30 Tahun Menanti

.             "Welcome, My Dreams"

Suatu ketika renunganku semakin dalam dan sampai ke titik kepasrahan, bahkan mungkin cenderung menyerah kalah......., "Ya sudahlah, mungkin memang Allah belum berkenan mengijabah keinginanku karena dosa-yang menggunung itu, sehingga Tabir itu belum tersingkap, entahlah kapan impianku terkabul ?" lamunan yang selalu berulang.

Meski impian itu tak kunjung datang, namun harapan meski hanya setipis tissue masih tetap kusematkan dalam relung hati yang paling dalam, tersembunyi dalam kesunyian.

Aku tak lagi berani berdo'a atas impian-impian itu karena tak selayaknya seorang pendosa yang sering pura-pura taubat meminta sesuatu tak pantas untuknya.

Perlahan kuperbaiki niat, kutanyakan pada jiwa ini, "Setulus apa sesungguhnya cintamu pada Robb Penggenggam jiwa ragamu ???"

"Sesuci apa do'amu kau panjatkan ???"

Tak berani kuteruskan do'a-do'a duniaku, hanya kusimpan dalam hati, semoga suatu saat nanti Dzat yang Maha pemberi Rahmat mencurahkan kasih sayang-Nya sesuai janji-Nya bahwa ketika seorang hamba mendekat-Nya sehasta, maka Dia akan mendekat sedepa, saat hamba-Nya mendekat dengan berjalan, Ia mendekat dengan berlari, itulah bukti bahwa Rahmat-Nya tak pernah terkunci.

Impian itu tak kupikirkan lagi, biarlah dia tersimpan dalam balutan harapan yang tak pasti. Seolah tak punya rasa malu, perlahan kudekati pemilik impian-impian itu, kusandarkan harapan, "Semoga Engkau tuntun sesuai do'aku menuju jalan yang lurus, jalan orang-orang yang Kau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan orang yang Kau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat" ....Aamiin.

Masya Allah, ternyata hadits qudsi itu fakta bukan janji-janji belaka :
"Allah Ta'ala berfirman: 'Aku memperlakukan hamba-Ku sebagaimana dia mengharap kepada-Ku. Jika dia mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Jika dia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Dan jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari.'" (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan ternyata tamu-tamu mulai berdatangan, dialah mimpi-mimpi yang telah lama merantau pergi, kini satu persatu mereka datang kembali dengan senyum yang merekah penuh berkah. Alhamdulillah.

Tangerang, 12 Agustus 2025

Renungan malam selepas Isya.


Abu Salma




Posting Komentar

0 Komentar