Antara Terpuruk, Bangkit & Kesetianmu


"Maafkan aku ya Dik, karena sampai saat ini belum bisa membahagiakan kamu, rumah yang dulu pernah kita tempati justru terjual untuk usaha yang sekarang malah nggak jelas, Mas gagal investasi di usaha jni, Mas orang baru dalam Bisnis, ternyata Mas salah jalanitulah kalimat yang sering aku ucapkan kepada istriku.
 
Aku tergiur dengan ajakan teman untuk berinvestasi di sebuah usaha dan ternyata usaha itu gagal, gagal total & bangkrut, rumah terjual sehingga kami harus ngontrak kembali di tempat yang sebelumnya tidak kami bayangkan,  

"Nggak apa-apa Mas sabar aja, ini bagian dari proses kehidupan kita. sekarang serahkan semuanya pada Allah aja, kalau waktunya Allah ngasih rumah buat kita nanti juga akan dikasih lagi, entah kapan yang jelas jangan pernah merasa bersalah, semangat terus ya Mas" jawab istriku santai.

Itulah kata-kata yang selalu diucapkan ketika aku minta maaf karena kesalahanku, karena kebodohanku karena kecerobohanku mengikuti ajakan teman untuk gabung investasi di bisnis yg sedang dia rintis, dan ternyata dia juga hanya termakan oleh kata-kata temannya, ini bukan bisnis jaringan (MLM) atau investasi Crypto dan sejenisnya,  tetapi ini adalah bisnis konvensional yang membutuhkan dana cukup besar waktu itu sekitar tahun 2008.
 
Aku resign kerja dari Perusahaan awal tahun 2007, kemudian mencoba untuk berbisnis di Network marketing tetapi ternyata kurang begitu berhasil. Banting setir jadi pedagang kaki lima bahkan pernah menawarkan dagangan di Bus. Semua usaha telah dicoba, mulai dari jualan es kelapa, jualan klomang, jualan nasi uduk, es cendol dan hasilnya  belum ada yg sesuai harapan.

Kemudian mencoba untuk investasi di bisnis konvensional di usaha salah satu teman yang bekerjasama dengan beberapa teman  yang lain dan waktu itu dananya cukup besar, tahun 2008 harus menyiapkan dana cash hampir mendekati 300 juta, saham kami di sana tidak terlalu besar karena memang waktu itu kita hanya ikut saja, uang dari hasil jual rumah, sebagian diinvestasikan ke bisnis itu, sebagian buat bayar hutang dan cadangan darurat.

Diluar prediksi kami, investasi diusaha itu akhirnya gagal total, kami berlima memutuskan untuk tidak meneruskan usaha tersebut padahal dana yang sudah keluar total mencapai 250juta.

Aku shock .....hampir 3 tahun aku tak terima dengan kondisi ini, rumah terjual, usaha nggak ada, anak sudah mulai sekolah, hutang dimana-mana. Stres berat, masih untung nggak gila. Astaghfirullah.

Akhirnya aku jadi sales produk susu selama kurang lebih 4 bulan, selama 4 bulan itu setiap hari balapan di jalanan ibukota, rata 100Km/hari. Bersyukurnya pekerjaan ini tidak membuatku jatuh cinta hingga akhirnya akupun memutuskan berhenti jadi pembalap jalanan Jakarta.

Titik kebangkitan Kami adalah saat ada tawaran untuk mengajar di satu sekolah Swasta di pinggiran Jakarta. Dari situlah aku mulai bangkit,  aku dan istri mulai membenahi diri mulai hidup teratur lagi karena bekerja dan mendapatkan gaji, sementara istri mencoba berjualan sayuran.

2 tahun 8 bulan menjadi guru di salah satu sekolah favorit di kota kecil kami, tetapi karena memang jiwanya sudah jiwa entrepreneur, sudah jiwa untuk berwirausaha akhirnya aku memutuskan resign kembali Mengajar di sekolah tersebut, dan petualangan itu dimulai kembali.

Menjadi agen asuransi syariah adalah pilihan waktu itu, namun karena satu dan lain hal aku memutuskan untuk berhenti jadi agen asuransi setelah 2 tahun aku jalani. Prospeknya bagus sebenarnya di sektor ini, dari bisnis ini pertama kalinya aku naik pesawat dan tujuannya ke Bali menghadiri training 3 hari 2 malam, tetapi karena ada yg kurang berkenan dihati akhirnya petualangan ini harus diakhiri.

Lontang lantung 4 bulan mengandalkan sisa komisi jadi agen asuransi dan usaha istri, masih jelas dalam ingatanku di akhit tahun 2014, tiba-tiba istri nanya "Mas sebenernya mau ngapain sich ? Jadi guru berhenti, Agen asuransi berhenti, sementara anak-anak kita sudah mulai besar Mas"  protesnya.

Aku hanya terdiam tak bisa berkata-kata. Masih bingung mau ngapain lagi.......
 
Akhirnya di awal tahun 2015 aku putuskan jadi tukang bakso keliling .....hehehe.....perubahan 180 derajat dari seorang guru berubah menjadi seorang pedagang bakso keliling.

Alhamdulillah dari situ banyak pelajaran yang kami dapatkan. Kami baru mengerti bahwa para pedagang keliling, pedagang kaki lima yang ada di pinggir-pinggir jalan itu adalah pejuang-pejuang yang luar biasa, meskipun terlihat pekerjaannya sepele bahkan mungkin ada yang memandang sebelah mata tapi ternyata penghasilannya bisa mengalahkan pekerja-pekerja UMR.

Dari situlah Akhirnya kami berpikir bahwa ketika kita bisa mengembangkan usaha ini dari 1 gerobak menjadi 2 gerobak 3 gerobak dan seterusnya maka disitulah kami bisa menjadi seorang pengusaha, dan bisa bermanfaat untuk orang lain kalau 1 gerobak 1 karyawan, 10 gerobak 10 karyawan itulah yang kami pikirkan.

Berawal dari pemikiran itulah menepis rasa malu berdagang, belajar dari pengalaman itu, visi dan misi kami akhirnya menemui jalannya.

Kami sudah tidak peduli lagi dengan apa kata orang yang kami pikirkan adalah bagaimana ketika kami membuka usaha itu bukan hanya untuk kami sekeluarga, tetapi bermanfaat untuk orang lain, apalagi di Indonesia saat ini banyak sekali pengangguran.

Yang kami pikirkan adalah bagaimana kami bermanfaat untuk orang lain dengan membuka lapangan kerja membuka lapangan kerja membuka lapangan kerja sehingga bukan menjadi beban negara tetapi meringankan beban negara sebagaimana Rasulullah mengatakan bahwa sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk orang lain.

Jadi pada dasarnya adalah ketika kita terpuruk ketika kita jatuh Jangan pernah putus asa dari rahmat Allah selalu berusaha dan terus berusaha.

Ada kalimat yang menarik bahwa ketika kita mengejar impian kita maka kita fokus meskipun hidup kita berubah-ubah, meskipun kondisi kita berubah tetapi impian kita harus fokus tetap menuju ke impian tersebut orang sukses itu adalah orang yang impiannya tetap meskipun hidupnya berubah-ubah tetapi orang yang gagal adalah orang yang impiannya berubah-ubah tetapi hidupnya tetap.

Sejauh yang kami rasakan, ada dua hal yang menjadi pelajaran utama untuk bangkit dari keterpurukan. 2 hal ini kami dapatkan dari 2 kisah menarik yang bisa kami jadikan pembelajaran yang sangat berharga. 

Kisah pertama adalah kisah tentang mujahidin Afghanistan seorang Syekh warga Afganistan saat negara ini berperang melawan Uni Soviet yaitu Syekh Abdul Azzam. Beliau bersama murid-muridnya menjelaskan tentang mastatho'tum.

Seorang murid bertanya kepada syaikh "Apakah yang dimaksud dengan mastatho'tum ya Syaikh ?" 

Kemudian beliau memberikan tugas kepada para murid-muridnya,  "Sekarang semua silakan menuju kelapangan dan berlari sesuai kemampuan kalian masing-masing" 

Dengan penuh semangat murid-muridnya mengikuti apa yang disampaikan oleh Syekh Abdullah Azzam, ada yang mengelilingi lapangan  2 kali putaran, 3 kali dan seterusnya berbeda-beda sesuai kemampuannya masing-masing. 

Setelah itu Syekh Abdullah Azzampun berlari mengelilingi lapangan tersebut. Beliau keliling lapangan berkali-kali Sampai akhirnya Guru itu terjatuh dan pingsan. Semua murid terlihat panik dan merasa khawatir jika terjadi apa-apa dengan guru mereka. 

Setelah siuman, para muridnya bertanya "Ya Syekh Kenapa kau melakukan ini kenapa engkau juga berlari seperti kami bahkan sampai pingsan ?" 

Dengan nada tenang Beliau mengatakan,  "inilah mastatho'tum, kalian berusaha sekuat tenaga sampai titik darah penghabisan setelah itu serahkan keputusannya, hasilnya kepada Allah subhanahu wata'ala.

Kisah yang kedua adalah kisah seorang murid dan guru dan beliau dan orang-orang yang beriman orang-orang yang sangat terkenal setelah wafatnya beliau dan bahkan ketika nama ini aku Sebutkan maka aku yakin pembaca paham siapa beliau.

Yang pertama adalah Imam Syafi'i Imam Syafi'i mempunyai guru yang juga sangat terkenal yaitu Imam Malik,
beliau berdua sedang berdiskusi tentang rezeki dari Allah bahwa kata Imam Syafi'i Rezeki itu harus diusahakan baru Allah kasih jadi Innallaha laa yughoyyiru Maa biqoumin Hatta yughoyyiru Maa Bi anfusihim barangsiapa yang ingin merubah nasibnya maka dia harus merubahnya sendiri Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib seseorang kecuali dengan merubahnya sendiri. Jadi menurut pemahaman umum Syafi'i untuk mendapatkan rezeki Maka manusia harus berusaha dulu baru dikasih sama Allah sedangkan Imam Sang Guru mengatakan bertawakal saja cukup tawakal aja sama Allah Allah pasti kasih rezeki kata Imam Malik single kedua guru dan murid ini berdiskusi cukup alot akhirnya Imam Syafi'i mengatakan bahwa saya akan buktikan apa yang menjadi pendapat saya ini Oke silakan sehingga Imam Syafi'i berjalan menuju ke pasar dan kemudian menjual sesuatu sehingga mendapatkan hasilnya Kemudian beliau membeli buah untuk buah tangan ke gurunya silaturahmi silaturahmi ke gurunya sowan ke gurunya yang ingin membuktikan kata-katanya bahwa inilah rezeki dari Allah harus diusahakan juga dengan penuh semangat Imam Syafi'i ini menuju rumah Imam Malik sesampainya disana Assalamualaikum kata Imam Syafi'i Waalaikumsalam kata Imam Malik ya guru ya Imam Malik ya bagaimana 

Alhamdulillah saya telah membuktikan pendapat saya tadi bahwa ketika kita ingin bertanya sesuatu mendapatkan rezeki maka harus berusaha dulu. Oh begitu. Apa yang kamu lakukan tadi ke pasar Saya menjual sesuatu kemudian saya dapat rezeki itu kemudian saya belikan buahnya. Nah ini buktinya buah ini adalah buah dari usaha saya Rezeki itu harus diusahakan kira-kira begitu kata Imam Syafi'i terus Siapa ayah bet? Imam Malik buat panjenengan bilang terima kasih sekali, Kemudian beliau Imam Malik mengambil satu baju kemudian memakannya Bismillahirohmanirohim Alhamdulillah 

Apa yang kau lakukan benar rezeki harus diusahakan tetapi apa yang saya katakan pendapat saya pun benar karena dari pagi tadi Saya tidak kemana-mana di rumah aja saya ngajar saya tawakal sama Allah bahwa Rezeki itu akan datang dan ternyata benar engkau datang ke rumahku dengan membawa makanan ini dengan 2 buah ini ini adalah rezeki Allah kirimkan untuk saya karena saya bertawakal kepada Allah sehingga 2 murid dan guru ini tersenyum bahwa ternyata memang keduanya benar mendapat itu itu kira-kira yang bisa kita ambil dari cerita kedua murid dan guru tersebut 

21.47
Jadi temen-temen bagi yang saat ini sedang mengalami kondisi yang mungkin terjatuh terpuruk atau dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Maka jangan pernah menyerah Jangan pernah putus asa dengan rahmat Allah rahmat Allah begitu luas ketika kita berusaha sekuat tenaga dari mulai yang kecil sekalipun maka Allah akan maka Allah akan menggantinya dengan lebih baik Allah tidak akan menyia-nyiakan kita demi allah allah, tidak akan menyia-nyiakan kita tidak akan membiarkan kita sendirian. Tentunya dengan 3 hal tadi berusaha sekuat tenaga berusaha untuk menjemput rezeki Allah dengan mastatho'tum dengan sungguh-sungguh dengan sekuat tenaga kemudian diakhir usaha kita kita bertawakal kepada Allah maka Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita bukan yang kita inginkan Yang Terbaik menurut Allah untuk kita terima kasih salamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Posting Komentar

0 Komentar