAK, tak seperti sekolah-sekolah pada umumnya, ada gapura atau ornamen yang lain. Justru begitu masuk ke area sekolah ini, mendadak suasana hati berubah, seolah-olah sedang masuk ke area Taman bermain atau mirip-mirip dengan tempat wisata keluarga, Benar-benar terasa ada sensasi tersendiri, suasana hati menjadi lebih tenang, damai, nyaman, santai dan lebih fresh.

Ini bukan hiperbola, tapi benar-benar nyata sesuai dengan apa yang saya rasakan saat memasuki area SATMERBAK. Memandang area Sekolah yang asri terasa begitu damai, beberapa bangunan kelas berbentuk rumah-rumah adat dan saung-saung yang terpisah antara rumah satu dan rumah lainnya, membayangkan anak-anak begitu cerianya jika belajar di tempat ini.

Saya mencoba menemui pihak Pendiri dan pengelola sekolah untuk bertanya lebih detail tentang visi dan misi sekolah Alam ini. Alhamdulillah, akhirnya rasa penasaran saya terjawab sudah setelah berbincang-bincang dengan Bapak Haji Ika Junika, salah satu Pendiri SATMERBAK.

Beliau (Pak Haji Ika) menjelaskan panjang lebar tentang Visi dan misi sekolah Alam ini, bahwa visi dari sekolah ini adalah "Mencetak Generasi Unggul Yang Berkarakter dan Berbudaya".  Jenjang pendidikan di SATMERBAK terdiri dari PG, TK, SD, SMP dan SMA yang berfokus pada pembangunan mental dan karakter dengan sifat taqwa, mandiri dan kreatif (berbasiskan pada pengembangan minat-bakat secara alami dan berproses).

Panjang lebar pak Haji Ika menjelaskan tentang konsep sekolah alam ini, dan saya mendengarkan dengan penuh antusias waktu itu, apalagi ngobrolnya di temani kopi pahit dan ubi cileumbu yang manisnya khas bikin ketagihan. 

Obrolan kami di tutup dengan pesan beliau bahwa pendidikan karakter itu bukan hanya tugas dan tanggung jawab pihak sekolah saja, tetapi harus ada kerja sama antar pihak sekolah dengan orangtua siswa dan ini menjadi perhatian khusus di Sekolah alam ini.

Konsep pendidikan yang unik dan menarik karena 40% proses belajar mengajar di ruang kelas (rumah adat), 60% nya di luar ruangan, di lapangan, di kebun sambil melakukan observasi, seragam sekolahpun tidak wajib ada di sekolah ini, kelas 1 sampai kelas 3 masih dengan konsep Belajar sambil bermain karena itu dunia mereka, kelas 4 SD ke atas baru karakter mandiri itu benar-benar muncul dengan alami.

Buat saya hanya satu kata untuk Bapak-ibu yang sedang bingung cari sekolah "RECOMENDED".

Kang Mul Jozz

Selasa, 13 Oktober 2020

JEMUR TEPUNG


Ini sebuah cerita fiksi yang menggambarkan  tentang seseorang jika mau beralasan, maka apapun bisa jadi alasan, bahkan sesuatu yang tidak mungkin pun bisa dijadikan alasan.

Seperti kisah berikut ini :

Seorang guru bersama dengan muridnya sedang sibuk memperbaiki beberapa hanger kawat yang mulai berkarat. Pak Guru mengamplas hanger kawat tersebut kemudian mengecatnya kembali agar terlihat kinclong. Setelah di cat, hanger tersebut kemudian di jemur. Murid pak Guru terlihat telaten membantu gurunya menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Siang itu matahari sangat terik, sehingga hanger kawat yang di jemur tadi cepat kering dan sudah bisa di gunakan kembali. Pak Guru dan muridnya mengangkat hanger-hanger yang sudah kering tersebut, tiba-tiba seorang tetangga tergopoh-gopoh menghampiri pak Guru, 
"Assalamu'alaikum pak Guru, ma'af saya sedang jemur pakaian cukup banyak nich, saya kehabisan hanger, boleh saya pinjem dulu hangernya pak ?" kata orang itu.

"Wa'alaikum salam, ooo ma'af pak, hangernya mau saya pake buat Jemur tepung" jawab pak Guru.

"Ooo ya sudah kalau begitu pak, saya pinjem ke tempat lain aja, assalamu'alaikum" sambil pamit meninggalkan pak Guru dan muridnya.

"Wa'alaikum salam" Pak Guru dan muridnya menjawab serempak salam pamit dari tetangganya tersebut.

Sang murid bingung, koq hanger buat jemur tepung ya ?, Masih dengan kebingungannya, sang murid memberanikan diri bertanya kepada gurunya : "Pak Guru, koq hanger buat jemur tepung ya, emang bisa pak ?"

Dengan nada santai pak Guru menjawab : "Kalau saya nggak mau minjemin hanger ini ke orang tadi, alasannya ya terserah saya kan, bisa apa aja, jemur tepung, jemur air atau apa saja yang penting hanger nggak jadi dipinjem".

Sang murid tambah bingung, apa sebenarnya maksud dari pak Guru ini. Melihat gelagat muridnya bingung, pak Guru dengan penuh perhatian menjelaskan maksud dari tindakannya tadi : "Begini nak, hari ini pak Guru sedang memberikan pelajaran hidup untuk kamu agar bisa kamu ingat sepanjang hidupmu"
 
Sambil menghela nafas panjang pak Guru melanjutkan penjelasannya,
"Jika kamu ingin melakukan sesuatu hal yang positif, maka kamu bisa membuat seribu alasan untuk menunda atau mengurungkan niatmu itu, contohnya : jika kamu ingin menjadi seorang penulis, maka kamu harus melatihnya setiap hari, kamu tuliskan apa saja yang ada di benakmu, lihat gambar, coba kamu imajinasikan gambar itu kemudian kamu tuangkan dalam bentuk tulisan". 

"Selain itu kamu harus ikut pelatihan-pelatihan menulis seperti yang diadakan oleh komunitas menulis, ikut Webinar, serta ikuti tantangannya, menulis setiap hari minimal 100 kata.  Jika kamu menundanya karena alasan malas, sibuk, capek, nanti aja, kamu merasa minder, kamu merasa nggak cocok dan lain-lain, itu sama saja kamu JEMUR TEPUNG !" Kata sang Guru.

Panjang lebar pak Guru menjelaskan agar muridnya itu paham dan nggak punya alasan lagi untuk menunda-nunda agendanya.

Sang murid terbengong-bengong mendengar penjelasan pak Gurunya itu sambil dalam hati bergumam "Bener juga ya".

Itu contoh jika ingin menjadi penulis, maka begitu jugalah ketika kita ingin menjadi Pebisnis sukses, Anggota Dewan sukses, Guru Sukses, dan profesi apapun yang menjadi impian, maka Jangan pernah jemur tepung jika ingin tercapai impiannya.


Kang Mul Jozz

Minggu, 11 Oktober 2020

5 MENIT 100 KATA

Sejak ikut tantangan dari AISEI untuk menuliskan kata dalam 1 hari minimal 100 kata, saya mencoba mengingat-ingat beberapa kali sebenarnya saya sudah mencoba belajar menulis, di antaranya di Media Insani ( Sebuah media lokal milik BIM Berbagi ) sebagai sarana promosi dan laporan kegiatan dari Yayasan tersebut untuk para Donatur dan masyarakat.

5 menit 100 kata, kira-kira bisa nggak ya ?
Saya coba pas tulisan ini saya ketik pas 5 menit sejak mulai (11.15 - 11.20 WIB), coba saya hitung dulu ada berapa kata !

Setelah saya hitung selam 5 menit di atas, saya baru mampu menuliskan 77 kata, artinya jika fokus maka 100 kata itu bisa kita tuliskan dalam waktu 5 menit. Semua hanya butuh latihan dan kebiasaan.

Sejujurnya memang saya suka menulis, apa yang ada di benak ini rasanya ingin selalu di tuliskan, entah di Facebook atau di status WA, namun sejak kenal komunitas AISEI yang anggotanya keren-keren dan penuh semangat, hobby menulis saya tersalurkan di tempat yang tepat dan benar.

Sampai di kata ini saya sudah menulis selama 10 menit, dan belum di hitung berapa kata yang sudah saya tuliskan. Artinya dalam diri kita masing-masing mempunyai potensi yang terpendam, hanya saja terkadang tidak ada tempat yang tepat untuk menyalurkan dan memberdaya gunakan.

Mungkin tulisan ini kurang begitu bermutu, tetapi buat penulis pemula seperti saya, bisa menulis lancar selama 10 menit itu sudah sesuatu yang luar biasa, tinggal bagaimana mengembangkan bakat dan potensi ini ke arah yang lebih baik dengan bimbingan dan arahan dari para pakar di Komunitas AISEI.

Saya tutup tulisan saya ini dengan menghitung ulang berapa menit saya menulis dan berapa kata yang sudah saya tuliskan, baiklah mulai 11. 15 dan selesai 11.30 WIB jumlah kata, lebih dari 225 kata dalam waktu 15 menit. Ambyar .......

Selamat melanjutkan tantangan ini.

#Day6AISEIWritingChallenge

Hanya 100 Ribu Harga Suaramu di Pemilu

PEMILU Si Pembuat Pilu Tahun 2024 Indonesia menggelar Pemilu Pilpres dan Pileg. Ada yang menarik untuk dibahas dan dianalisis, yaitu fenomen...