BIM Berbagi

BIM Berbagi

Jumat, 12 Maret 2021

Tragedi Selepas Subuh, Alur rejeki yang Unik

      Foto Etalase yang Jatuh bersama Gerobak

Seperti biasa, pagi ini selepas Sholat Subuh saya mempersiapkan dagangan menjemput rejeki dari Allah, Nasi Uduk PLP (Pelipur Lapar Pagi) beserta pernak perniknya, lontong sayur plus Gorengan. Semua masakan istri yang mengolah sejak pukul 03.45 WIB, kecuali Nasi Uduk PLP nya, special Chef Mul yang masak.

Tepat pukul 06.30 semua perlengkapan menjemput rejeki pagi ini sudah siap, semua sudah di atas gerobak, tinggal dorong ke depan gerbang untuk di jajakan. Selalu terngiang di telinga sejak pagi, sambil masak, istri saya selalu bergumam, "Mudah-mudahan dagangan hari ini habis, dapat untung lumayan bisa buat bayar listrik" dia ucapkan berkali-kali karena jualan kemarin agak sepi.

Dengan semangat 45 saya dorong gerobak yang bermuatan penuh itu  dan tiba-tiba "Gubraaaaakkkk" .......spontan saya teriak "Allahu Akbar" ........ "Pyarrrrr ......pecah berantakan ..... Nasi uduk di termos tumpah sebagian, tatakan etalase dari kaca pecah jadi 3, piring berisi telur balado tumpah ruah, mangkok sambel pecah berkeping-keping, Teko berisi teh anget tumpah ke jalanan, gorengan terlempar  bersama tempatnya, etalase mini andalan jatuh di samping gerobak ......tempe orek tumplek blek tak bisa di selamatkan, sayur untuk lontong membanjiri etalase yang terkapar...... (Kerugian di taksir sekitar 300-400ribu). Cukup lumayan untuk ukuran pedagang kecil seperti kami.

Melihat kejadian itu 2 orang Satpam yang berdiri di gerbang yang berjarak 20 meter berlarian menuju ke tempat gerobak saya terguling, tiba-tiba ada sekitar 4-5 orang entah dari mana datangnya sudah berada di sekitar gerobak untuk membantu saya membereskan sisa dagangan yang hancur dan tak bisa di  jual lagi.

Saya hanya terdiam, berdiri bengong  geleng-geleng kepala dan menyesali apa yang sudah terjadi, "Astaghfirullah ....."  Perasaan dari pagi tak ada firasat apa-apa, semua berjalan baik-baik saja.

"Pak Mul buru-buru ya ?" Tanya pak Edy, tetangga depan pelanggan setia nasi uduk PLP yang ikut mbantuin mberesin sisa-sisa tragedi pagi ini.

"Iya pak .... Posisi miring tadi terus berat sebelah kayaknya" jawab saya masih belum percaya dengan apa yang sedang terjadi. 

Tak bisa membayangkan bagaimana perasaan istri melihat kondisi dagangannya, harapan rejekinya pagi ini hancur lebur. Hampir 3 jam dia persiapkan semuanya, berharap pagi ini Allah kasih tambahan rejeki sebagai ganti sepinya jualan kemarin.

Saat orang-orang sibuk membantu membereskan makanan yang berserakan, saya justru masuk ke rumah, membuka pintu dan dengan rasa bersalah, wajah memelas menatap wajah istri, "Nggak bisa jualan pagi ini mi ..." 

Rupanya istri saya sudah mengintip tragedi pagi ini lewat kaca jendela dapur, dan tampak jelas wajah murung penuh kekecewaan atas kecerobohan saya. Tanpa berkata apa-apa, dia langsung duduk selonjoran kaki dan termenung seolah mengatakan "Listrik nggak kebayar lagi hari ini".

"Ma'afin Abi " ...... 
Saya benar-benar serba salah dan sangat mengerti kekecewaan istri,  bagaimana capeknya dia, harus bangun pagi-pagi, memasak lauk-lauk dan gorengan,  dalam waktu 2-3 detik hancur semua karena kecerobohan dan ketidak hati-hatian saya.

Setelah Gerobak di angkat rame-rame dan kembali berdiri, saya membereskan sisa-sisa makanan yang terserak di jalanan. Satpam dan beberapa orang yang membantu sudah kembali ke tempat masing-masing kecuali pak Edy, tetangga depan rumah, seorang kontraktor yang selalu berempati kepada siapapun termasuk kepada saya pagi ini.

Spontan beliau (Pak Edy) malah membeli bakwan yang masih terselamatkan, "Saya beli bakwannya pak" .....

”udah ambil aja pak, saya nggak jadi jualan, udah ambil aja ..." Kata saya ke pak Edy

Tapi beliau malah ambil bakwan dan membayarnya dengan sejumlah uang, "Makasih banyak pak sudah membantu" ..... Juga kepada Bapak Satpam tak lupa saya sampaikan ucapan terima kasih.

Kesabaran saya pagi ini benar-benar di uji, ibarat nasi sudah menjadi bubur, tinggal di tambahin ayam, kasih kuwah yang lezat, kasih sambel, krupuk, dan jangan lupa daun bawang sama kacang kedelai kalau suka. Di nikmati untuk sarapan pagi cukup untuk mengganjal perut yang keroncongan. Begitupun kejadian pagi ini, sekalian membersihkan makanan yang berserakan, saya lanjutkan membersihkan dan merapikan teras rumah yang berantakan.

Saat beres-beres itulah keajaiban rejeki itu datang. Pak Edy sudah berdiri lagi di dekat gerobak nasi uduk, "lagi beres-beres pak Mul ?" Kata beliau.

"Iya pak, sekalian libur jualan mberesin teras nich" jawab saya penuh semangat kesedihan memikirkan perasaan istri yang kecewa berat yang bisa di baca dari gestur tubuhya (slonjoran kaki dan bengong).

"Pak, ini saya bantu sedikit buat modal besok" Pak Edy menyodorkan sejumlah uang untuk membantu kami.

"Nggak usah pak" jawab saya sambil terus melanjutkan pekerjaan bersih-bersih teras.

"Udah ambil aja, ini saya dapat rejeki, ada yang bayar kontrakan, lumayan nich pak Mul ambil aja"  setengah memaksa beliau mengulurkan tangan kanannya yang terselip uang ratusan dan limapuluhan beberapa lembar.

"Masya Allah pak Edy, terima kasih banyak nich, semoga rejeki pak Edy lancar berkah melimpah" 
Tak lupa do'a saya panjatkan untuk kebaikan pak Edy. 

"Aamiin, do'a yang sama untuk pak Mul' beliau pun berlalu ke rumahnya.

Selang 15 menit dua orang pengurus Masjid datang ke rumah. Dan menanyakan kondisi dagangan saya.

"Pak Mul, katanya gerobak ngguling tadi" kata pak Ngatiman bendahara masjid.

"Iya pak, posisi miring berat sebelah dan jatuh, jadi libur pagi ini saya" sedikit saya ceritakan kronologis kejadiannya tadi.

"Nanti malam ada acara di masjid, bisa pesan lontong sayur 50 porsi pak ?" timpal pak Aris, Sekretaris DKM.

" Ooo saya cek dulu ya pak, ada stock atau bisa pesan lontong nggak pagi ini, soalnya lontongnya saya pesan bukan bikin sendiri" jawab saya penuh harap pesanan ini bisa saya penuhi malam ini.

Alhamdulillah setelah di cek ke pasar lontong masih ada dan cukup untuk 50 porsi malam ini.

Suatu  cerita, kisah nyata alur rejeki yang unik sampai kepada keluarga kami selepas tragedi di pagi hari. Bersyukur kami di kerumuni oleh orang-orang baik, orang-orang Sholeh yang berempati dan punya kepedulian yang tinggi, semoga saya bisa meniru kebaikan mereka.

Salam Literasi
Latihan Menulis

Kang Mul Jozz

#Day5ChallengeRelikabTang





Kamis, 11 Maret 2021

Jatuh Cinta saat jumpa pertama

Di sinilah aku mengenalmu pertama kali. Saat kita jumpa dalam suasana yang syahdu dan penuh romantika, penuh cinta kasih, saling memberi, saling berbagi.

Demi menjawab rasa penasaranku saat itu, aku harus rela untuk berkorban waktu, tenaga dan tentu saja harta (uang) untuk lebih dekat kenal akan dirimu. Jarak antara kita yang cukup jauh, tak menyurutkanku mendatangimu, demi dahaga cinta di dadaku.

Sepulang kerja setengah hari yang kebetulan hari Sabtu, segera ku bergegas untuk menyiapkan segala keperluan untuk bertemu denganmu, seraya mengemasi perbekalanku, rasanya aku benar-benar jatuh cinta, ingin segera bertemu denganmu, bercengkrama dan bersama dalam balutan cinta.

Setibanya di Cimone, terminal kebanggaan orang Tangerang waktu itu, sudah menjelang Maghrib, segera kucari Mushola terdekat, 3 rakaat sudah tertunaikan namun entah khusyu' atau tidak karena kondisi Mushola yang sangat sempit di tambah suasana kebisingan terminal keluar masuk Mobil angkot dan bus kota.

Usai sholat Maghrib, bus Mayasaribakti Patas 45 menjadi incaranku untuk mengantarku menuju tempat kita bertemu. Bus ekonomi non AC kursi 2-3 yang menjadi andalan para karyawan yang tinggal di Tangerang tapi kantornya di Jakarta, seputaran Slipi, Senayan, Blok M dan sekitarnya. Ada lagi bus AC 34 jurusan Cimone-Blok M menjadi pilihan kedua bagi yang ingin sedikit merasakan kenyamanan di perjalanan, tentu harus merogoh kocek 2 sampai 3 kali lipat dibanding patas 45.

Menikmati perjalanan ba'da Maghrib selama kurang lebih 1,5 jam karena macet di tol Tomang merupakan pengalaman tak terlupakan, sepanjang perjalanan di kanan kiri tol di dominasi rumah-rumah penduduk warga Jakarta dan Tangerang, sesekali terlihat ada hamparan sawah yang masih bertahan diantara gedung-gedung pencakar langit yang menggusur sawah lainnya. Lahan makin sempit karena Jakarta makin padat, tentu pembangunan kota meluas ke pinggiran Tangerang. Banyak sawah yang tinggal kenangan.

Karena aku belum tau alamat tempat yang kutuju, saat kondektur menagih ongkos kusempatkan bertanya ke sang kondektur, "Bang, nanti lewat masjid Al-Azhar nggak ?"

"Oya lewat mas, mau turun di situ ?" tanya balik kondektur kepadaku.

"Iya Bang, tolong nanti kasih tau ya" jawabku sedikit lega, karena bis ternyata lewat tempat tujuanku.

Kerlap-kerlip lampu di kota mampu meghipnotis mataku terpejam untuk sesaat,  aku terlelap kelelahan. Entah seperti apa bentuk mukaku saat tertidur dengan muka menempel di kaca jendela bus itu.

"Al-Azhar Al-Azhar ....ayo siap siap" aku terbangun gelagepan mendengar triakan kondektur mengingatkan sesuai pesanku tadi.

"Alhamdulillah........ " Segera ku berdiri dan berjalan ke pintu keluar saat bis berhenti tepat di samping gerbang bertuliskan MASJID AL-AZHAR KEBAYORAN BARU.

"Makasih pak" ucapku untuk pak Kondektur dan sopir bus Patas 45 yang telah mengantarku sampai di tujuan.

Suasana Masjid sudah ramai, penuh para jama'ah yang begitu antusias menghadiri acara pada malam hari itu, acara yang membuatku penasaran, karena waktu itu di iklankan begitu masif di majalah langgananku, majalah Tarbawi, majalah yang membuatku mulai mengenal Islam lebih dalam.

Di iklan itu kira-kira begini disebutkan :
HADIRILAH !!!
MAlam Bina Iman dan Taqwa (MABIT)
Bersama KH. RAHMAT ABDULLAH
Sabtu malam Ahad, 4 November 2000
Sabtu pukul 19.30 s/d 06.00 WIB (Ahad)
Tempat Masjid Al-Azhar Kebayoran Baru
Agenda : Sholat Isya Berjama'ah
                 Tasmi Al-Qur'an
                 Tausyiah
                 Qiyamullail
                 Muhasabah
                 Sholat Subuh Berjama'ah
                 Al-Ma'tsurat

*)Terbuka untuk Umum Ikhwan dan akhwat se JABODETABEK.

Karena macet di jalan, aku ketinggalan sholat Isya berjama'ah, terdengar di pengeras suara, sang imam sudah membacakan dzikir setelah Sholat. 

Kubasuh muka kusutku karena tertidur di bus tadi. Wudhu dan bersegera bergabung dengan yang lain untuk ikut berjama'ah Sholat Isya rombongan berikutnya.

Suasana di luar masjid begitu ramai, di kanan kiri tangga yang posisinya jauh di bawah ruangan Sholat, terlihat banyak yang menggelar dagangan mulai dari baju Koko, gamis, peci, Al-Qur'an, buku-buku, majalah, dan tak ketinggalan kaset pita di jamannya, plus suara murrotal Al-Qur'an yang syahdu mendayu terdengar bersahutan dari tape recorder para pedagang, menambah suasana hati makin tak karuan, jantung berdetak kencang, dan akupun berbisik dalam hati  Mungkinkah aku jatuh cinta ?

21 tahun yang lalu, saat aku mengenalmu, saat awal aku mengenal apa itu ma'rifatullah, ma'rifaturrasul, ma'rifatul insan dan materi-materi lanjutan berikutnya, aku semakin merasa bodoh, merasa baru mengenal Islam padahal usiaku saat itu sudah 20 tahunan.

Malam Bina Iman dan Taqwa makin membuat aku jatuh cinta kepadamu, jatuh cinta saat jumpa pertama di masjid Agung Al-Azhar Kebayoran baru Jakarta Selatan. Jatuh cinta sampai saat ini dan semoga sampai akhir nanti, jatuh cinta dengan eratnya ukhuwah karena Allah Subhanahu wata'ala.

Sudah lama aku tak bertemu denganmu lagi, suasana penuh cinta kasih karena Allah, Tasmi Qur'an, Tausyiah, Qiyamullail, Muhasabah, dan kembali ke rumah dengan penuh semangat untuk memperbaiki diri, keluarga dan lingkungan sebisaku.

Rinduku padamu kapan kita MABIT lagi, semoga suasana syahdu itu bisa hadir kembali saat Ramadhan nanti.

Salam Literasi

Kang Mul Jozz

#Day4ChallengeRelikabTang












Rabu, 10 Maret 2021

Peristiwa Subuh


Waktu menunjukkan pukul 03.30 Bagian Barat Indonesia, aku terbangun dari lelapnya tidur malam yg dingin menusuk tulang. Masih enggan rasanya membuka mata ini, sayup terdengar suara rintik hujan yang makin cepat mengguyur bumi memecah kesunyian sepertiga malam ini.

Alarm berbunyi bersahutan dari dua HP yang berbeda, HP istriku ikut meramaikan suasana pagi ini. HPku di setting alarm bunyi dari jam 02.45, 03.05, 03.15 dan baru terdengar sayup-sayup antara sadar dan tidak pukul 03.30 berbarengan dengan turunnya hujan yang menambah keinginan untuk melanjutkan mimpi yang tertunda. 

"Huh, dasar syetan ....enyah kau dari telingaku !, Alhamdulillahilladzi ahyana ba'dama amatana wailaihinnusur"  sekuat tenaga kukumpulan energi untuk melawan kejamnya syetan membujukku untuk tidur kembali.

"Ya Allah beri hamba kekuatan untuk bangkit dan segera menghadap-Mu" dalam suasana batin yang hampir setiap hari aku rasakan setengah sadar antara bangun dan bersegera berwudhu atau tidur lagi memanjakan diri dan membuat bersorak para syetan.

Sering mendengar ceramah para Ustadz bahwa di sepertiga terakhir malam ini Allah selalu turun ke langit dunia, mendengarkan do'a dan rintihan hamba-hamba-Nya, mengabulkan siapapun yang meminta kepada-Nya. Dan bahkan mengangkat derajatnya para ahli Tahajud.

Namun peristiwa di Subuh hari sungguh benar-benar suatu pembuktian seberapa besarnya iman kita kepada Allah, seberapa seriusnya kita berupaya menggapai keutamaan ibadah di sepertiga malam berlanjut sampai subuh dan bahkan setelah Subuh.

Semoga Allah mengampuni dosa dan kesalahanku dan kita semua para pejuang subuh. Setiap bangun di pagi hari atau dini hari, harus selalu meluruskan niat, semoga bangunku pagi ini bukan hanya karena sekedar akan menyiapkan dagangan yang harus ku jajakan usai subuh nanti atau hanya untuk sekedar mengejar waktu masuk kerja dan menghindari macet jalanan kota.

Berharap bangunku pagi ini dan setiap pagi atau dini hari karena janji Allah yang pasti di tepati bahwa :
1. Setiap Muslim laki-laki atau perempuan yang mendawamkan sholat Tahajud maka akan di naikkan derajatnya beberapa tingkat dan kelak ada pintu special di surga untuknya. “Pada sebagian malam, laksanakanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat terpuji”. QS. Al-Isra’ : 79.

2. Dua rakaat sholat sunah Fajar lebih baik dari dunia dan seluruh isinya,” kata Nabi. Pahala sholat sunah Fajar sangat fenomenal. Nabi SAW memberi informasi, "Dua rakaat sholat sunah Fajar lebih baik dari dunia dan seluruh isinya.” (HR. Muslim)

3. Barang siapa yang salat isya berjamaah maka seolah-olah dia telah salat malam selama separuh malam. Dan barang siapa yang salat subuh berjamaah maka seolah-olah dia telah salat seluruh malamnya," HR. Muslim no. 656).

4. Dari Anas bin Malik RA dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang sholat Subuh berjamaah, kemudian dia duduk, dalam riwayat lain: dia menetap di masjid, untuk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit, kemudian dia sholat dua rakaat, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala haji dan umrah, sempurna sempurna sempurna.” (HR Tirmidzi).  Point ini yang cukup berat karena terbentur dengan aktifitas persiapan berangkat kerja atau berdagang, kecuali hari libur atau pas libur berdagang.


Allah Azza Wa Jalla memberikan begitu banyak bonus jika beribadah di sepertiga akhir malam sampai subuh dan terbit matahari, sayangnya kita belum bisa istiqomah melakukannya. 

Semua ini karena memang perjuangan untuk itu sungguh sangat berat di waktu yang krusial, kecuali bagi orang-orang Beriman yang Mukhlis. Maka berbahagialah bagi yang sudah mendawamkannya. 

Semoga kita menjadi hamba-hamba Allah yang bisa memperoleh kemenangan di waktu Subuh dan dini hari, sehingga pantas dan berhak mendapatkan janji Allah yang sungguh sangat luar biasa ini.

Salam Literasi

Kang Mul Jozz
(Dari Berbagai Sumber)





Menjual Diri


MENJUAL DIRI

“Pada dasarnya semua Manusia adalah seorang Penjual, apapun Profesinya”

Sepintas judul di atas berasumsi negatif. Mengingat selama ini di masyarakat kita, ketika berbicara menjual diri berarti melacur. Tetapi coba kita cermati lebih dalam dengan kalimat ini, bahwa menjual diri artinya menjual kemampuan diri kita untuk kemudian di bayar dengan nilai rupiah tertentu atau mendapat penghargaan tertentu.

Sebelum dipilihnya Uang sebagai alat tukar, jaman dahulu untuk mendapatkan barang atau produk harus melakukan tukar menukar barang atau lebih dikenal dengan istilah “Barter” dengan kesepakatan sesuai kebutuhan kedua belah pihak, contoh si A mempunyai beras dan butuh sarung untuk selimut, sementara si B mempunyai sarung dan butuh beras untuk makan, maka kedua belah pihak bisa melakukan barter dengan kesepakatan beras ditukar  dengan sarung.

Seiring perkembangan zaman, ilmu dan technologi, maka di cetaklah uang sebagai alat untuk pembayaran, baik untuk membeli barang atau sebagai alat pembayaran upah atau gaji. 

Zaman semakin berkembang, industri mulai bermunculan dimana-mana. Tenaga kerja mulai di butuhkan dan dihargai oleh pemilik perusahaan. Profesipun mulai mendapat pengakuan. Mulai dari Guru, Pengacara, Jaksa, Hakim, Pilot, Dokter, Artis, Atlet, dll. Bukan sekedar pengakuan tetapi tingkat penghargaan dan kesejahteraannya pun mulai di perhatikan dan diperhitungkan.

Dari sekian Profesi yang penulis sampaikan di atas seolah tak satupun yang melakukan transaksi penjualan. Benarkah ? Apakah hanya pedagang saja yang melakukan penjualan ?

Dan, kata menjual seolah-olah hanya di dominasi oleh para pedagang, Sales, Marketing, agen dan  calo. Sebagai contoh Pedagang bakso menjual bakso semangkuk Rp. 10.000,-, Penjual Sepatu menjual sepasang sepatu Rp. 150.000,-  dan seterusnya. Apakah benar menjual hanya dilakukan oleh para pedagang, sales dan marketing ? tentu saja tidak. 

Profesi yang lain seperti Pekerja/Karyawan, Guru, Pengacara, Jaksa, Dokter, dll sebenarnya secara tidak langsung melakukan transaksi penjualan. 

Mereka menjual kemampuan dan keahliannya kepada pihak lain untuk di bayar dengan sejumlah uang juga. 

Contoh Karyawan menjual tenaga dan keahliannya kepada perusahaan untuk di bayar/digaji sesuai dengan peraturan perusahaan atau kesepakatan kedua belah pihak, Guru menjual kemampuannya untuk mengajar kepada para siswa untuk di bayar dengan Gaji bulanan oleh pemerintah atau yayasan, Dokter menjual sistem pengobatan dan sekaligus obatnya kepada para pasien, Pengacara menjual pembelaannya kepada kliennya, dan seterusnya. 

Jadi pada dasarnya kita menjual kemampuan dan keahlian kita untuk mendapatkan bayaran tertentu. 

Nah, mengingat bahwa setiap kita adalah penjual, maka sudah semestinya kita menggali kemampuan, keahlian, kegemaran, hobby, dan semua yang berkaitan dengan potensi kita untuk digali dan dijual untuk mendapatkan penghasilan, baik penghasilan utama atau penghasilan kedua, ketiga atau keempat. 

Seharusnya setiap kita tidak membatasi diri dengan hanya menjual kemampuan tenaga kita untuk di bayar dengan sejumlah uang tertentu di perusahaan atau instansi tempat bekerja saja. Sangat di sayangkan ketika keahlian kita yang lain dibiarkan terkubur dalam-dalam begitu saja,  sementara Alloh SWT memberikan keahlian itu untuk dipergunakan semaksimal mungkin untuk kemaslahatan diri kita, keluarga dan masyarakat.

Jika di cermati dan bahkan disurvey, sebagian dari kita saat ini mempunyai pekerjaan atau profesi yang tidak sesuai dengan cita-cita, latar belakang pendidikan dan bahkan potensi atau keahlian yang dimiliki sebelumnya. 

Sebagian mungkin terpaksa menjadi dan menjalani pekerjaannya karena perjalanan hidup yang terus mengalir dan akhirnya harus memilih kondisi ini karena sebuah kebutuhan yang harus di penuhi meskipun terkadang tidak sesuai dengan keinginan, kenyamanan kerja atau bahkan tidak sesuai dengan hati nurani.

Saat ini mulai marak entrepreneur-enterpreneur muda yang sukses. Mereka mengawali usahanya saat mereka masih menjabat sebagai seorang karyawan, PNS atau pegawai lainnya. Biasanya usahanya dirintis karena gajinya atau honornya tidak mencukupi untuk kebutuhan hidupnya. 

Pada awalnya hanya sebagai penghasilan tambahan saja, seiring dengan kemajuan usahanya bahkan akhirnya mereka harus memilih untuk tetap bekerja dengan melakukan usaha sampingan atau memutuskan untuk resign dari pekerjaan dan full time di usahanya. 

Situasi inilah hal tersulit untuk menentukan pilihan, mengingat jika sebagai karyawan atau pegawai mempunyai gaji tetap dan jelas penghasilan perbulannya, sementara jika memilih full time usaha meski kadang mendapat penghasilan yang besar dan tak terduga, suatu saat harus bersiap dengan berkurangnya penghasilan karena menurunnya omset dan faktor –faktor lainnya.

Berani saja tidak cukup, karena berani juga butuh perhitungan. Tetapi terlalu banyak pertimbangan juga membuat kita tidak berani melangkah kemana-mana. 

Sementara mereka yang siap dan berani nyemplung di samudera rejeki dengan perhitungan tentunya, maka  Alloh SWT sudah siapkan rejeki itu  ada dimana-mana. Tinggal bagaimana kita menggali dan mengeluarkan seluruh kemampuan, keahlian dan potensi kita untuk menjemput rejeki itu.

Masih ingatkah anda dengan testimony seorang remaja yang terbawa arus banjir karena menolong menyebrangkan sepeda motor dan akhirnya harus terbawa arus banjir beberapa waktu lalu ? (saat itu sering di tayangkan disalah satu Stasiun Televisi Nasional).b

Bahkan saat di wawancara dengan pertanyaan, 

“ Apakah Anda bisa berenang ?” …….

Spontan dia menjawab : “Tidak bisa!” 

Wartawan kembali bertanya, ” Lalu apa yang bisa membuat Anda bisa selamat ?"

Dengan lugu dia menjawab : “ Saat saya tenggelam, yang terpikir di benak saya hanya terus bergerak dan muncul ke permukaan air agar tetap hidup, dan akhirnya ada teman saya yang melemparkan kayu untuk pegangan saya” 

(#Kejadian Nyata saat terjadi banjir bandang di Bekasi#)

Sekelumit kisah nyata diatas mungkin bisa kita jadikan renungan, bahwa selama kita terus bergerak, berusaha maksimal dengan kemampuan, keahlian dan potensi yang kita miliki serta senjata Do’a tentunya, Insya Alloh kita tidak akan tenggelam dalam arus samudera kehidupan ini. 

Karena  dengan pergerakan kita, Alloh SWT dan orang-orang di sekitar kita akan melihat pergerakan itu dan kayu penolong itupun akan datang menghampiri kita, karena sehebat apapun diri kita, Pasti kita memerlukan orang lain dalam setiap aktifitas dan usaha kita.

Penulis tidak bermaksud untuk memberikan arahan agar Anda keluar dari pekerjaan dan memulai usaha baru, tidak sama sekali, itu namanya bunuh diri. 

Tetapi penulis mengajak untuk sama-sama kita menggali potensi apa yang ada dalam diri kita dan bisa kita jual untuk mendapatkan penghasilan meskipun Anda masih bekerja. Contoh sederhana, teman saya seorang Guru dan kebetulan istrinya juga seorang guru, di rumahnya membuka bimbel dan les privat waktunya sore sampai malam sepulang beliau mengajar di sekolah. 

Awalnya hanya di rumahnya saja, kemudian sewa rumah di sebelahnya khusus untuk kegiatan bimbel dan privat, Alhamdulillah saat ini rumah tersebut sudah di belinya dan bimbelnya semakin maju.

Belajar berenang tidak bisa hanya dilakukan di dalam kelas, meskipun yang mengajar seorang pelatih nasional sekalipun, kalau tidak praktek ke kolam atau ke sungai, sampai kapanpun tidak akan bisa berenang. 

Cara paling efektif dan cepat adalah datang ke kolam renang ajak pembimbing atau pemandu yang bisa mengarahkan cara berenang, nyemplung ke kolam dan bergerak untuk tidak tenggelam. 

Begitu juga bisnis, tidak bisa hanya dengan teori dan perhitungan-perhitungan matematika, tetapi harus terjun langsung memulai usaha tersebut, tentunya dengan bimbingan orang yang sudah lebih dulu terjun ke dunia usaha tersebut dan berhasil. 

Jangan mudah tergiur dengan janji-jani investasi yang untung besar cepat dan mudah, karena semua orang sukses dan orang besar di dunia ini sebelumnya telah melalui berbagai macam cobaan, ujian, kesakitan, kemiskinan, kebangkrutan dan kesulitan lainnya yang membuat mereka bangkit bergerak dengan seluruh daya upaya dan potensi dalam diri mereka untuk keluar dari kesulitan tersebut dan akhirnya berhasil dan sukses, semua melalui proses yang panjang.

Selamat menjual diri untuk menjemput rejeki ! 

Kang Mul Jozz

#Day2ChallengeReliKabTang






Rabu, 10 Februari 2021

DARAH MUDA

          Foto usai pengajian dengan anak-anak

Malam ini, serasa jiwa muda saya kembali membara, ya membara untuk mendampingi mereka mencapai cita-cita dan harapan mereka demi masa depan yang sukses gemilang sesuai dengan impian mereka masing-masing.

Duduk bersama anak-anak muda yang bersemangat belajar Tahsin (Perbaikan baca Al-Qur'an sesuai kaidah tajwid yang benar) dan di tambah lagi mendengar apa yang mereka utarakan mengenai cita-cita dan harapan mereka, ingin rasanya mendampingi mereka sampai ke puncak cita-cita mereka.

Sebut saja si Sulung yang bercita-cita menjadi Guru Bahasa Inggris, Ryan menjadi Pengusaha, Zaki jadi Wartawan, Syahrial menjadi Profesor di bidang Elektro dan robotik serta Fahri yang ingin manjadi Tentara.

Di jaman yang serba canggih sekaligus serba bebas ini, rasanya bahagia melihat anak-anak muda yang  begitu semangat dan antusias mengaji, memperbaiki bacaan Qur'an mereka sekaligus menyampaikan nilai-nilai kebaikan yang terkandung dalam Al-Qur'an dan hadits Rasulullah.

Di tengah hingar bingar dan keseruan anak-anak muda di luar sana main game online atau kongkow  bersama gank mereka, anak-anak muda ini rela meluangkan waktu 2 jam sekali pertemuan untuk belajar memperbaiki bacaan Al-Qur'an mereka sekaligus mengkaji isi kandungan dalam Al-Qur'an.

Bahkan ada salah satu yang punya tekad bisa menjadi Hafidz Qur'an, Masya Allah.

Darah yang mengalir di tubuh mereka sama dengan darah yang mengalir di kebanyakan anak muda pada umumnya, darah muda yang selalu bergejolak ingin tahu segala sesuatu, ingin selalu menang dalam setiap kesempatan dan emosi yang masih labil karena dalam proses pencarian jati diri. 

Beruntungnya mereka mampu meredamnya dalam suatu sikap dan tindakan dengan penuh kesadaran bahwa darah muda dan semangat yang membara ini harus di salurkan ke tempat yang tepat dan benar, dan mereka telah melakukannya dengan penuh kesadaran.

Salam Literasi
KMJ

#pksmudapanongan


Kamis, 21 Januari 2021

MAMPIR NGOMBE ?



Saat ini usiaku sudah menginjak di halaman 44 tahun. Usia yang katanya memasuki masa dewasa fase kedua setelah fase yg pertama di usia 25 tahun.

Entah berapa tahun lagi jatah hidupku di dunia ini, karena itu rahasia yang tak mungkin kita mampu mengungkapnya. Meski aku berharap usiaku bisa seperti Rasulullah mencapai 63 tahun, namun tak satupun manusia tau berapa tahun jatah kontraknya di dunia yang ternyata hanya sebentar ini.

Orang Jawa mengibaratkan "Mampir Ngombe"  yang artinya "Singgah minum", filosofi dari mampir Ngombe adalah bahwa hidup kita di dunia ini sangat sebentar, mestinya kita selalu bersiap siaga untuk mengumpulkan bekal di kehidupan yang kekal abadi di Akherat kelak.

Jika keberadaan kita di dunia yang hanya mampir Ngombe  ini adalah upaya untuk mengumpulkan bekal di kehidupan yang kekal abadi nanti, mestinya tak ada waktu untuk berleha-leha atau bersenang-senang. Setiap detik yang Allah Azza wa Jalla berikan sudah seharusnya kita gunakan untuk mengumpulkan bekal tersebut.

Dalam upaya pengumpulan bekal tersebut, tentu kita harus faham dulu, harus benar-benar tau bekal apa yang mesti kita bawa nanti. Jangan sampai sudah capek-capek  kita mengumpulkan bekal yang menurut kita sudah benar, ternyata di sana nanti tidak terpakai. Bekal yang menurut kita sudah banyak ternyata bekal-bekal itu tidak di terima di negri Akherat kelak.

Lalu, Bekal apa yang mesti kita bawa agar nanti bisa menolong kita, menyelamatkan kita dan membuat kita nyaman dan bahagia di alam sana ?

Kita harus faham dulu siapa pemilik negri Akherat itu ? 

Karena semua pasti mengatakan bahwa pemilik negri Akherat adalah Tuhan, yang di pahami berbeda oleh masing-masing agama. Maka jika salah memahami arti Ketuhanan, bisa di pastikan salah juga kita membawa bekal untuk Akherat kelak.

Dalam Islam jelas "Maaliki yaumiddin" yang artinya "Yang menguasai hari pembalasan" siapa yang menguasai hari pembalasan itu ?
Dia lah Dzat yang menciptakan langit dan bumi dan dunia serta isinya dan seluruh Alam Jagat raya ini.

Ketika kita sudah memahami arti Ketuhanan yang sesungguhnya, maka mestinya Iman kita tunduk dan patuh terhadap apa yang di perintahkan-Nya tanpa tawar menawar. Meninggalkan apa yang di larangnya tanpa kompromi.

Namun terkadang nafsu kita telah menjerumuskan kita ke lembah kehinaan dg sadar atau tanpa sadar (karena sadarnya di kemudian hari), kita berada di kubangan dosa dan maksiat.

Beruntungnya Allah Subhanahu wata'ala mempunyai ampunan yang maha luas melebihi luasnya dosa dan kesalahan seluruh manusia. Rahmat-Nya mampu mengangkat semua manusia dari jurang kehinaan menuju istana kemuliaan. Sayangnya itu hanya yang DIA kehendaki.

Kita berharap-harap cemas mengharap Rahmat dan ampunan-Nya. Kita mesti membuat DIA ridho dengan ketaatan dan ketundukan kita kepada-Nya. Bahkan bekal kitapun belum mampu membuat kita bahagia di Akherat kelak tanpa Rahmat dan ampunan-Nya.

Renunganku terhenti saat upaya mengumpulkan bekal itu harus aku luruskan kembali, Aqidahku harus dikuatkan lagi, Akhlaqku harus di perindah lagi, amalku harus di standarkan lagi sesuai tuntunan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam.

Semoga upaya pengumpulan bekal untuk persiapan di negri yang kekal abadi ini selalu dalam bimbingan dan kasih sayang Ilahi Rabbi. Saat melenceng di luruskan, saat lurus di tingkatkan.

Ternyata "Mampir Ngombe"  itu benar-benar hanya sebentar.

Kang Mul Jozz

Kamis, 24 Desember 2020

DUITNYA DI DEPAN MATA

 


Tahukah Anda jika pedagang keliling yang kita jumpai setiap hari bahkan setiap sekian jam lewat di depan rumah atau kontrakan kita itu berpenghasilan minimal Rp. 100.000,-s/d Rp. 300.000,- bersih perhari dan bahkan bisa lebih lho !

Dan Jika Anda berminat menjadi pedagang keliling saya sarankan, jangan mau seumur hidup jadi pedagang keliling, TAPI jadilah bosnya para pedagang keliling. Caranya ?

Sekedar share saja dan mudah-mudahan  ada yang terinspirasi dengan beberapa kisah berikut ini :

KISAH PERTAMA :

Saya setiap hari berdagang bakso keliling  pake sepeda motor yang saya namakan TORGASO motor niaGA bakSO di Perumahan Gardenia 1 Citra Raya ( Silahkan Cek kesana jam 15.00 s/d 21.00 ) saya ada di dalam komplek perumahan itu.

Di situ saya ketemu dengan lebih dari 15 pedagang keliling ( Pedagang Gorengan, Siomay, Kue Puthu, Roti Sari roti, Roti Ayu, Roti inti Bakery, Bakso malang Cak Nur, Bakso Malang Mitra, Bakso Malang 3 jaya, Bakso Malang Amanah, Bakso Cuanki Bandung, Tokoyaki, Es krim Monas, Martabak Mini, Seblak Bandung, Tahu Bulat, Jasa penjahit vermak, dll ), termasuk Bakso SOPO NYONO Kang Mul Jozz punya saya dan pedagangnya juga saya sendiri ….hehehe.

Hampir semua pedagang-pedagang tersebut sudah saya kenal baik dan biasa ngobrol-ngobrol santai sambil menunggu pembeli datang. Ternyata hampir semua beromset Rp. 400.000,- s/d Rp. 600.00,- perhari, dengan modal belanja berkisar antara Rp. 200.000,- s/d Rp. 300.000,- setiap harinya. Dan silahkan hitung sendiri berapa untungnya !

KISAH KEDUA :

Ada 3 pedagang yang menarik perhatian saya :

1.       Pedagang Somay Baraya,

2.       Pedagang Bakso Malang Mitra, dan

3.       Pedagang Bakso Malang Cak Nur.

1 pedagang somay Baraya cukup dekat dengan saya karena hampir tiap hari barter  Somay – Bakso, 2 pedagang bakso Malang Mitra dan Cak Nur sering bertegur sapa dengan saya, meski kedua pedagang Bakso Malang tersebut masuk dalam kategori competitor mengingat sama-sama menjual Bakso, tapi hubungan kami cukup baik karena punya pelanggan masing-masing.

Yang menarik buat saya, ketiga pedagang tersebut bukan menjual dagangan mereka sendiri, artinya mereka adalah karyawan atau anak buah bos-bos mereka dengan perhitungan profit sharing yang berbeda-beda :

1.       Somay, 70% buat penjual, 30% buat bos,

2.       Bakso Malang Mitra, 20% dri omset buat Penjual,

3.       Bakso Malang Cak Nur, di hitung perbiji. Misal : dari Bos 800/bakso di jual 1000/bakso, dst

Dan yang menarik buat saya untuk di tiru adalah bos mereka, bukan penjualnya. Bos Somay  punya 5 grobak dan 5 penjual, Bos Bakso Malang Mitra belum tahu punya berapa anak buah, sementara Bos Bakso Malang cak Nur punya 2 kios Bakso malang di Bitung dan Cikupa serta 8 grobak dorong dan 8 penjual tentunya.

Secara hitung-hitungan matematika bisa kita catat sendiri berapa penghasilan si Bos-bos ini, dengan mengacu pada perhitungan omset dan profit sharing mereka masing-masing.

Usaha ini kelihatannya sepele, tetapi jika mau di tekuni bukan tidak mungkin penghasilan pedagang-pedagang keliling yang notabene hanya penjual alias anak buah bisa berpenghasilan mengalahkan UMR saat ini, dan Bos-Bos mereka juga berpenghasilan yang setara dengan para manager dan bahkan direktur di Perusahaan-perusahaan, yang membedakan mungkin cara kerja dan gaya hidupnya.

Anda dan saya yang sudah menggeluti usaha konvensional atau yang mau terjun ke usaha konvensional tinggal pilih, hanya mau jadi penjualnya saja, atau berproses dan menetapkan Visi untuk menjadi Bos bagi para pedagang, Tapi tentunya prosesnya tidak semudah hitung-hitungan di atas. Rasa malu harus di buang jauh-jauh dari perasaan kita saat menjajakan dagangan kita, kodrat sebagai seorang pedagang harus di terima saat proses hariannya seperti :

1.       Omset pasti naik turun, tak mungkin sama perharinya, dan itu harus di sadari sebagai seorang pedagang.

2.       Harus sabar menghadapi para konsumen dan pelanggan yang berbeda-beda karakter dan keinginan.

3.       Siap bekerja dengan waktu yang lebih panjang dibanding dengan karyawan yang rata-rata 8 jam perhari.

4.       Buang jauh-jauh rasa malu saat berjualan dan bertemu dengan rekan-rekan lama, bahkan mungkin merekapun nggak berani jualan karena malu. Anda sudah punya nilai plus dalam hal ini.

Jangan pernah berpikir dan jangan pernah mau hanya jadi pedagang keliling sendirian, tapi lahirkan pedagang-pedagang baru yang menjadi karyawan kita.

“SESEORANG YANG BERPENGALAMAN BERTAHUN-TAHUN

DALAM BIDANG TERTENTU, AKAN BISA DI KALAHKAN OLEH

ORANG YANG PUNYA SEDIKIT PENGALAMAN DI BIDANG TERTENTU TERSEBUT

 TAPI PUNYA KREATIFITAS YANG TINGGI”

 

Tulisan Lama saya saat pernah berdagang bakso keliling komplek yang di publikasikan kembali.

#Day26desAISEIWritingChallenge

Hanya 100 Ribu Harga Suaramu di Pemilu

PEMILU Si Pembuat Pilu Tahun 2024 Indonesia menggelar Pemilu Pilpres dan Pileg. Ada yang menarik untuk dibahas dan dianalisis, yaitu fenomen...