BIM Berbagi

BIM Berbagi

Selasa, 01 Desember 2020

BERSYUKUR


1. BERSYUKUR membuat BAHAGIA
2. BEREMPATI membuat SEMANGAT
3. BERSABAR membuat TENANG
4. BERSAUDARA membuat BERHARGA
5. BERSAHABAT membuat AKRAB

Jangan mengira yang punya harta banyak, Istri cantik, suami ganteng/keren pasti bahagia.

Jangan mengira yang hanya punya sedikit harta, istri tak cantik, suami tak keren pasti hidupnya merasa sengsara ....

Jangan terbiasa memandang sesuatu  dari bungkusnya saja.

Hidup ini Memang Misteri, hanya Allah Azza wa jalla dan kitalah yg tahu tentang misteri kita ....

Mari bersyuku berlipat ganda, agar nikmat menjadi melimpah ruah mendatangi kita.


#Day27novAISEIWritingChallenge


AMAL JARIYAH

BERAMAL DAN PAHALANYA MENGALIR

Beramal dan Pahalanya mengalir sampai ke alam kubur, saat kita butuh pertolongan di alam kubur , apakah itu :
1. Ilmu yang bermanfaat.
2. Do'a anak yang Sholeh/Sholehah
3. Amal Jariyah.

Khusus untuk point nomor 3, Bim Berbagi mengajak Bapak ibu semua untuk berpartisipasi dalam program BEDAH RUMAH BIM dan di sulap menjadi :
1. Kantor Mini.
2. Aula Serbaguna.
3. Kamar mandi/WC.

Partisipasi bisa di transfer langsung ke :

BRI SYARI'AH (422) 1057463027 atas nama BIM BERBAGI
setelah transfer konfirmasi melalui WA ke nomor 0877 7036 0507 (Mas Fathur).

Terima kasih yang tak terhingga atas donasi Bapak ibu sekalian ke BIM Berbagi, semoga menjadi AMAL JARIYAH


#Day26novAISEIWritingChallenge

Minggu, 29 November 2020

MOTIVATOR RAHASIA

        Foto Mas Giman (Jaket Abu-abu) berpeci

Saat kita ikut seminar atau training, maka kita akan ketemu motivator atau trainer yang bisa membuat semangat kita membara untuk melakukan sesuatu yang positif dalam hidup kita.

Sayangnya semangat itu hanya bertahan beberapa Minggu atau mungkin malah hanya beberapa hari saja tergantung bagaimana kita menjaga momentum itu.

Tanpa kita sadari, sebenarnya ada orang-orang terdekat kita yang secara langsung atau tidak langsung telah memberikan motivasi kepada kita untuk melakukan hal positif atau menghasilkan karya nyata dalam hidup kita. Mereka bisa orang tua kita, Paman atau Pakde,  Kakak atau adik kita, atau bahkan istri dan anak-anak kita.

Begitu juga dengan saya, beberapa orang-orang terdekat telah memberikan motivasi yang luar biasa dalam hidup saya, mulai dari ibu saya yang biasa saya sebut Simbok, adalah pahlawan utama dalam hidup saya dan sebagai salah satu tanda terima kasih saya, cerita tentang Simbok ini saya tuliskan dalam buku Antologi berjudul Pahlawan dalam hidupku.

Buku Antologi Pahlawan dalam Hidupku yang saat saya menulis ini sedang dalam proses penerbitan (semoga diberikan kemudahan, Aamiin), ditulis bersama 38 Guru yang di prakarsai oleh Bu Sri atau Bunda Kanjeng dan Pak Bryan adalah kisah-kisah Nyata yang inspiratif untuk di baca karena di buku itu para penulis mengisahkan para pahlawan dalam hidup mereka.

(Tunggu ya ..... Sabar, masih proses penerbitan, nanti bisa pesan ke saya koq bukunya ......hehehe .....WA : 085210350044. Promo dikit).

Selain Simbok, tentu ada Bapak saya yang juga sangat berjasa dalam kehidupan saya, memberikan motivasi yang luar biasa kepada kami ketujuh anaknya dengan cara dan gaya khas Bapak sebagai orangtua yang bijaksana.

Keluarga kami termasuk keluarga yang masuk kategori keluarga kurang mampu, sehingga yang lulus setingkat SMA hanya saya sendiri. 2 kakak saya yang pertama dan kedua, SD saja tidak lulus, langsung merantau ke Jakarta. 4 kakak berikutnya hanya tamatan SMP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) setingkat dengan SMP.

Tetapi ada yang istimewa dengan Kakak saya yang nomor 6, meski hanya lulusan MTs, tapi kecerdasan dan pemikiran beliau setingkat dengan para Sarjana, karena hobbynya adalah membaca buku, khususnya buku-buku agama dan buku bertemakan Sosial dan sejarah Islam.

Mas Sugiman biasa saya panggil mas Giman atau Pakde Giman (buat mbahasain anak2 saya), adalah sosok penting dalam hidup saya, karena mas Giman yang membiayai sekolah SMEA saya waktu itu, bersama mbak Marti atau bude Marti kakak saya yang nomor 3 yang membayar semua biaya sekolah saya selama 3 tahun di SMEA Muhammadiyah Semin Gunungkidul.

Selain itu, sejak Pakde Giman mulai hijrah dan rutin mengikuti beberapa pengajian, cara pandang dan sikapnya mulai berubah lebih baik,  ibadah makin rajin, menjadi lebih santun dan bijaksana yang dulunya sangat temperamental.

Membantu saya bukan hanya saat saya sekolah saja, bahkan saat saya sudah berkeluarga pun masih sering memberikan bantuan baik materi maupun non materi. Yang paling sering biasanya pas saya pinjam uang di kasih dan saat pembayaran di anggap lunas alias bukan jadi pinjaman tapi jadi dana hibah, Masya Allah.

Terbaru adalah saat saya mulai masuk dunia penulisan, karena beliau hobby membaca maka saya minta pendapat beliau tentang tulisan saya, dan beginilah pendapat dan supportnya yang berhasil saya screenshot dari percakapan WA kami :
Beliau bukan hanya sebagai Kakak bagi saya, tapi juga sebagai Guru, teman, motivator dan juga terkadang donatur tak terduga bagi saya dan keluarga saya.

Karena ini sudah saya publikasikan lagi maka bukan lagi Motivator rahasia  dan cerita tentang Kakak saya ini, mungkin nanti ada episode kelanjutannya lagi.

Salam Literasi.

#Day25novAISEIWritingChallenge






Jumat, 27 November 2020

KETETER

                     Foto edit amatiran

Jika menulis sudah menjadi hobby apalagi menjadi suatu prestasi, tentu pertanyaan Terus kapan nulisnya ?  Akan di jawab dengan mudah Ya kapan saja ! Bahkan jika suatu hari belum menulis yang seharusnya di tulis, akan merasa ada sesuatu yang kurang hari ini.

Itu jika memang kita sudah punya hobby menulis atau yang sudah merasakan adanya dampak positif dari menulis, maka menulis setiap hari adalah hal yang wajib di lakukan, apapun temanya. Karena setiap peristiwa bisa menjadi tema, sekecil apapun peristiwa itu.

Nah, bagaimana dengan yang belum sampai ke tahap itu ? Bukan hobby, hanya karena sebuah tuntutan pekerjaan, atau pendukung dari pekerjaan utamanya, misalnya seorang Guru. Apakah menulis menjadi pendukung pekerjaan sebagai Guru ?

Jawabannya Ya, karena Guru aktifitasnya mengajar dan belajar, mentransfer ilmu dan meng-upgrade serta meng-ubdate ilmunya. Dan aktifitas menulis itu menjadi hal wajib dalam lingkaran ini.

Bagaimana dengan yang profesinya bukan Guru ? Kerja kantor, kerja pabrik atau pedagang ? Yang tidak ada kaitannya dengan dunia penulisan ?

Untuk yang bukan Guru, maka hobby adalah alasan utama kenapa dia menulis, tentu dengan harapan tulisannya bermanfaat untuk banyak orang, lebih bagus lagi jika memang tulisan tersebut bisa diterbitkan menjadi sebuah buku dan menjadi kenangan tersendiri bagi penulisnya.

Sibuk kerja, banyak agenda dan aktifitas harian yang melelahkankan terkadang membuat kita menunda untuk menulis, padahal sekali kita menunda maka akan mengurangi semangat menulis itu sendiri.

Yuk, jangan tunda lagi menulisnya, seberapa banyak aktifitas kita setiap hari, luangkan waktu 15 sampai 30 menit untuk menulis, toh kita bisa balas-balasan Chat di Whatsapp bisa berulang kali dan kalau di total bisa berjam-jam, belum lagi di Facebook, Instagram, Twiter dan lain-lain.

Kenapa kita tidak fokuskan untuk menulis challenge-challenge yang sudah di sepakati ?
Ingat apa yang di sampaikan Om Jay "MENULISLAH setiap hari dan buktikan apa yang terjadi"   Kalimat yang sangat memotivasi.

Dan satu lagi apa yang di katakan salah satu penulis yang juga menginspirasi saya untuk tetap menulis, kalimat itu adalah : Biarkan tulisan itu menemukan takdirnya sendiri.


Salam Literasi

#Day24novAISEIWritingChallenge




KEMBALI


Adanya kita karena di ciptakan oleh dzat yang Maha Pencipta, Dialah Allah Subhanahu wata'ala, dzat yang Maha berkehendak. Adam adalah manusia pertama yang di ciptakan-Nya, yang di utus untuk menjadi Khalifah atau pemimpin di muka bumi ini.

Kesadaran kita mengenai maksud di ciptakan-Nya manusia menjadi sangat penting, karena kesadaran itulah yang bisa membuat kita kembali ke jalan yang sudah Allah tunjukkan melalui kitab-Nya yang telah di bawa oleh para Nabi utusan Allah Subhanahu wata'ala.

Kita bisa di lahirkan dari keluarga yang berbeda-beda, baik adat istiadat, kebudayaan, suku bahkan agama. Tetapi saat kita mencari kebenaran yang sesungguhnya apa maksud dan tujuan Allah menciptakan kita berikut kewajiban-kewajiban kita sebagai hamba-Nya, niscaya jalan kebenaran itu akan kita temukan.

Saat pencarian kebenaran Firman Allah Subhanahu wata'ala tersebut, terkadang kita menemukan banyak pertanyaan dalam benak kita, dan sebenarnya jawabannya sudah tersedia semua dalam Kitab yang di turunkan-Nya.

Dalam Islam, Rasulullah Muhammad Sholallahu 'alaihi wassalam sudah mewariskan 2 hal, yang jika kita berpegang teguh kepada keduanya kita akan selamat di dunia dan akherat. 2 hal tersebut adalah Al-Qur'an dan Hadits.

Hanya saja kita sering lalai mengkaji kedua warisan Rasulullah tersebut sehingga kita sering tersesat dalam menjalani kehidupan ini.

Istilah malu bertanya sesat di jalan ternyata sangat berlaku dalam menyikapi hal ini, kita mesti banyak bertanya kepada ahli ilmu Agama , sehingga tidak tersesat dalam mengarungi kehidupan ini, karena ujung dari kehidupan ini adalah kehidupan yang kekal dan abadi di Akherat.

#Day23novASISEIWritingChallenge


Kamis, 26 November 2020

UANG JAJAN RAHASIA

              Foto Afnan saat TK

Nostalgia saat mas Afnan TK.

Mas Afnan sdh TK, dan nggak bawa uang jajan. Tapi sy kadang2 selipkan uang jajan di tasnya. 
Esoknya dia bilang :" Bi, kemarin ngasih uang di tas ya ?"

Beberapa hari sy selipkan uang jajan di tasnya, dan satu ketika sy tidak ksh uang jajan, pas dia buka tas, nggak ada uang.

Besoknya dia nanya :"Abi nggak ksh uang di tas ya ?"

Nah saat itulah saya memberikan PELAJARAN PENTING dalam hidupnya.

"Mas Afnan harus bisa menerima apapun yg terjadi, ikhlas ya, kalau pas ada uang di tas, berarti abi lagi ada uang dan mau ksh mas, tapi kalau tas kosong berarti abi lagi nggak ada uang buat mas, jadi mas harus ngerti ya !" Kata saya

Setelah itu, Alhamdulillah ada uang dia jajan, nggak ada uang di tas ya biasa saja nggak nanya apalagi protes.

Mengajari anak juga harus dg simulasi, itulah yang biasa kami lakukan kepada anak-anak kami. Alhamdulillah dengan cara itu mereka ikut berpikir bagaimana kondisi orang tua, jadi tidak ada lagi kata "pokoke, pokoke harus ada", tetapi bisa menyadari sedang dalam kondisi apa orang tua.

Sekarang mas Afnan sudah kelas 2 SD, sudah jago jualan mainan buatan dia sendiri, kreasi dari kertas, di buat pesawat-pesawatan, suricen (senjata berbentuk bintang ala ninja) dan lain-lain dan di jual ke teman-temannya. Maklum anak Melankolis cocok jadi Pengusaha,semoga.

Salam literasi .

#Day22novAISEIWritingChallenge

Selasa, 24 November 2020

BERKAH AL-QUR'AN SAAT WABAH (part 2)

                   Foto Saat Belajar Iqro

Seiring berjalannya waktu, saya terbentur dengan aktifitas menjemput nafkah dengan berjualan bakso di depan toko mainan anak-anak Holly 88 milik koh Engkian, yang buka sore hari dan tutup tengah malam. Aktifitas ini telah menghentikan kegiatan saya ngaji bersama Bapak-bapak.

Cukup lama saya meninggalkan pengajian Bapak-bapak tersebut, hampir 2 tahun saya tidak aktif di pengajian itu, ada yang hilang rasanya meninggalkan aktifitas pengajian itu, rasa sedih, rasa gundah dan ada pertanyaan yang mengiang-ngiang di telinga saya :
"Apakah kamu ridho meninggalkan pengajian belajar membaca Al-Qur'an yang sudah kamu rintis ?"......pertanyaan itu selalu menghantui dalam hati.

Padahal tugas itu belum tuntas, meski sudah ada pak Tri Wahono yang sudah mumpuni mengajar karena beliau telah lulus buku Utsmani dan telah wisuda, namun beliau butuh tandem, butuh pengajar-pengajar yang lain yang membimbing peserta baru.

Sampai akhirnya terjadi penyebaran wabah Covid 19 di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia, hal ini merusak seluruh sendi kehidupan manusia di seluruh dunia, dan hal paling terkena dampaknya adalah sektor ekonomi.

Wabah ini juga telah menyerang kondisi perekonomian keluarga saya, usaha saya kantin di sekolah tutup total karena sekolah juga tutup, usaha Bakso saya juga terdampak dan akhirnya harus saya tutup menjelang bulan Ramadhan.

Kedua anak saya yang di pesantren juga ikut di pulangkan, sehingga di rumah kontrakan 2 kamar tidur itu dihuni 6 jiwa. 1 kamar buat tidur 2 anak saya yg pertama dan kedua, 1 kamar lagi untuk 4 orang, saya, istri dan kedua anak saya yang ketiga dan keempat.

Kondisi ini justru menambah kedekatan kami sekeluarga, yang biasanya buka puasa kami hanya berempat, karena yang 2 di pesantren, kali ini personil lengkap. Setiap buka puasa dan sahur kami berenam. Di tambah lagi saat itu sedang di terapkan PSBB (Pembatasan Sosial Besar-besaran) atau karantina mandiri skala Kabupaten.

Tapi kondisi ini juga membuat kepala saya pusing tujuh keliling karena logistik atau sembako di rumah harus ada stock yang mencukupi untuk keenam personil keluarga kecil kami.

Beruntung waktu itu ada bantuan dari berbagai instansi dan perorangan yang ikut membantu program pemerintah dengan bantuan beras dan sembako setiap bulan selama kurang lebih 3 bulan. 

Sebenarnya malu menerima bantuan itu. Mestinya membantu saat kondisi Pandemi seperti ini, namun apa hendak di kata, semua usaha/bisnis berhenti tiba-tiba.

Dalam kegamangan suasana Pandemi yang makin menggila, mertua di kampung menelpon dan minta kami sekeluarga untuk balik dulu saja ke kampung.

"Udah pulang dulu aja, nggak usah khawatir di kampung mah, aman beras banyak lagi pula Mul kan mau kerja apa aja, nanti di sini bisa ngerjain apa aja" kata Emak mertua saya di ujung HP saat telponan sama istri saya.

"Iya mak, nanti bilang sama Mas Mul" jawab istri yang langsung mendiskusikan tawaran ini dengan saya.

"Gimana bi, kita pulang aja nich ke Lampung?" Istri saya mencoba merayu mengajak ke Lampung.

"Entar dulu ya mi, kita mesti pikirkan, soalnya ini pasti lama, apalagi kita ber enam, nggak enak numpang hidup sama orangtua"  saya mencoba berpikir realistis.

" iya tapi kita mau usaha apa ?" Istri saya mulai ragu dengan keadaan yang ada.

"Ya nanti Abi cari info pekerjaan kalau ada" jawab saya mencoba meyakinkan istri agar tetap sabar,

Di hari menjelang pulang ke Lampung, yang akhirnya menjadi keputusan kami karena tak kunjung ada kepastian pekerjaan atau usaha baru, tiba-tiba seorang teman kirim WA ke saya.

"Pak Mul bisa gabung di proyek saya pak, ngawasin yang kerja aja, tapi gaji harian, bisa nggak ?"  begitu WA yang di kirim teman saya yang sudah jadi kontraktor, pak Maksum namanya.

"Insya Allah siap pak" Jawab saya di WA.

Akhirnya kami nggak jadi pulang ke Lampung, saya sudah dapat pekerjaan baru untuk tetap bertahan di Tangerang.

Uang tiket atau ongkos yang di transfer Kakak saya (Mas Giman), tadinya mau saya kembalikan karena nggak jadi pulang, akhirnya saya minta ijin ke Kakak untuk jadi modal jualan sayuran sistem delivery order.

Jadi selain kerja jadi mandor proyek, pagi sebelum berangkat kerja, saya mengantar pesanan sayuran dulu ke pelanggan.

Sebelum Maghrib saya sudah sampai di rumah, jadi masih ada kesempatan untuk ngajar Iqro bapak-bapak. Dan kebetulan ada 6 peserta baru yang siap ngaji dari Iqro jilid 1.

Alhamdulillah, akhirnya bisa ngaji lagi sama Bapak-bapak, seminggu jadwal 3 kali, Senin malam, Rabu malam dan Kamis malam. Pengajian di mulai ba'da isya sekitar jam 19.45 sampai dengan 21.00 WIB.

Antusiasme pak Roni (Ketua RW), Pak Doel, Pak Darmin, Pak Arif, Pak Yudi dan Pak Dhani saat mengaji menambah semangat saya juga untuk mengajar. Jika ada salah satu peserta pengajian yang tidak hadir, pak Roni langsung japri menanyakan mengapa belum hadir.

Saat lagi semangat-semangatnya mengaji, ada saja hal yang sedikit mengganggu aktifitas ini. Rumah kontrakan jatuh tempo pembayaran, jumlahnya cukup lumayan Rp. 15 juta untuk setahun dan uang yang ada baru ada Rp. 4 juta.

Tadinya saya mau pindah rumah kontrakan saja yang bayar bulanan, namun karena beberapa pertimbangan, salah satunya masukan istri saya untuk bertahan dan nego bayar dulu aja setengah tahun.

Saya coba nego ke yang punya rumah dan di setujui, tapi harga di naikan jadi Rp. 8 juta untuk setengah tahun.

Waktu tinggal 4 hari lagi untuk pembayaran rumah, dana yang ada masih kurang Rp. 4 juta lagi. Banyak sebenarnya teman-teman yang bisa di mintain tolong untuk di pinjemin, tapi rasanya malu mau pinjem.

Saat pengajian pak RW sempat nanya :
"Gimana soal rumah pak Mul ?” tanya beliau.

"Sudah saya nego pak, bisa setengah tahun dulu tapi harga jadi Rp. 8 juta, saya baru ada Rp. 4 juta, sisanya nanti nyari lagi" jawab saya menjelaskan kondisi terkini.
"Biasanya injury time ada pertolongan Allah pak" tambah saya.

"Ya sudah gini aja, sisanya yang Rp. 4 juta saya yang nalangin dulu, nanti pak Mul bisa mulai nyicil bulan Januari atau Februari tahun depan" suara pak RW memecah keheningan di sela-sela obrolan itu.

"Masya Allah, beneran Pak RW" tanya saya setengah tidak percaya.

"Bener pak, nanti WA aja nomor rekening Pak Mul ya" pinta pak RW.

"Siap pak RW" jawab saya mantap.

Rejeki yang tidak di duga-duga datangnya darimana saja bisa lantaran siapa saja, rasa syukur kami panjatkan atas kemudahan ini.

Tidak sampai di sini, setelah beberapa hari saya bayarkan uang Rp. 8 juta ke pemilik rumah, aktifitas normal kembali, bekerja, dan mengaji sepekan 3 kali.

Saat pengajian berikutnya tiba-tiba Pak RW bilang lagi : "Begini pak Mul, uang yang Rp. 4 juta talangan dari saya itu nggak usah di bayar lagi, Bapak-bapak pengajian sepakat membayar patungan utang Pak Mul"  begitu kira-kira penjelasan pak RW.

Saya bengong tak percaya dengan apa yang di katakan pak RW, "beneran ini pak ?" Tanya saya.

"Bener Pak Mul, ini kesepakatan Bapak-bapak pengajian" Pak RW meyakinkan saya.

”Masya Allah Tabarakallah, terima kasih ya Allah, terima kasih Bapak-bapak semua, semoga Allah selalu memberikan rahmat-NYA kepada kita semua" do'a saya untuk semua jama'ah Pengajian.

Begitulah sekelumit kisah nyata yang saya alami di tengah Pandemi, bukti Keberkahan mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an. Semoga bisa menjadi semangat kita semua untuk selalu berdekatan dengan Al-Qur'an.

#Day21novAISEIWritingChallenge








Hanya 100 Ribu Harga Suaramu di Pemilu

PEMILU Si Pembuat Pilu Tahun 2024 Indonesia menggelar Pemilu Pilpres dan Pileg. Ada yang menarik untuk dibahas dan dianalisis, yaitu fenomen...