BIM Berbagi

BIM Berbagi

Jumat, 30 Oktober 2020

MENULIS MERUBAHKU


Bersyukur, itu ungkapan pertama yang harus saya utarakan saat perubahan itu datang. Perubahan yang benar-benar telah membuat kebiasaan saya yang tidak produktif, berubah 180° menjadi lebih produktif.

Semua itu berawal dari saran Pak Ridwan Nurhadi di WAG BIM Berbagi. Kami di sarankan untuk ikut pelatihan menulis yang di adakan oleh Om Jay (Bpk. Wijaya Kusumah, seorang Trainer dan Blogger Nasional). Saya mencoba untuk gabung meskipun awalnya masih setengah hati, "iseng-iseng berhadiah lah" Pikir saya.

Saya tidak intens mengikuti pelatihan itu karena beberapa kesibukan, semua materi sudah masuk ke WAG group pelatihan, saya masih membiarkan begitu saja, baca-baca hanya sepintas.

Momentum itu muncul saat mengikuti Webinar Prof. Eko dan kemudian bergabung dengan komunitas AISEI, yang di haruskan menulis setiap hari 100 kata sampai 30 hari.

Tak terasa, saya terbius oleh challenge itu, setiap hari saya sempatkan untuk menulis sesuai challenge tersebut sesibuk apapun, menarik atau tidak tulisan saya itu nggak begitu penting, intinya saya menulis untuk menyelesaikan challenge itu dan konsisten sampai selesai.

Ternyata challenge itu telah merubah kebiasaan saya yang tidak produktif sebelumnya seperti :
- Bikin status nggak penting di FB
- Berselancar di FB dan mengomentari hal-hal yang tidak penting
- Bersenda gurau yang berlebihan di WAG
- Dan hal-hal lain yang saya rasa membuang waktu

Tetapi selama ini, saya tidak bisa merubah kebiasaan-kebiasaan itu, padahal saya sadar kalau hal itu kontra produktif.

Setelah mulai belajar menulis dengan bimbingan para senior dan pakar-pakar di bidang penulisan, Alhamdulillah saya berubah 180 ° menjadi lebih produktif, dan saya sangat bersyukur dengan perubahan ini.


Salam Literasi - salam perubahan

#Day25AISEIWritingChallenge







MEMBANGUN KEDEKATAN DENGAN ANAK



Mungkin banyak ilmu dan teori Psikologi bagaimana cara membangun kedekatan dengan anak-anak kita. Tapi saya awam soal ilmu itu.

Buat saya sederhana, kebersamaan dengan mereka adalah sesuatu yang harus di nikmati bersama, senang, susah, marah, berantem, rewel, terkadang nurut, terkadang susah di mintain tolong, terkadang nyebelin . Tapi lebih banyak bahagianya bersama dengan mereka.

Kegiatan-kegiatan bersama mesti kita biasakan sejak mereka masih bayi, memandikan sampai makein baju, nyiapin makan, dan lain-lain, harus di nikmati bersama. 

Saat remaja harus di kawal dengan pendekatan dunia remaja jaman now (sekarang), bukan remaja jaman kita dulu, nggak nyambung, karena sekarang jamannya internet,  sementara jaman kita dulu jaman film Flash Gordon, Jaman film Barry Prima , dan sekarang jamannya K-Pop Korea ....hehehe.

Jika kedekatan itu di biasakan sejak kecil dengan kegiatan-kegiatan yang sederhana, maka saat mereka remaja dan bahkan dewasa dg sendirinya mereka akan dekat dengan kita.

Semoga belum terlambat.

#Day23AISEIWritingChallenge

Rabu, 28 Oktober 2020

SEPERTIGA AKHIR MALAM


Saat Allah Tuhan semesta alam turun ke langit dunia di sepertiga terakhir malam, aku sedang dimana ?

Apakah aku sedang tidur mendengkur tanpa do'a sebelum tidur ?

Ataukah sedang begadang menyaksikan final piala Champions ?

Ataukah sedang berbuat maksiat yang terselubung dan tanpa malu di hadapan-NYA ?

Ataukah sedang sibuk dengan urusan dunia di pasar, di warung atau di angkringan yang buka 24 jam (nonstop) ?

Atau sedang duduk bersimpuh membawa semua salah dan dosa untuk di mintakan ampun kepada-Nya, 
Memohon dengan penuh iba dan rasa cinta yang mendalam kepada-Nya, 
Memohon untuk di jauhkan dari segala wabah dan mara bahaya,
Memohon agar seluruh keluarga hidup bahagia dunia dan akherat,

Karena Dia telah berjanji :"Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan" (Firman-Nya).

#Day23AISEIWritingChallenge



AFIRMASI



Afirmasi, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti Penetapan yang positif, penegasan, peneguhan.

Sedangkan  Afirmasi di dunia training motivasi adalah suatu cara untuk memberikan instruksi yang bersifat kontinyu untuk pikiran bawah sadar untuk dapat memancing atau menciptakan sebuah keyakinan.

Pertengahan tahun 2006 saya sudah bercita-cita menulis buku tentang wirausaha, meskipun waktu itu saya masih sebagai pekerja pabrik. Keinginan saya ini begitu kuat, sehingga komputer yang ada di rumah saya manfaatkan dengan semaksimal mungkin untuk mulai menulis buku.

Tidak punya pengalaman sama sekali bagaimana menulis buku, tidak punya guru atau pembimbing bagaimana cara menulis buku, apa saja syarat-syaratnya jika di kirim ke penerbit, biayanya berapa dan semua hal yang terkait tentang penulisan buku benar-benar tidak tau sama sekali.

Tapi, keinginan saya begitu kuat, akhirnya saya tetap memulai menulis buku mini, di ketik sendiri, di print sendiri, di jilid sendiri dan di baca sendiri.

Kemudian buku itu saya simpan, dengan harapan suatu saat bisa diterbitkan, jika ada waktu dan kesempatan.

14 tahun  sudah buku itu saya simpan dengan rapi, bahkan istri sayapun nggak tau kalau saya menyimpan buku kecil itu, seperti menyimpan sebuah rahasia besar dalam hidup saya. 

Suatu hari Pak Ridwan Nurhadi nge-share info tentang pelatihan menulis, tanpa pikir panjang saya mencoba menghubungi penyelenggaranya dan ternyata Bpk. Wijaya Kusumah yg akrab di panggil Om Jay, yang ternyata seorang Guru dan Blogger Nasional yang secara serius memberikan pelatihan-pelatihan menulis baik offline maupun online.

Tidak berhenti sampai di sini, saya di ajak juga sama pak Ridwan ikut Webinar dengan pembicara Prof. Richardus Eko Indrajit, rektor Universitas Pradita yang memberikan paparan tentang Bagaimana suka dukanya menjadi seorang penulis.

Di situ juga saya jadi tau Bu Aam, yang begitu bersemangat, Bunda Kanjeng yang inspiratif, Mbak Dea sang moderator, Pak D Susanto yang sanguin, Pak Indra, Pak Toad Isbani, Bu Diah, Bu Handayani, Bu Kade, Pak Bryan, Bapak dan ibu Guru dan juga yang bukan Guru seperti Pak Ilham, pak Fathur dan semua yang tergabung dalam komunitas AISEI, yang sampai saat tulisan ini Anda baca, saya belum tau siapa nama admin WAG AISEI ....hehehe ..... (kenalan dong).

Afirmasi itu makin kuat saat pasca webinar, semua peserta diberikan challenge, Menulis setiap hari minimal 100 kata selama 30 hari, dengan bantuan foto yang ada di handphone masing-masing dan menulis apa saja tentang foto itu.

Tulisan ini adalah challenge hari ke 22, dan Alhamdulillah saya bisa ikuti setiap hari, dan saya akan selesaikan sampai hari ke 30 nanti, insya Allah.

Selain itu ada ajakan untuk mencetak buku antologi yang di prakarsai oleh Bunda Kanjeng dan pak Bryan, tanpa pikir panjang saya ikut serta ajakan itu, meskipun dengan rasa ragu, 
"naskah saya diterima nggak ya ?"
"Tulisan saya menarik di baca nggak ya?"
Segudang pertanyaan dalam hati yang tak perlu di jawab, tapi cukup action saja. Toh para pakar dan senior yang saya sebutkan di atas memberikan semangat terus buat saya. Jadi semangat terus sampai buku terbit.

Eits, sudah berapa kata nich ?
Udahan dulu buat besok lagi nulisnya, masih 8 hari lagi challenge nya......hehehe ....

Afirmasi 14 tahun yang lalu (2006), ada jalan sekarang (2020), atas ijin Allah Azza wa Jalla semoga segera pecah telur buku pertama saya dan teman-teman yang belum pecah telur bukunya.

Amazing kekuatan afirmasi

#Day22AISEIWritingChallenge





Senin, 26 Oktober 2020

PADASAN MENCEGAH PENULARAN VIRUS CORONA


Padasan adalah sejenis gentong air yang biasa di letakkan di depan rumah, atau sudut rumah bagian luar yang diisi air dan fungsinya untuk mencuci kaki dan tangan sebelum masuk rumah.

Di tradisi Jawa diyakini bahwa setelah bepergian, orang pulang membawa sesuatu yang negatif dan tak terlihat yang biasa di sebut sawan,  untuk itu, sebelum masuk rumah harus mencuci kaki dan tangan untuk menghilangkan sawan tersebut, dan tradisi ini sudah turun-temurun dari nenek moyang sampai saat ini, namun tidak semua orang Jawa mengikuti tradisi ini.  

Di kalangan kyai dan santri padasan yang sebelumnya disiapkan gayung untuk mengambil air dari dalam padasan tersebut, dirubah sedikit dan diberikan lubang dibagian bawah untuk mempermudah keluarnya air untuk berwudhu.

Belakangan sejak ada wabah cobid 19, di seluruh Indonesia di himbau untuk memakai masker, menjaga jarak dan sering-sering mencuci tangan, khususnya sebelum masuk rumah atau bertamu.

Semua ramai-ramai menyiapkan air kran di luar rumah berikut sabun cuci tangan untuk mencegah penularan virus Corona.

Ternyata tradisi yang sudah berjalan ratusan tahun silam itu tetap relevan di pakai saat ini, apalagi saat terjadinya wabah virus covid 19 seperti sekarang ini.

Ternyata sawan yang dimaksud waktu itu adalah virus. Jadi jangan lupa meskipun nanti wabah Corona ini berlalu, tetap lakukan cuci tangan dan cuci kaki sebelum masuk rumah setelah bepergian. Karena sawan atau virus yang lain tetap ada berkeliaran di sekitar kita.

Salam Literasi

Day21AISEIWritingChallenge

Minggu, 25 Oktober 2020

YANG JAUH TERASA DEKAT, YANG DEKAT JADI MENJAUH



Fenomena sosial yang terjadi 15 tahun terakhir ini, dengan maraknya penggunaan Gadget dari semua kalangan baik Balita, Anak usia SD, SMP, SMA, Mahasiswa dan Dewasa (termasuk orangtua), telah menggeser budaya, gaya bergaul dan kebiasaan yang sudah terjadi Puluhan tahun selama ini.

Dulu, sebelum ada gadget, saat ada acara keluarga, arisan, undangan, reunian dan acara-acara bersama lainnya, semua yang hadir larut dalam perbincangan dan obrolan-obrolan asyik temu kangen, mengulang cerita-cerita lucu dan gokil masa lalu. 

Orang tua ngobrol sama orang tua, remaja sama remaja dan anak-anak bermain bersama, ada yang main tanah, main mobil-mobilan, tembak-tembakan dan permainan seru lainnya, dan ini berlangsung sepanjang pertemuan, Jika di rekam dan di buat video kegiatan tanpa di edit, maka keseruan dan kebersamaan itu benar-benar terasa indah dan natural. 

Namun, saat mulai marak Gadget di semua kalangan, maka budaya berkumpul seperti itu sudah jarang di temukan lagi. Kalaupun ada cerita, permainan atau acara lainnya, hanya berlangsung di awal saja, berikutnya semua sibuk dengan Gadget masing-masing.

Ada yang buka WA, sembari jemarinya berselancar membalas WA itu sambil senyum-senyum sendiri, padahal depan mata ada orang yang juga sedang baca WA group di Gadgetnya dengan mata terbelalak, sambil berucap "Inna lillahi wa Ina ilaihi raaji'uun".......Daan, tiba-tiba seluruh hadirin terfokus padanya serentak pada bertanya :"Siapa yang meninggal ?"

"Itu tetangga saya, burung kesangannya mati gara-gara di jemur seharian lupa nggak di angkat" katanya ......

Yang lain langsung bilang "Oooooo" dan kembali melanjutkan berselancar dengan gadgetnya masing-masing.

Kalau pedagang, untuk memanggil calon pembeli dengan berteriak "ayooo ayooo ayoooo, yang jauh mendekat, yang dekat merapat"

Tapi kalau sekarang, saat acara-acara berkumpul seperti di atas yang jauh terasa dekat, yang dekat jadi menjauh, semua gara-gara gadget.

Gadget ini katanya seperti pisau, tergantung bagaimana menggunakannya, kalau di pakai pebisnis bisa menghasilkan omset jutaan rupiah dengan bisnis onlinenya, kalau di pakai seorang Guru bisa membuat pembelajaran online kreatif dengan konten-konten masa kini, kalau di pakai penulis dan calon penulis, maka bisa menghasilkan tulisan-tulisan menggugah semangat, inspiratif dan kreatif. Jadi tergantung siapa pemakainya.

Semoga kita bisa lebih bijak memanfaatkan teknologi masa kini ini, khususnya saat berkumpul bersama keluarga, teman dan saudara, agar yang dekat semakin dekat dan yang jauh tetap terasa dekat.

Salam literasi

#Day20AISEIWritingChallenge

Jumat, 23 Oktober 2020

Romantisme Keluarga, Kejutan-kejutan yang indah


Kejadian lucu nan romantis diawal tahun 2018, tepatnya 7 Januari 2018 pas usiaku 41 tahun. Saat itu aku pulang kerja sekitar pukul 21.30 WIB atau pukul 09.30 malam. 

Setelah memarkir motor perjuangan, aku langsung menuju ke depan pintu, tapi ada yang aneh sepertinya, koq lampu di dalam rumah semuanya mati alias gelap gulita, "Kenapa ya ?" pikirku dalam hati.
.
"Sepertinya nggak mungkin jam segini sudah pada tidur" gumamku dalam hati. Jadi curiga, jangan-jangan orang rumah (istri dan ketiga anakku) lagi mau bikin kejutan di Miladku yang ke-41 ini, karena aku selalu teringat tanggal lahir ku, istriku dan anak-anakku, jadi jarang berhasil ngerjain aku saat milad.

Dan ternyata benar, dari dalam terdengar suara bisik-bisik sepertinya sedang menyiapkan sesuatu.

Sambil mengendap-endap, aku coba intip dari jendela samping rumah yang kebetulan masih terbuka, di dalam sudah tersedia nasi kuning lengkap dengan lauk pauk dan sebatang lilin di sebelahnya untuk penerangan (karena lampu dimatikan).

Karena jendela tidak terkunci, aku masuk ke rumah lewat jendela, dengan hati-hati dan masuk tanpa suara agar tidak terdengar istri dan anak-anakku yang mau kasih kejutan ke Abinya.

Mereka ber empat terlihat masih berbisik-bisikan untuk merencanakan kejutan itu.

Dalam keheningan dan kegelapan ruang tamu itu, ku kagetkan mereka semua dengan menggebrak pintu kamar sambil teriak "BAAAAA .....". Duarrrrr (terdengar pintu yg tergebrak)...

Seketika itu pula istri dan anak-anak kaget bukan kepalang, setengah meloncat mereka teriak "astaghfirullah"

Dan suasana berubah menjadi seru dan bahagia, niatnya mau kasih kejutan, malah di kejutkan. akhirnya kamipun menikmati hidangan nasi kuning malam itu sembari merajut asa dan harapan untukku di miladku itu, semoga menjadi lebih baik memimpin keluarga kecil ini.

Romantis yang halal itu milik suami istri dan keluarganya, dan hal ini harus selalu di pupuk selamanya, bukan hanya saat penganten baru saja, tapi selamanya sampai tua bahkan harus di program sampai ke Surga nanti berkumpul bersama.

Tradisi dalam keluarga kecil kami yaitu memberikan kejutan bagi anggota keluarga yang bertepatan dengan hari-hari spesial, seperti Milad lahir, milad pernikahan dan moment pencapaian Prestasi.

Nah, moment seperti ini biar menjadi sesuatu yang special, syarat utamanya harus hafal tanggalnya. Karena salah satu ciri orang yang romantis itu adalah Hafal tanggal lahir seluruh anggota keluarganya dan inget tanggal Milad pernikahannya. Jadi bagi yang tidak ingat tanggal-tanggal di atas berarti mempunyai ciri-ciri orang yang tidak romantis. Anda termasuk yang mana ? 

#Day19AISEIWritingChallenge

Hanya 100 Ribu Harga Suaramu di Pemilu

PEMILU Si Pembuat Pilu Tahun 2024 Indonesia menggelar Pemilu Pilpres dan Pileg. Ada yang menarik untuk dibahas dan dianalisis, yaitu fenomen...