BIM Berbagi

BIM Berbagi

Senin, 18 Agustus 2025

KEPADA GURU DI SELURUH DUNIA, BERBAHAGIALAH !


Pahlawan tanpa tanda jasa, itu sebutan yang sering kita dengar saat menyebut kata Guru. Padahal Guru jasanya banyak, kenapa di sebut tanpa tanda jasa ?

Karena memang Guru tidak pernah diberikan tanda jasa berupa bintang jasa misalnya, atau penghargaan seperti pangkat-pangkat dalam militer atau kepolisian, padahal semua profesi di dunia ini semua atas jasa dari para Guru.

Coba sebutkan profesi apa ?
Presiden, Pengusaha, Pilot, Dokter, Masinis, sampai ke profesi Guru sendiri sekalipun itu juga atas jasa dari para Guru. Jika profesi lain bisa punya penghasilan atau gaji yang cukup besar, mestinya gaji Guru juga setara dengan murid-muridnya yang sudah sukses berprofesi tersebut di atas.

Tapi, menjadi Guru bukan soal gaji, ini soal panggilan jiwa, soal bagaimana merubah warna dunia menjadi cerah ceria dan bermakna.

Jika Rasul kita pernah mengatakan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain, maka Guru adalah salah satu dari sebaik-baik manusia tersebut, karena semua profesi yang ada di dunia ini atas jasa para guru, sehingga kalau di runut asal-muasal profesi itu siapa yang mengajari, maka guru yang berperan penting dalam hal ini.

Guru adalah salah satu manusia yang terbaik yang disebutkan oleh Rasulullah, jadi untuk teman-teman yang berprofesi sebagai guru jalanilah profesi ini dengan sepenuh hati. Mungkin ada yang merasa bahwa penghasilannya kecil dibanding profesi yang lain, tetapi bisa dirasakan bahwa ada keberkahan yang luar biasa ketika menjadi Guru, keberkahan yang bisa dirasakan oleh Guru itu sendiri, bukan oleh orang lain.

Ada tiga amalan yang tidak akan pernah terputus ketika nanti kita meninggalkan dunia. Ketiga hal tersebut adalah :
1. Ilmu yang bermanfaat 
2. Amal jariyah 
4. Anak yang sholeh 

Nah, sebagai seorang guru setidaknya ada dua hal bisa didapatkan sekaligus ketika mengajar atau ketika mendidik anak-anak atau murid-muridnya.

Yang pertama ilmu yang bermanfaat, sudah jelas bahwa ilmu yang diajarkan oleh Guru pasti ilmu yang bermanfaat,  dan itu akan menolongnya nanti ketika di alam kubur,

Yang kedua anak yang sholeh. Menjadi anak yang sholeh atau Solehah, tentu bukan hanya hasil kerja dari orang tua saja, tetapi juga salah satunya adalah didikan dari para Guru, karena guru harus mencontohkan hal-hal yang baik, dan itu akan sangat membekas kepada anak didiknya, sehingga ketika anak didiknya menjadi orang-orang yang soleh/Solehah ada andil Guru disana.

Jadi sekali lagi, Guru adalah profesi yang menduduki peringkat tinggi di dunia ini sebagai profesi yang terhormat, profesi yang membutuhkan jiwa-jiwa yang yang ikhlas, profesi yang membutuhkan hati yang lapang, dan guru sampai kapanpun akan tetap dikenal oleh para muridnya apapun profesi dari para muridnya tersebut.

Selamat kepada seluruh Guru yang ada di dunia ini, Selamat berjuang, jasamu akan selalu di kenang sepanjang zaman.

#Day16AISEIWritingChallenge

Selasa, 12 Agustus 2025

30 Tahun Menanti

.             "Welcome, My Dreams"

Suatu ketika renunganku semakin dalam dan sampai ke titik kepasrahan, bahkan mungkin cenderung menyerah kalah......., "Ya sudahlah, mungkin memang Allah belum berkenan mengijabah keinginanku karena dosa-yang menggunung itu, sehingga Tabir itu belum tersingkap, entahlah kapan impianku terkabul ?" lamunan yang selalu berulang.

Meski impian itu tak kunjung datang, namun harapan meski hanya setipis tissue masih tetap kusematkan dalam relung hati yang paling dalam, tersembunyi dalam kesunyian.

Aku tak lagi berani berdo'a atas impian-impian itu karena tak selayaknya seorang pendosa yang sering pura-pura taubat meminta sesuatu tak pantas untuknya.

Perlahan kuperbaiki niat, kutanyakan pada jiwa ini, "Setulus apa sesungguhnya cintamu pada Robb Penggenggam jiwa ragamu ???"

"Sesuci apa do'amu kau panjatkan ???"

Tak berani kuteruskan do'a-do'a duniaku, hanya kusimpan dalam hati, semoga suatu saat nanti Dzat yang Maha pemberi Rahmat mencurahkan kasih sayang-Nya sesuai janji-Nya bahwa ketika seorang hamba mendekat-Nya sehasta, maka Dia akan mendekat sedepa, saat hamba-Nya mendekat dengan berjalan, Ia mendekat dengan berlari, itulah bukti bahwa Rahmat-Nya tak pernah terkunci.

Impian itu tak kupikirkan lagi, biarlah dia tersimpan dalam balutan harapan yang tak pasti. Seolah tak punya rasa malu, perlahan kudekati pemilik impian-impian itu, kusandarkan harapan, "Semoga Engkau tuntun sesuai do'aku menuju jalan yang lurus, jalan orang-orang yang Kau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan orang yang Kau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat" ....Aamiin.

Masya Allah, ternyata hadits qudsi itu fakta bukan janji-janji belaka :
"Allah Ta'ala berfirman: 'Aku memperlakukan hamba-Ku sebagaimana dia mengharap kepada-Ku. Jika dia mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Jika dia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Dan jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari.'" (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan ternyata tamu-tamu mulai berdatangan, dialah mimpi-mimpi yang telah lama merantau pergi, kini satu persatu mereka datang kembali dengan senyum yang merekah penuh berkah. Alhamdulillah.

Tangerang, 12 Agustus 2025

Renungan malam selepas Isya.


Abu Salma




Minggu, 18 Februari 2024

Hanya 100 Ribu Harga Suaramu di Pemilu


PEMILU Si Pembuat Pilu

Tahun 2024 Indonesia menggelar Pemilu Pilpres dan Pileg.

Ada yang menarik untuk dibahas dan dianalisis, yaitu fenomena serangan fajar yang menggila !

Rata-rata Caleg melalui Timsesnya menebar amplop untuk beli es istilah barunya berisi uang 100 rb an warna merah atau 50rb an warna biru untuk membeli suara. 

Naif nya lagi budaya kotor ini bukan hanya terjadi di kampung-kampung yang notabene tingkat pengetahuannya tentang demokrasi belum seperti pemahaman masyarakat di kota-kota besar atau kota penopangnya contohnya di DKI dan Tangerang.

Bahkan di Pemilu 2024, serangan fajar ini masuk ke Cluster-cluster perumahan dari yang kelas RSSS sampai ke kelas perumahan yang katanya elite dan tingkat pendidikan warganya relatif lebih baik dibanding yang diperkampungan.

Penulis mencoba menghitung secara sederhana :
Jika suara Anda dibeli dengan harga Rp. 100.000, - itu artinya dibayar Rp. 20.000 pertahun dan jika di bagi 356 hari maka suara Anda hanya dihargai kurang lebih Rp. 56, 18/hari, gila bukan ?

Dan apakah si pemilih yang menerima uang sekecil itu peduli siapa Calegnya ?
Apakah peduli darimana uang amplopnya ?
Apa perjuangananya di parlemen ?

Budaya rusak seperti ini harus dihentikan !
Jangan bilang sudah biasa karena kata-kata itulah awal dari rusaknya tatanan budaya dan tatanan demokrasi.

Bukankah sebagian besar yang menerima serangan fajar itu juga ikut kajian di masjid setiap pekan ?

Bukankah sebagian yang menerima serangan fajar itu juga sholat berjama'ah setiap hari ?

Mungkin karena Ustadz sering bilang terima uangnya jangan pilih orangnya atau malah terima uangnya dan jangan lupa pilih orangnya. Semua tentu dipertanggungjawabkan jawaban kelak di akherat.

Demokrasi yang yang sudah rusak ini ditambah dirusak oleh praktek-praktek serangan fajar yang makin menggila di Pemilu kalu ini.

Apakah hal seperti ini akan terus berulang setiap 5 tahunan ?

Semoga ada perubahan sistem dan budaya dalam memilih Pemimpin Indonesai.


KMJ
Warga kelas dua

Selasa, 19 September 2023

Kursi & Nasi

KURSI DAN NASI

   Kursi Empuk sering melalaikan yang duduk

Seorang Calon Anggota Dewan (Caleg) incumbent dari Partai Kancil terlihat tergopoh-gopoh menghampiri Timsesnya yang sudah menunggu di suatu ruang pertemuan sejak 1 jam yang lalu. Sang anggota dewan terlihat gusar dilihat dari mimik mukanya yang kurang bersahabat.

30 orang timsesnya yang telah dibentuk beberapa bulan yang lalu itu mulai resah, "Apa gerangan yang akan disampaikan oleh pak Caleg terkait kasus kisruh kemarin di Dapil 13"  begitu kira² yang ada di benak mereka,  khususnya ketua timses Bang Barbarosa (nama ketua timses).

"Perhatian semuanya" begitu pembuka sang caleg di forum itu sambil memasang muka garang.

"Saya nggak mau ya, nama saya jadi jelek gara-gara salah satu diantara kalian tidak bertanggung jawab atas janji dan Proyek yang sudah saya kucurkan" tegas sang caleg. Mendengar kalimat itu semua yang hadir diam tak bersuara, ada beberapa orang yang sambil menunduk tapi matanya melirik ke salah satu anggota yang hadir.

"Baru saja saya dapat laporan dari masyarakat bahwa atas nama saya dan Partai Kancil masih punya hutang atas reses yang dilaksanakan di Desa Suka Arta 4 tahun yang lalu sehingga nama saya dan partai kita cacat di mata masyarakat Suka Arta" suara sang caleg makin keras. Pak Jeger biasa disebut begitu oleh rekan dan koleganya, Sebutan Jeger diplesetkan dari nama aslinya Jagoriyanto.

"Saya nggak mau kalian bikin malu saya dan partai kita, saya tidak perlu bertanya siapa pelakunya, yang merasa saya kasih uang reses atau proyek jalan, atau program apapun di desa Suka Arta dan masih menyisakan utang di tempat itu silahkan keluar dari ruangan ini dan mundur dari timses saya" akhirnya kemarahan pak Jeger memuncak.

30 timses yang hadir saling berpandangan satu sama lain, yang tidak merasa melakukan itu berupaya untuk bersikap biasa saja. Tiba-tiba salah seorang diantara mereka berdiri tanpa mengucapkan sepatah katapun. Semua mata tertuju ke satu orang ini, "Nah inilah pelakunya" begitu yang terlintas dibenak semua yang hadir.

"Hai kamu Bandi, apakah oknum itu kamu ?" bentak pak Jeger setengah berteriak.

"Bu ....bukan pak bukan" jawab Bandi gugup.

"Lalu kenapa kamu berdiri ?" Pak Jeger tambah kesal karena merasa dipermainkan. 

"Begini pak ceritanya, .........."

Bersambung  ..........  





Minggu, 16 Juli 2023

Para Perindu Syafaat Al-Qur'an

                From Iqro to Al-Qur'an

Tak ada ikatan saudara pertalian darah diantara mereka, ketemunyapun saat bertetangga di salah satu Cluster di Perumahan Citra Raya.

Tapi mengapa mereka bisa bersatu ? Apa motivasinya ? Apakah gerangan yang menggerakkan hati-hati mereka untuk belajar bersama ? Apa yang Meringankan langkah kaki mereka menuju Masjid sedangkan di rumah mestinya lebih nyaman, berkumpul bersama keluarga, bercengkrama sambil melihat tayangan TV atau main HP sambil minum kopi. 

Sebagaimana penjelasa berikut https://www.alfawaaid.net/2015/02/ruh-ruh-itu-bagaikan-pasukan-yang_5.html?m=1, Telah shahih dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah [ﷺ] bersabda:

{ الأرواحُ جنودٌ مجنَّدةٌ . فما تعارف منها ائتَلَف . وما تناكَر منها اختلف. }

“Ruh-ruh bagaikan tentara yang tersusun. Jika saling mengenal maka akan bersatu, dan jika saling mengingkari maka akan berpisah.” [HR. Bukhori-Muslim]

(※) Hadits ini dijelaskan oleh Nabi terpilih [ﷺ] padanya bahwa ruh-ruh para makhluk yang bersatu dan bercerai laksana ruh-ruh yang tersusun apabila saling berhadapan dan saling berjumpa,

(※) dan yang demikian berdasarkan apa yang telah ditetapkan padanya dari kebahagian dan kesengsaraan, dan jasad-jasad yang padanya ada ruh-ruh akan saling berjumpa di dunia sehingga akan bersatu dan bercerai sesuai dengan apa yang telah ditetapkan padanya baik saling mengenal atau saling mengingkari,

(※) sehingga Anda dapat lihat jiwa yang derma lagi baik akan cinta kepada yang semisalnya dan akan condong kepadanya, sedangkan yang jahat akan berkawan dengan yang sejenis dan akan condong kepadanya serta akan menjauh dari setiap yang berlawanan dengannya.


▶️ Dan dinukilkan di dalam “Al-Fath” (juz 3, Hal: 199) dari al-Khaththabi bahwa beliau berkata:

(※) “Boleh jadi bermakna isyarat atas kesamaan dalam kebaikan dan kejelekan serta perbaikan dan kerusakan, dan bahwasanya manusia yang baik akan rindu kepada jenisnya sedangkan yang jelek semisal itu pula akan condong kepada yang sejenisnya,

(※) para ruh akan saling mengenal sehingga hinggap sesuai dengan tabiat yang telah diciptakan di atasnya dari kebaikan maupun kejelekan.


Ruh mereka telah berkumpul bersama, karena sadar diri dan menyadari akan Hadits Rasulullah bahwa : 
Sehingga ketika saatnya nanti butuh pertolongan, maka Al-qur'an akan menolong karena di dunia selalu dibaca. Dibaca saja Al-Qur'an akan memberi syafaat di Akherat apalagi jika dipahami serta diamalkan, Masya Allah.

Itulah mengapa mereka bersedia bersusah-susah dan berpayah-payah untuk belajar membaca Al-Qur'an. Bahkan mereka telah berikrar untuk tetap belajar dan terus belajar sampai ruh meninggalkan jasad mereka masing-masing.

Mereka bermain logika, Jika Al-Qur'an bisa memberi syafaat bagi pembacanya saat di Akherat kelak, maka syarat utama mendapatkan syafaat itu Harus bisa membaca Al-Qur'an !…

Itulah sebabnya mereka antusias belajar Membaca Al-qur'an dan memperbaiki bacaannya agar sesuai kaidah tajwid yang benar.

Jika ingin mendapat syafaat Al-Qur'an di Akherat kelak, maka kuncinya adalah Bisa membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid, kemudian rajin membacanya dan mentadaburinya.



Rabu, 22 September 2021

KMJ







Kamis, 30 Maret 2023

Suara Hati Sendal Jepit

Suara Hati Sandal Jepit
(Untukmu Para Pejabat dan Calon Pejabat)
Apakah sandal Jepit itu punya hati ?
Sandal jepit adalah perumpamaan, sebagaimana tempat dan fungsinya adalah di bawah untuk diingat kaki manusia dan mengamankan telapak kaki dari bahaya batu, duri, paku dan kotoran lainnya.

Sandal jepit adalah perumpamaan, alas kaki yang pasti tempatnya di bawah dan rela berjuang menahan beratnya beban manusia diatasnya yg menindih berapapun beratnya. Sandal jepit tak mampu berontak untuk tidak diinjak, karena memang tugasnya adalah memang di bawah, bahkan sandal jepit bangga saat si empunya yang punya kaki selamat dan bersih kakinya tanpa luka dan kotoran.

Sandal jepit adalah perumpamaan bagi mereka-mereka yang rela berjuang untuk menahan beban berat perjuangan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama.

Meskipun sampai tujuan itu tercapai, sandal jepit tetap sandal jepit yang tempatnya di bawah meski dia masuk hotel bintang lima, atau naik pesawat jet pribadi sekalipun, sandal jepit tetap di bawah dan diingat sebagai bagian dari perjuangan.

Meski sandal jepit memang tugasnya adalah diinjak dan mengamankan kaki serta terkadang harus terkena kotoran atau lumpur, tapi mereka juga punya hak untuk dibersihkan, dirawat dan ditempatkan di rak sandal yang sudah disediakan sebagai bentuk terima kasih si pemakai sandal jepit tersebut.

So, siapapun Anda yang saat ini berposisi sebagai sandal jepit dalam organisasi atau komunitas kebaikan, tetaplah menjadi bagian dari perjuangan bersama karena kontribusi sekecil apapun akan tetap menjadi nilai amal ibadah jika kita ikhlas dan ridho menjalankannya.

Kader Sandal Jepit

Jumat, 05 Agustus 2022

Memberi Tak Usah Berharap Kembali

       Ikhlasnya Sepeda Motor ini tulus

Memberi Tak Usah Berharap Kembali
[Sekelumit kisah para pegiat sosial]

"Keterlaluan, anak Tak tau diuntung" gumam Masono sambil membanting buku yang ada di tangannya. "Huh" ......

"Ada apa sih mas ? Kayaknya kesel amat sampe segitunya" Tanya Ajat sahabat dekat Masono yang sudah berjuang bersama lebih dari 20 tahun di Yayasan Anak Muda Berbagi.

"Ente masih inget kan Jat, sama si Rukhin binaan kita angkatan pertama ?" Tanya Masono balik ke sahabatnya itu.

"Ya iyalah pasti inget, itu kan angkatan pertama program beasiswa yang kita gulirkan dan lumayan sukses waktu itu" jawab Ajat yakin.

"Kemarin ane ketemu setelah hampir 10 tahun dia jadi alumni yayasan kita, sekarang sudah jadi orang dia" Masono melanjutkan ceritanya.

"Emang sebelumnya bukan orang ?" Canda Ajat untuk mencairkan suasana yang sedikit tegang.

"Bukan begitu, ente masih ingat kan, bagaimana si Rukhin dulu kita rekrut dari anak yang hampir putus sekolah, kita seleksi, kita biaya sekolahnya dari hasil kita mengajukan proposal, kencleng dan apapun kita lakukan demi dia bisa sekolah, sekarang sudah jadi orang lupa dia sama kita, ketemu saya boro-boro negur pak atau pek kek, ini mah enggak pura-pura nggak liat" Masono makin menjadi-jadi ceritanya, tampak kekesalan dalam raut wajahnya.

"Astaghfirullah, Masono jangan begitu, nggak baik mengungkit-ungkit sesuatu yang sudah kita berikan ke orang lain, istighfar mas Istighfar" Ajat berusaha menasihati Masono yang tampak kecewa dengan mantan binaannya itu.

"Saya belum bisa terima dengan perlakuan ini, masa dia lupa sekian tahun kita usahakan gimana agar dia bisa sekolah, tapi melupakan begitu saja" kesal Masono belum reda.

"Sudahlah saudaraku, hilangkan prasangka buruk itu, bisa jadi Rukhin nggak liat Masono saat ketemu atau mungkin dia lagi galau, lagi ada masalah jadi nggak fokus, ikhlas atuh ikhlas kayak perjuangan motor ente mengantarkan ente kemana-kemana, dia nggak pernah ngeluh tuh, ikhlas aja", Sambung Ajat terus berusaha meredakan amarah sahabatnya itu.

"Nggak mungkin lah kalau dia nggak liat ane, wong sering banget koq ketemu, emang lupa sama wajah ane" Masono terus membela diri dengan kenyataan yang ada.

"Ya sudah besok kalau ketemu lagi tegur saja langsung, disapa, pasti dia juga jawab sapaan Masono, sudahlah jangan begitu nanti pahala amal ente hilang gara-gara masalah sepele seperti ini, dari puluhan bahkan ratusan binaan kita, ya ada sajalah yang nyleneh anaknya, maklumi saja" kata Ajat terus menasihati sahabat seperjuangannya dengan penuh kesabaran.

Masono emang sedikit temperamen, sedangkan Ajat adalah sosok yang santun, sabar dan selalu mengayomi kepada siapapun termasuk sahabat-sahabatnya yang sama-sama berjuang di yayasan yang mereka rintis bersama.

"Coba lihat binaan kita yang lain, si Budi, Anwar, Joko, Agus, Putri, Santi dan masih banyak lagi yang mereka tetap ingat dengan yayasan kita, mereka kembali untuk memperhatikan adik-adik mereka di yayasan ini, ada yang jadi donatur tetap, ada yang sering kirim makanan, bahkan ada yang jadi pengurus  untuk melanjutkan perjuangan ini" kembali Ajat meneruskan nasehatnya.

"Doakan saja si Rukhin dapet hidayah, ya muqalibal qulub tsabit qalbi 'ala dinik wa 'ala thaa 'atik, Allah yang membolak balikan hati manusia, siapa tau Rukhin nanti jadi donatur terbesar yayasan yang kita rintis, kita nggak tau kan ?" pungkas Ajat.

"Astaghfirullahal 'adzim, ya Allah ampunilah hamba atas kekhilafan ini, hamba terlalu berharap sama manusia" tiba-tiba Masono istighfar mendengar nasihat Ajat, dia menyadari kesalahan berpikirnya, dia terlalu berharap bahwa seseorang yang telah ia bina selama ini bisa memberikan imbal balik terhadap yayasan.

"Okey deh Jat, mulai sekarang ane nggak akan peduli dengan respon balik dari siapapun yang kita bantu, mereka ingat syukur, nggak ingat ya nggak apa-apa, yang penting kita lakukan yang terbaik untuk membantu orang lain" Kata Masono yakin.

"Nah gitu dong, itu baru pejuang, jangan baperan kalau jadi Mujahid" Ajat mengakhiri percakapan itu dengan nasihat yang cukup menguatkan mental Masono.


The End.

KMJ


KEPADA GURU DI SELURUH DUNIA, BERBAHAGIALAH !

Pahlawan tanpa tanda jasa, itu sebutan yang sering kita dengar saat menyebut kata Guru. Padahal Guru jasanya banyak, kenapa di s...