Berdirinya Bina Insan Mulia (BIM) di tahun 2002 juga mengingatkan saya akan masa-masa indah honeymoon (bulan madu) bersama istri tercinta. Karena pernikahan kami hanya berselang 3 bulan sebelum BIM berdiri, kami menikah hari ahad, 12 mei 2002, sementara notulen rapat pertama BIM tertanggal 28 juli 2002 hari ahad juga.
Pernikahan yang baru berumur jagung itu, menuntut kami (saya dan istri) untuk saling mengerti satu sama lain, apalagi kami sama-sama kerja waktu itu, jadi terkadang rasa capek sepulang kerja bisa menyulut perdebatan kecil hanya gara-gara salah bicara. Tetapi biasanya kami cepat akur kembali dan rasa sayang itu justru makin bertambah……uhuy.
Kesibukan kami setelah menikah selain kerja, juga ada beberapa taklim/pengajian yang kami ikuti, baik pengajian yang di adakan di masjid perusahaan maupun beberapa pengajian yang di adakah di masjid lain, dan biasanya acara di hari ahad.
Waktu itu kami sudah terbiasa kemana-mana berboncengan naik sepeda onthel karena belum punya sepeda motor, tapi justru menambah romantisme kami berdua. Begitu juga setiap kali kegiatan BIM yang juga sering di adakan di hari ahadpun kami tempuh dengan bersepeda.
28 juli 2002 setelah notulen pertama BIM dan menempatkan saya di posisi Sekretaris, makin menambah kesibukan saya untuk menjalankan roda organisasi lembaga ini, kami para pengurus intens melakukan rapat-rapat kerja mulai dari :
- Pembagian tugas di masing-masing perusahaan, karena pengurus BIM terdiri dari beberapa pengurus yang bekerja di beberapa perusahaan yang berbeda.
- Penggalangan dana dari para donator yang mayoritas karyawan perusahaan di kawasan manis Curug dan kawaan industri Jatake.-
- Survey ke rumah-rumah warga di sekitar lokasi sekretariat BIM untuk menentukan siapa yang berhak menerima dana bantuan beasiswa Yatim dan Dhuafa tersebut.
- Rapat lagi membahas langkah berikutnya ……
Begitulah kesibukan saya di awal di bentuknya lembaga BIM ini.
Secara struktur, istri saya tidak masuk dalam jajaran pengurus BIM, jadi praktis yang aktif di sana hanya saya, namun setiap kegiatan yang berkaitan dengan penyaluran beasiswa atau kegiatan yang melibatkan orang banyak dengan mengundang beberapa pihak yang terkait dengan acara tersebut, istri saya dan istri para pengurus yang lain ikut dilibatkan untuk membantu kelancara proses kegiatan tersebut, dan ibu-ibu biasanya spesialis bagian mempersiapkan konsumsi dan dekorasi.
Seperti peresmian BIM waktu itu di awal tahun 2003 yang mengundang 100 anak yatim dhuafa di aula kecamatan Curug yang di hadiri oleh perwakilan dari Bapak Camat kecamatan Curug, semua pengurus dan keluarga kecilnya ikut gabung dalam acara tersebut.
Kesibukan kami para pengurus menjalankan kerja-kerja sosial di lembaga ini makin terasa asyik dan menyenangkan, karena kami tidak kerja sendiri, tetapi melibatkan keluarga kami di setiap kegiatan, sehingga antar keluarga pengurus itu saling kenal dan akrab satu sama lain.
Terkadang di antara para istri pengurus merengek pengen ikut acara tertentu, sementara hasil kesepakatan, acara ini hanya di ikuti oleh pengurus dan anak-anak binaan BIM. Mengapa bisa terjadi seperti itu ? karena hampir semua pengurus adalah karyawan perusahaan yang hari liburnya hanya di hari ahad saja, otomatis semua kegiatan BIM selalu di adakan di hari libur yaitu ahad.
Istri dan anak-anak tentu berharap,libur kerja ayahnya di rumah santai bersama keluarga atau jalan-jalan melepas penatnya kesibukan kerja selama 6 hari sebelumnya, tetapi kami para pengurus harus merelakan waktu libur tersebut untuk menjalankan agenda sosial yang sudah di sepakati bersama. Karena kondisi itulah kami harus membagi waktu yang memungkinkan, kapan keluarga bisa diikut sertakan untuk membantu kegiatan BIM dan kapan tidak di ikut sertakan.
Selama perjalanan BIM 18 tahun ini, kami para pengurus bukan tidak ada masalah satu sama lain, tetapi sama saja dengan organisai yang lain, terjadi silang pendapat antar pengurus, bersitegang dan bahkan sampai berujung pengunduran diri dari salah satu pengurus, itu juga terjadi di lembaga ini, dan terjadinya bukan hanya sekali dua kali, tetapi berkali-kali.
Beruntungkami mempunyai ketua lembaga yang sangat bijaksana, Bapak Jajat Darojat yang wajahnya mirip sama Ustadz Al-Habsyi dai Palembang, ganteng, lemah lembut dan berwibawa, sehingga ketegangan di atara kami saat rapat atau berinteraksi di lembaga cepat sekali cairnya, cepat sekali baikannya, tidak pernah terbersit dendam dan sakit hati, kami saling memahami dan akhirnya kami punya prinsip seperti anak kecil :”jika terjadi permasalahan di antara para pengurus, cepat melupakannya seperti anak kecil, setelah berantem nggak berapa lama baikan lagi dan kembali fokus ke permainan”.
Tak jarang pak Jajat Darojat harus silaturahim ke rumah pengurus yang telah menyatakan mengundurkan diri, untuk mengurungkan niatnya dan kembali bersama kami, dan usaha itu tidak sia-sia, Alhamdulillah akhirnya teman-teman yang pernah melakukan itu kembali berjuang bersama kami di lembaga ini.
Namun ada juga pengurus yang akhirnya harus mengundurkan diri, meski sudah berusaha kami ajak kembali, tetapi pilihannya tetap ingin berjuang di tempat yang lain…, ya sudahlah …..berat melepasnya, tapi kami harus ikhlas. Menyikapi hal ini, kami tak bisa memaksa untuk tetap disini, karena ini memang kerja sosial yang menuntut keikhlasan dan kerelaan baik waktu, tenaga dan pikiran.
Itulah kisah cinta dan kasih sayang kami di Bina Insan Mulia, berawal dari keluarga di tambah keluarga di tambah keluarga, akhirnya menjadi beberap keluarga terlibat langsung di kerja sosial ini dan kami makin yakin bahwa kebersamaan kami selama ini telah menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang karena Allah Subhanahu wata’ala.
Kami sudah sangat mengenal karakter satu sama lain, layaknya keluarga, kami mampu meredam emosi Karena kedekatan emosi, kami sudah memahami kekurangan dan kelebihan masing-masing, sehingga bisa saling mengisi.
Kerj-kerja kami kedepan akan lebih berat lagi, karena perkembangan zaman dan teknologi yang menuntut kami para pengurus harus mengupgrade dan meng update diri agar mampu mencetak generasi-generasi yang unggul dan professional di bidangnya masin-masing, yang bertaqwa kepada Allah dan berakhlaqul karimah.
Salam Literasi
Kang Mul Jozz
#Day11ChallengeRelikabTang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar